Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 21 Desember 2015

Audit Pembelian Lahan//Tanggapan Bank Mandiri//Diteror SMS//Pengamen yang Meresahkan (Surat Pembaca Kompas)

Audit Pembelian Lahan

Badan Pemeriksa Keuangan telah menyerahkan hasil audit investigasi pembelian lahan RS Sumber Waras, Jakarta Barat, pada 7 Desember. Dan hasilnya, seperti diberitakan, tidak jauh berbeda dari hasil audit BPK DKI.

Permasalahan utama adalah tentang ada kerugian negara versi audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Adapun versi Gubernur DKI tidak ada kerugian negara, malah Pemprov DKI untung karena membeli lahan sesuai harga nilai jual obyek pajak (NJOP) dan bukan harga pasar.

Bagi orang awam, dalam hal jual beli tanah atau bangunan sebenarnya sederhana, pasti harga jual beli mengikuti harga pasar dengan mengacu pada alamat yang tercantum dalam sertifikat. Jika ada yang menjual sesuai NJOP, pembeli diuntungkan karena harga pasar umumnya di atas NJOP.

Sebaiknya Pemprov DKI dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menguji hasil laporan audit BPK karena bisa salah, tergantung manusianya. Dan, jika Gubernur DKI merasa ada oknum auditor BPK yang tidak benar, tidak cukup hanya dilaporkan kepada Komite Etik BPK, tetapi juga harus diselesaikan secara hukum.

Dengan demikian, diperoleh kebenaran dan ke depan tidak ada lagi yang berani main-main agar tidak ada lagi berita suatu daerah yang hasil auditnya wajar tanpa pengecualian (WTP), tetapi kepala daerahnya jadi tersangka.

HARRY

Karang Tengah, Kota Tengerang, Banten

Tanggapan Bank Mandiri

Harian Kompas (14/11) memuat surat pembaca Bapak Pramu Ardiyan terkait layanan Internet Banking Bank Mandiri.

Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan dan terima kasih atas masukannya. Kami telah menyampaikan kepada Bapak Pramu bahwa Bank Mandiri masih memerlukan waktu untuk memproses penyelesaian permasalahan dan hasilnya akan disampaikan langsung pada kesempatan pertama.

Kami juga telah memblokir rekening tujuan transfer sesuai informasi yang disampaikan. Dalam komunikasi dengan Bapak Pramu (14/11), yang bersangkutan menyatakan menerima penjelasan kami dan bersedia menunggu informasi selanjutnya.

Jika ada pertanyaan atau saran lain, silakan menghubungi Customer Service 24 jam Mandiri Call 14000 atau melalui laman www.bankmandiri.co.id.

ROHAN HAFAS

Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Diteror SMS

Pada 11 Desember 2015, saya merasa diteror pesan dari layanan pesan singkat (SMS) promosi dari nomor telepon 181818. Kejengkelan memuncak karena SMS tersebut tidak bisa diblokir.

Hari itu, mulai pukul 08.09, setiap beberapa menit telepon saya berbunyi, sebagai notifikasi bahwa ada SMS masuk. Isi pesan selalu sama, yakni "Eh ada lagu sinetron Anak Jalanan dari Al Ghazali yang lagi HITS nih, yuk ambil di *123*355*3#, bisa dapetin GRATIS TELP 15 MNT jg lho. CS: 817".

Tak kurang dari lima kali saya menerima SMS tersebut. Mengetahui itu SMS yang sama, akhirnya telepon saya tutup.

Mohon kepada pejabat pemerintah yang berkepentingan agar membuat peraturan agar konsumen dapat memblokir seluruh SMS promosi yang tidak diinginkannya.

DJOKO MADURIANTO SUNARTO

Gedongkiwo MJ1/ 1015A, Mantrijeron Yogyakarta 55142

Pengamen yang Meresahkan

Jalan Raya Gaplek, Pamulang, Tangerang Selatan, termasuk jalan raya yang berlalu lintas padat. Kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi serta kondisi Jalan Ciputat arah Parung yang rusak parah membuat tak nyaman warga masyarakat yang melewati jalanan tersebut.

Tingkat ketidaknyamanan ini semakin tinggi karena sering ada pengamen bergaya "preman" di jalan tersebut. Mereka biasanya beraksi dari angkutan umum satu ke angkutan umum lain, menyanyikan lagu yang tidak jelas, dan marah-marah jika tidak diberi uang. Penampilan mereka yang lusuh, acak-acakan, membuat para penumpang merasa risi dan takut.

Sebagai pengguna angkutan umum, saya termasuk yang sangat terganggu dengan kehadiran para pengamen tersebut. Saya mengharapkan aparat yang berwenang segera menertibkan mereka. Kalau mungkin, mereka diberi pekerjaan yang layak agar hidup mereka lebih bermanfaat. Dengan demikian, Jalan Raya Gaplek dan sekitarnya menjadi lebih nyaman dilalui siapa saja.

ISTIQOMAH CH

Tajurhalang, Bogor, Jawa Barat

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Desember 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger