Pelaksanaan Asian Games 2018 adalah pertaruhan martabat dan harga diri bangsa, khususnya bagi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kepercayaan Dewan Olimpiade Asia (OCA) memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah, setelah Vietnam mengundurkan diri, seharusnya tidak disia-siakan. Perlu ada keseriusan pemerintah untuk itu.
Indonesia pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962. Kesempatan itu kini datang lagi. Akan tetapi, sebagaimana dikutip harian ini, Direktur Departemen Asian Games OCA Haider Darman memberikan kartu kuning kepada Indonesia. Renovasi sejumlah tempat tanding di Palembang dan Jakarta belum berjalan. Pembangunan wisma atlet untuk menampung 14.000 olahragawan yang seharusnya dimulai pada September 2015 mundur ke Februari 2016.
Asian Games membutuhkan anggaran besar dan organisator untuk mempersiapkan perhelatan olahraga se-Asia itu. Indonesia pernah menjadi tuan rumah turnamen olahraga internasional. Namun, realitas yang ada, kurang dari 1.000 hari menjelang pelaksanaan Asian Games, Indonesia masih berkutat dengan urusan teknis administratif dan berbagai regulasi yang menghambat persiapan Asian Games.
Apabila Indonesia gagal menjadi tuan rumah atau OCA mengalihkan penyelenggaraan Asian Games ke negara lain, ini juga merupakan tamparan bagi Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo. Dalam posisi seperti sekarang, tidak ada kata lain, Presiden Joko Widodo perlu turun tangan guna memastikan agar pembangunan tempat pertandingan dengan segala fasilitas untuk menggelar pesta olahraga terbesar di Indonesia bisa terwujud.
Perlu ada pembagian kerja antara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, serta Komite Olimpiade Indonesia dan pihak swasta. Pembagian kerja itu harus dibuat jelas dan tegas sehingga semua pihak yang terlibat tahu apa yang harus dikerjakan. Siapa yang bakal menjadi tuan rumah pembukaan dan tuan rumah penutupan juga harus dituntaskan sekarang sehingga tidak perlu terjadi persaingan antara Jakarta dan Palembang. Semua itu adalah untuk Indonesia.
Karena pertaruhannya adalah harga diri bangsa, kita dorong semua pihak bekerja untuk Indonesia. Masyarakat berharap Indonesia sukses dalam menggelar Asian Games dan sukses pula dalam prestasi. Perlu ada alokasi energi bangsa untuk memikirkan bagaimana mempersiapkan Asian Games 2018 sehingga berjalan baik dan mengharumkan nama Indonesia di panggung Asia.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Desember 2015, di halaman 6 dengan judul "Pertaruhan Martabat Bangsa".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar