Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 25 November 2015

Pasang Baru Listrik PLN//Internet Lamban//Kecewa Layanan//Janji Pembayaran (Surat Pembaca Kompas)

Pasang Baru Listrik PLN

Pada 2 November 2015, saya memasang baru saluran listrik PLN dengan daya 1.300 VA. Setelah mendaftar online, ternyata ada persyaratan tambahan, yakni sertifikat laik operasi yang dikeluarkan pihak ketiga, yakni Perkumpulan Perlindungan Instalasi Listrik Nasional.

Kepastian tentang syarat saya dapat setelah menghubungi sentral panggilan PLN dan kantor wilayah PLN setempat. Keduanya mengonfirmasi apa yang saya baca di situs PLN.

Untuk mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO), saya lalu menghubungi Perkumpulan Perlindungan Instalasi Listrik Nasional (PPILN). Mereka meminta gambar instalasi listrik yang harus dibuat oleh perusahaan yang memiliki sertifikasi instalasi listrik (pihak keempat). Kekecewaan saya semakin memuncak karena tidak ada standar harga jasa pembuatan gambar instalasi listrik tersebut.

Saya jadi bertanya-tanya, apakah petugas PLN tidak ada yang mampu membuat gambar instalasi sehingga harus dibuatkan pihak lain? Kenapa SLO dikeluarkan oleh PPILN dan bukan oleh PLN saja?

Saran saya, komponen biaya SLO dan gambar instalasi listrik dimasukkan ke dalam biaya pembayaran online untuk pemasangan baru. Dengan demikian, tidak ada oknum yang mempermainkan harga dan menyalahgunakannya.

HITON BAZAWI, KP WARUDOYONG, JAKARTA TIMUR


Internet Lamban

Pada 16 November 2015, saya membeli paket internet jelajah (roaming) tiga hari Telkomsel untuk kawasan Asia. Internet berjalan relatif lambat di jaringan Edge ketika saya di Shenzhen, Tiongkok. Pada 17-18 November, saat di Hongkong, sama sekali tidak ada jaringan internet walau terhubung ke provider lokal PCCW HKT dan sinyal penuh.

Sebelum ke luar negeri, saya menghubungi sentral panggilan Telkomsel 133 dan diinformasikan nomor sentral layanan yang bisa dihubungi bebas pulsa dari luar negeri: +628110000333. Dari Hongkong, saya berulang kali menghubungi nomor itu, tetapi setiap kali menelepon yang muncul di layar, "Cek kembali nomor telepon yang Anda tuju".

Keluhan saya sampaikan lewat Twitter ketika mendapatkan akses Wi-Fi. Setelah 15 menit menunggu, ada balasan dari Telkomsel yang mengatakan bahwa mereka sudah mengecek nomor telepon saya, tetapi tetap tidak mendapatkan sinyal internet. Beberapa kali saya memulai ulang (restart) ponsel, tak berubah.

Saya sangat kecewa dan berharap ada tanggung jawab dari pihak Telkomsel.

MICHAEL SIREGAR, JALAN TEBET BARAT DALAM 4K NO 6, JAKARTA SELATAN


Kecewa Layanan

Saya adalah pelanggan Garuda Indonesia. Untuk keperluan perusahaan, saya menerbangkan klien dengan Garuda. Akan tetapi, akhir-akhir ini saya kecewa dengan kebijakan Garuda.

Pertama, saat Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta terbakar, saya terkatung-katung di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, selama 22 jam. Karena tidak ada kepastian kapan terbang, saya membeli tiket baru dari maskapai lain. Garuda berjanji akan membayar kembali (refund) uang tiket 100 persen. Namun, hingga saat ini, pengembalian uang yang diurus Dwidaya Tour (agen pembelian) belum juga cair.

Selain itu, dua pekan lalu, penerbangan klien saya dari Makassar terlambat tiga jam, tetapi tak ada kompensasi berarti.

Lalu, klien saya yang terbang dari Lampung dan ingin mengubah jam terbang dua jam lebih awal harus membayar biaya administrasi yang lebih besar dari harga tiket baru.

Ketika kami berniat mengubah jalur penerbangan (reroute) dari Jakarta-Surabaya menjadi Jakarta-Malang, saya harus menambah Rp 560.000 per orang. Mahalnya biaya pengubahan jam terbang dan pengubahan rute sungguh membebani konsumen.

RONNY IRAWAN, RAFFLES HILLS CIBUBUR


Janji Pembayaran

Pada 21 Oktober 2015, saya membeli tiket Citilink penerbangan Surabaya-Denpasar untuk 29 Oktober. Pada 28 Oktober, saya menerima surat elektronik (surel) berisi pemberitahuan perubahan jadwal penerbangan. Karena tidak cocok dengan jadwal kegiatan saya, saya menelepon sentral panggilan Citilink.

Saya lalu ditawari pembayaran kembali harga tiket saya senilai Rp 2.790.709. Saya sudah memenuhi semua syarat yang diperlukan agar uang saya kembali dengan mengirim surel ke refund@citilink.co.id, sesuai informasi petugas sentral panggilan. Namun, surel saya selalu terlapor sebagai system errordan sampai sekarang masih tidak bisa dikirim (delivered).

Saya juga sudah bolak-balik menelepon sentral panggilan, tetapi jawaban berbelit-belit.

SHERLY, JALAN STASIUN 35, KEDIRI

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 November 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger