Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 05 Oktober 2015

Tajuk Rencana: Kepemilikan Senjata Harus Diperketat (Kompas)

Terulangnya kembali kasus penembakan warga di Oregon, pada 1 Oktober lalu, membuat Presiden Amerika Serikat Barack Obama berang.

Obama meminta agar Kongres meninjau kembali undang-undang tentang kepemilikan senjata api di negara itu. Penembakan di Umpqua Community College di kota kecil Roseburg, Negara Bagian Oregon, adalah penembakan warga ketujuh yang terjadi sejak Obama menjadi Presiden AS pada tahun 2009, dan ketiga yang terjadi tahun ini.

Dengan berang, Obama mengatakan, Amerika telah membuat "pilihan politik" yang mengizinkan penembakan warga seperti yang terjadi di Oregon. Ia juga mengecam Asosiasi Senapan Nasional (NRA) yang melakukan lobi-lobi politik untuk mengganjal diubahnya Undang-Undang tentang Kepemilikan Senjata di AS.

Obama menegaskan, UU tentang Kepemilikan Senjata di AS itu harus diubah. Penembakan warga tidak dapat dibiarkan terus terjadi, apalagi sampai menjadi sesuatu yang rutin. Kita sependapat dengan Obama bahwa penembakan warga itu tidak dapat terus dibiarkan. Sesuatu harus dibuat untuk mencegah orang-orang yang tidak berdosa kehilangan nyawa.

Namun, kita juga menyadari bahwa Obama tidak dapat bertindak sendiri. Seperti yang dikatakan Obama, ia harus mendapatkan dukungan dari Kongres dan para gubernur negara bagian. Repotnya, banyak anggota Kongres yang tidak mendukung upaya Obama untuk memperketat kepemilikan senjata api. Bahkan, calon presiden dari Partai Republik, Mike Huckabee, mantan Gubernur Arkansas, mengatakan, pernyataan Obama itu hanya mengeksploitasi tragedi penembakan tersebut untuk mengajukan agenda anti senjata api.

Itu sebabnya, kita juga mengerti mengapa Obama frustrasi terhadap situasi seperti itu. Padahal, yang dituntut Obama bukan pelarangan kepemilikan senjata api, melainkan hanya memperketat syarat bagi orang untuk memiliki senjata api.

Memang, dibandingkan dengan negara-negara lain, pandangan warga AS tentang senjata api berbeda. Latar belakang sejarah AS menjadikan kepemilikan senjata bagi warga diizinkan oleh Konstitusi AS. Itu sebabnya, memperketat syarat bagi orang untuk memiliki senjata di AS sulit dilakukan.

Namun, melihat banyaknya penembakan warga yang terjadi di AS, kita dapat mengerti mengapa Obama berkeras ingin melakukan sesuatu untuk mengakhirinya. Obama mengatakan, ia akan mengajak rakyat AS untuk memikirkan tentang bagaimana mereka dapat membuat pemerintah mengubah hukum-hukum itu. Selain menyelamatkan nyawa, perubahan hukum-hukum itu juga akan membiarkan anak-anak muda tumbuh.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Oktober 2015, di halaman 6 dengan judul "Kepemilikan Senjata Harus Diperketat".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger