Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 23 November 2015

TAJUK RENCANA: Tingkatkan Kerja Sama Intelijen (Kompas)

Dalam KTT Ke-27 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/11), Presiden Joko Widodo menegaskan, ASEAN perlu meningkatkan kerja sama intelijen.

Peningkatan kerja sama intelijen itu terutama diperlukan untuk menghadapi terorisme yang tidak lagi hanya mengancam negara-negara tertentu. Setelah Paris, Perancis, 13 November malam, teror muncul kembali di Mali, Afrika, satu pekan sesudahnya.

Pidato Jokowi itu sejalan dengan pidato Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat membuka KTT ASEAN. "Kita semua berduka. Para pelaku aksi barbar dan pengecut itu sama sekali tidak pernah mewakili ras, agama, ataupun kredo tertentu. Kita tidak boleh membiarkan mereka mengklaim begitu. Mereka tidak lebih dari para teroris yang memang harus dilawan dengan menerapkan aturan hukum yang tegas," ujar Najib.

Ia menegaskan pentingnya semua pihak mencari solusi baru untuk menghadapi ancaman ekstremisme dan terorisme. "Solusi militer saja tidak akan cukup mengalahkan mereka yang memang menginginkan perang, kematian, kekacauan, dan keputusasaan," kata Najib.

Ajakan untuk meningkatkan kerja sama intelijen di antara negara-negara ASEAN itu perlu didukung. Kita mengetahui bahwa selama ini pergerakan orang-orang di ASEAN relatif mudah.

Beberapa negara ASEAN memiliki perbatasan darat bersama. Kalaupun perbatasan itu berupa laut, letak pulau-pulau di dekat perbatasan itu terpencil sehingga pengawasan sulit dilakukan. Akibatnya, orang yang dicari di Indonesia bersembunyi di Malaysia atau Filipina. Orang yang dicari di Malaysia bersembunyi di Indonesia atau Filipina, atau juga di negara-negara ASEAN lain.

Dengan peningkatan kerja sama intelijen di antara negara-negara anggota ASEAN, hal-hal seperti itu diharapkan dapat dihindari.

Selain itu, dengan peningkatan kerja sama intelijen, diharapkan aparat keamanan tidak mencari jalan mudah dalam menanggulangi potensi teror yang mungkin terjadi, misalnya dengan mempersulit orang keluar masuk negara-negara ASEAN.

Sebab, jika itu terjadi, hal itu sama dengan menimpakan kesalahan yang dibuat oleh beberapa orang kepada semua orang, yang sama sekali tidak bersangkut paut dengan terorisme. Hal itu sengaja kita ingatkan agar orang-orang yang tidak bersangkut paut dengan terorisme tidak harus menanggung akibat dari perilaku segelintir teroris.

Sebaliknya, kita juga mengingatkan masyarakat bahwa tugas memerangi terorisme bukan hanya merupakan tugas aparat keamanan, melainkan juga tugas semua anggota masyarakat. Tentunya yang dimaksud di sini bukan dengan main hakim sendiri, melainkan dengan bekerja sama dengan aparat.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 November 2015, di halaman 6 dengan judul "Tingkatkan Kerja Sama Intelijen".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger