Saya tinggal di Jalan Raya Siliwangi, Kota Depok. Tepat di depan rumah saya, yaitu di Apotek Kimia Farma, ada dua lampu penerangan jalan umum yang mati sejak beberapa bulan. Akibatnya, jalan menjadi gelap di malam hari, tidak nyaman, dan rawan kejahatan.
Beberapa kali terjadi tindak kejahatan di kawasan depan rumah saya itu. Paling tidak yang saya tahu adalah dua kali terjadi percobaan perampokan di apotek saat dini hari meski berhasil digagalkan. Terakhir, pencurian kendaraan bermotor milik karyawan apotek.
Sudah tiga kali saya menyampaikan keluhan lewat telepon kepada Dinas Penerangan Jalan Umum (Dinas PJU) Kota Depok, tetapi pada 26 Oktober lalu saya dihubungi staf Dinas PJU Kota Depok, mengaku bernama Ibu Rini. Ia memberi alasan, lampu-lampu yang mati belum diganti karena stok lampu tidak tersedia. Saya terkejut ketika dengan mudahnya ia meminta saya selaku warga agar berswadaya mengadakan lampu baru.
Saya pun protes keras dan meminta agar dapat langsung berbicara dengan atasannya, tetapi ia menolak. Sebagai warga, saya merasa kecewa atas mutu pelayanan Dinas PJU Kota Depok. Ini tidak sebanding dengan saya dan para warga lainnya yang telah memenuhi kewajiban membayar tagihan listrik PLN setiap bulan, yang di dalamnya sudah termasuk pembayaran tagihan atas Pajak Penerangan Jalan.
GLENNO HENDRIK, JALAN SILIWANGI, KOTA DEPOK
Petugas Arogan
Saya peserta asuransi MediCare Lippo Insurance. Beberapa waktu lalu, saya untuk pertama kali mengantarkan langsung kuitansi pengobatan saya dan keluarga ke kantor PT Lippo Insurance di Karawaci, Tangerang, untuk mengajukan klaim.
Di depan kantor Lippo Insurance, saat akan memarkir sepeda motor, saya ditegur seorang petugas satpam yang kemudian saya tahu bernama Joko. "Kamu mau ke mana?" teriaknya.
Sambil menunjuk ke arah kantor Lippo Insurance, saya menjawab, "Saya mau ke sana."
Mungkin karena belum mengerti maksud saya, ia bertanya lagi, masih dengan berteriak, "Kamu mau ke mana?"
Saya lalu membuka kaca helm dan menjawab bahwa saya mau ke Lippo Insurance.
Mungkin karena masih penasaran, ia bertanya lagi, "Ada keperluan apa? Mau antar surat, dokumen, atau mau wawancara pekerjaan?"
Belum sempat saya jawab, ia kembali berteriak dan marah-marah, "Jangan parkir di sini, parkir di sana saja!"
Akhirnya saya buka helm dan mengatakan bahwa saya bermaksud mengajukan klaim pengobatan dan saya ingin menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Saya juga bilang, "Bapak jangan berteriak dan marah-marah begitu. Saya baru pertama kali ke sini dan saya adalah nasabah Lippo Insurance."
Saudara Joko rupanya tak senang ditegur. Dia masih terus marah-marah dan berteriak-teriak kepada saya, meski akhirnya ia mempersilakan saya parkir di depan gedung, yang sebelumnya ia larang.
Saya sangat menyesalkan tindakan petugas satpam itu, yang sangat arogan dan tidak memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah.
Saya memohon kepada pihak PT Lippo Insurance agar memberi pengetahuan tentang layanan berkualitas kepada semua petugas satpamnya, khususnya kepada Saudara Joko, agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
ACHMAD SUHENDRA, PERUM MEDANG LESTARI JALAN ASRI KENCANA 1 BLOK A4 A2, TANGERANG
Tanggapan BRI
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Saudara R Heryanto alami, seperti yang disampaikan melalui surat pembaca di harian Kompas, 27 Agustus 2015, dengan judul "Administrasi PLN Tidak Wajar".
Dapat kami informasikan bahwa pembayaran tagihan PLN di BRI dapat dilayani di beberapa fasilitas selain teller, yaitu melalui mesin ATM BRI, mesin EDC BRI, SMS Banking, dan Internet Banking BRI. Pembayaran melalui saluran tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BRI.
Sebagai bank yang terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya, BRI senantiasa menampung dan merespons keluhan nasabah demi tercapainya pelayanan yang prima dan konsisten.
Apabila terdapat pertanyaan atau saran yang ingin Anda sampaikan, Anda dapat menghubungi sentral layanan nasabah. Kami dengan senang hati siap membantu lewat layanan 24 jam CallBRI dengan nomor telepon 14017/500017/021-57987400.
HARI SIAGA AMIJARSO, CORPORATE SECRETARY PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 November 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar