Cari Blog Ini

Bidvertiser

Minggu, 06 Desember 2015

Teknisi Penipu//Uang Pelanggan Hilang//Jebakan Tagihan//Uang Pelanggan Hilang (Surat Pembaca Kompas)

Teknisi Penipu

Kamis (4/11) ada teknisi "Telkom" bernama Yudha Alfian datang menawarkan migrasi ke jaringan fiber optik. Selama ini kalau ada masalah dengan jaringan Speedy saya, Saudara Yudha yang biasanya datang memperbaiki.

Untuk migrasi ke jaringan fiber, saya kena biaya tarik kabel ditambah biaya instalasi. Biaya tarik kabel fiber sejauh 3 gawang/tiang sebesar 3 x Rp 210.000= Rp 630.000, dibayar di muka. Saya pun membayarnya dan kemudian mendapatkan tanda bukti berupa kuitansi.

Ternyata kemudian saya tahu, Telkom tidak mengenakan biaya untuk penarikan kabel. Saya baru menyadari setelah konfirmasi ke 147. Saya segera menghubungi Saudara Yudha untuk membatalkan migrasi ini dan mengembalikan uang saya.

Ternyata sampai surat ini ditulis, teknisi tersebut tidak menunjukkan itikad baik untuk mengembalikan uang yang seharusnya tidak perlu saya bayarkan. Yang bersangkutan menghilang, tidak bisa dihubungi baik melalui SMS maupun telepon.

Saya sudah melapor ke 147 maupun ke Plaza Telkom Yogyakarta, namun belum ada solusi. Semoga pengalaman ini tidak terjadi pada pelanggan lain.

AGUS FAJAR, JALAN PALAGAN KM 8, NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA 55581


Uang Pelanggan Hilang

Pada 21 Juli 2014 saya membeli ranjang pegas (spring bed) di toko online LS (Living Social). Namun, tempat tidur tersebut tidak bisa dikirim ke luar Jakarta. Menurut pihak LS, pengembalian uang (refund) senilai lebih dari Rp 2 juta hanya dapat dilakukan dalam bentuk kredit. Saya setuju karena sering berbelanja di LS.

Awal Desember 2014 LS berubah menjadi toko online Ensogo. Tanpa pemberitahuan, kredit saya dialihkan menjadi kredit Ensogo. Dengan sistem yang berbeda dari LS (dan harga barang yang umumnya lebih mahal dari online shop lain) saya bingung menggunakan dana kredit saya. Apalagi, aneka promosi dalam bentuk diskon tidak berlaku bagi pembelian menggunakan kredit.

Pada 4 November 2015, dana kredit saya Rp 2.261.350 dinyatakan kedaluwarsa (expired) tanpa peringatan. Padahal, dalam menangani masalah yang sama, LS mengingatkan lewat surat elektronik sebulan sebelumnya.

Ketika saya melalui surat elektronik meminta kebijaksanaan Ensogo, jawaban sentral layanan pelanggannya adalah: "Kredit tidak bisa digunakan lagi sesuai ketentuan yang berlaku."

Saya sangat kecewa dengan kebijakan tersebut. Uang saya yang ada di tangan mereka adalah hak saya, yang semestinya dikembalikan saat LS berubah menjadi Ensogo.

Saya sempat mencari tahu di internet dan menemukan banyak kasus ketidakpuasan pelanggan terhadap Ensogo, yang hanya bisa dihubungi lewat surat elektronik tanpa alamat dan telepon. Tampak jelas rendahnya tanggung jawab dan kepedulian Ensogo terhadap pelanggannya.

MARS CAROLINE WIBOWO, UNGARAN BARAT, KABUPATEN SEMARANG


Jebakan Tagihan

Saya adalah pemegang kartu kredit ANZ Gold dengan nomor kartu 4157-3650-8648-5976. Saya selalu membayar tagihan dan kualitas kredit saya lancar.

Namun, saya kecewa ketika di lembar tagihan selalu ada beban tagihan untuk asuransi ANZ Guard Rp 16.200. Saat saya cek kembali lembar tagihan bulan-bulan sebelumnya, ternyata tercantum juga beban biaya tagihan dengan nominal sama. Ini masih ditambah biaya keanggotaan tahunan Rp 300.000.

Kecewa dan kesal dengan tagihan aneh-aneh yang selalu muncul, saya berniat menutup kartu kredit. Pada Jumat, 13 November 2015, saya menelepon ke call center ANZ 021-27586777, disambung ke bagian penutupan kartu kredit bernama Ibu Erika. nomor laporan MC03TX3V.

Ibu Erika menanyakan mengapa saya menutup kartu kredit. Saya jawab bahwa saya tidak pernah menyetujui ikut asuransi ANZ Guard dan masalah lain adalah biaya keanggotaan.

Ia malah mengatakan, mengapa saya baru komplain sekarang, padahal tagihan tersebut sudah ada sejak Oktober 2009 (berarti sudah 6 tahun: 6 x 12 x Rp 16.220= Rp 1.166.400).

Katanya lagi, harusnya dari awal tagihan itu muncul saya langsung komplain supaya dibatalkan. Saya balik bertanya apakah ada surat perjanjian tertulis, Ibu Erika menjawab tidak tahu dan itu urusan pemasaran, bukan urusan dirinya.

Saya memang jarang memeriksa lembar tagihan karena saya sering ke proyek atau ke lapangan dan membayar total tagihan berdasarkan SMS. Saya ingatkan kepada para pemegang kartu ANZ agar lebih teliti dan hati-hati membaca lembar tagihan.

ANTONIUS BETSEN, KAVLING SEMPER, JAKARTA UTARA

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Desember 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger