Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 27 November 2015

TAJUK RENCANA: Ancaman Terorisme Makin Nyata (Kompas)

Serangan teroris yang terjadi di Lebanon, Perancis, Tunisia, Mesir, dan Libya secara beruntun mempertegas tentang semakin nyatanya bahaya terorisme.

Yang terjadi di negara-negara itu harus semakin membuka kesadaran semua pihak, setiap pemerintah dan negara di dunia ini, bahwa serangan teroris dapat terjadi di mana pun, kapan pun, dan menimpa negara mana pun, tentu termasuk Indonesia.

Ada berbagai alasan mengapa kelompok teroris, atau seorang teroris, beraksi di sebuah negara. Alasan mereka menyerang Beirut dan Paris tentu berbeda. Demikian juga alasan mengapa mereka menyerang Tunisia atau Mesir, atau Libya, berbeda pula. Akan tetapi, pada dasarnya, mereka merupakan ancaman global. Mereka merupakan ancaman terhadap kemanusiaan.

Eropa, misalnya, memiliki "tradisi" terorisme berdasarkan pada ideologi ekstrem—sebut saja Brigade Merah di Italia, Fraktion Roter Armee di Jerman, atau Action Directe di Perancis—atau kelompok regionalis-nasionalis, seperti Gerakan Basque di Spanyol, Gerakan Corsican di Perancis, dan dulu Sin Fein di Irlandia Utara. Namun, ketika belum lama ini Paris diserang sejumlah teroris yang diklaim sebagai bagian dari kelompok bersenjata, Negara Islam di Irak dan Suriah, timbul pertanyaan, apakah ini sebuah fenomena baru?

Sama halnya dengan negara-negara di Timur Tengah yang juga memiliki tradisi sendiri. Kelompok-kelompok yang muncul di kawasan ini dikategorikan sebagai kelompok agama berhaluan radikal atau kaum minoritas yang tertindas. Namun, setelah perang Afganistan, lalu jatuhnya rezim Saddam Hussein, dan kemudian badai Revolusi Musim Semi, muncul gerakan atau kelompok teroris baru, yang bahkan lebih radikal, dan kejam, yakni NIIS.

Yang menarik adalah banyak kelompok yang oleh dunia internasional dikategorikan sebagai teroris, di berbagai wilayah Timur Tengah dan Afrika, sekadar menyebut Boko Haram, yang ada di Nigeria. Bahkan, Boko Haram disebut sebagai kelompok teroris yang paling kejam di dunia.

Mengapa, khusus untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, makin banyak kelompok teroris? Paling tidak ada dua alasan. Pertama, lemahnya pemerintahan di kawasan itu dan juga, kedua, kemerosotan perekonomian.

Karena itu, perang terhadap terorisme tidak bisa dimenangi lewat perang tradisional, tetapi mesti lewat jalan politik dalam jangka panjang. Cara-cara yang dilakukan sekarang ini hanya akan meninggalkan atau menanamkan dendam dan melahirkan gelombang pembalasan. Karena itu, dibutuhkan kerja sama global untuk bersama-sama memerangi terorisme generasi baru yang kian hari kian mengancam perdamaian dunia.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 November 2015, di halaman 6 dengan judul "Ancaman Terorisme Makin Nyata".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger