Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 03 Oktober 2015

Tajuk Rencana: Penurunan TDL Industri (Kompas)

Pemerintah menurunkan tarif listrik industri per 1 Oktober. Langkah ini diharapkan bisa jadi stimulus bagi industri di tengah kelesuan ekonomi global (Kompas, 2/10).

Penurunan tarif dasar listrik (TDL) berlaku untuk semua kelompok tegangan. Penurunan TDL juga terjadi untuk pelanggan rumah tangga 3.500 VA-5.500 VA.

Dari sinyal yang disampaikan Presiden Joko Widodo, penurunan harga juga akan diupayakan pada BBM jenis premium dan solar. Avtur sudah lebih dulu diturunkan dalam skala terbatas, khusus di Bandara Soekarno-Hatta.

Semua itu ditujukan agar daya saing industri dan daya beli masyarakat terangkat sehingga bisa menggerakkan perekonomian secara keseluruhan. Penurunan harga BBM itu menurut rencana dilakukan sebagai bagian dari paket ekonomi ketiga yang akan diluncurkan pekan depan.

Dalam enam bulan terakhir, kita melihat pemerintah telah mengeluarkan sejumlah gebrakan kebijakan untuk menggerakkan ekonomi yang melambat. Mulai dari paket kebijakan untuk memperkuat rupiah (Maret 2015) hingga paket ekonomi pertama Mei 2015, paket kedua (September 2015) dan segera disusul paket ketiga awal pekan depan.

Paket yang keluar belakangan merupakan perluasan/penajaman dari paket sebelumnya, dengan target sasaran lebih jelas dan dampak lebih langsung ke industri dan daya beli rakyat. Paket ketiga direncanakan meliputi pula penurunan suku bunga perbankan, program padat karya untuk penyerapan tenaga kerja, restrukturisasi UKM.

Meski sifatnya sementara, kita semua berharap penurunan TDL bisa menjadi stimulus bagi industri, khususnya yang mengalami tekanan daya saing akibat melonjaknya biaya bahan baku impor akibat menguatnya dollar AS, dan akibat penurunan permintaan.

Dampak penurunan TDL bervariasi, tergantung jenis industri. Sektor padat karya seperti ritel, elektronik, alas kaki, makanan dan minuman, jamu dan kosmetik, serta tekstil dan produk tekstil (TPT), termasuk yang akan terbantu. Untuk industri TPT, komponen listrik dan BBM menyumbang hingga 30 persen biaya produksi. Industri kimia 20 persen, makanan dan minuman 5-10 persen.

Langkah penurunan TDL dimungkinkan dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) kini di bawah 50 dollar AS per barrel, turunnya inflasi, dan menguatnya dollar AS.

Untuk BBM, Peraturan Menteri ESDM sendiri mengatur penyesuaian tarif secara otomatis per bulan disesuaikan harga minyak mentah. Namun, dengan situasi ekonomi dalam negeri yang tertekan, harga diminta segera diturunkan agar industri dan daya beli masyarakat terangkat, meski sebagai konsekuensinya mungkin harus ada kompensasi bagi Pertamina agar kerugian bisa ditekan.

Akibat lesunya kinerja manufaktur dan menurunnya realisasi investasi, selama sebulan terakhir saja menurut Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi telah terjadi PHK terhadap 25.506 pekerja, dengan total yang sudah dirumahkan tahun ini sekitar 63.000 orang. Kita menunggu implementasi segera langkah-langkah gebrakan yang sudah diluncurkan pemerintah agar pelambatan ekonomi yang berkepanjangan bisa segera diakhiri.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Oktober 2015, di halaman 6 dengan judul "Penurunan TDL Industri".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger