Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 12 Februari 2016

TAJUK RENCANA: Anti Kemapanan di New Hampshire (Kompas)

Donald Trump menang telak di pemilihan awal di New Hampshire. Sementara Bernie Sanders mengempaskan harapan Hillary Clinton.

Meskipun kemenangan kedua tokoh ini sudah diperkirakan, pertarungan semakin menarik, khususnya di kubu Republik. Kemenangan Gubernur Ohio John Kasich, yang menempati posisi kedua setelah Trump, menyisakan kejutan. Kasich yang tidak masuk "hitungan" karena di Iowa hanya memperoleh suara kurang dari 2 persen, tetapi bisa mengalahkan kandidat yang dijagokan para pemimpin Partai Republik, Senator Ted Cruz.

Hal serupa dialami kubu Demokrat. Sosok yang diusung kalangan elite Demokrat, yaitu Hillary Clinton, tertinggal jauh dari Senator Bernie Sanders. Generasi muda dan kalangan independen Demokrat di New Hampshire yang dulu mengusung Obama, kini memberikan suaranya kepada Sanders.

Kekalahan Hillary tentu menggembirakan bagi kubu Republik. Siapa pun itu, entah Trump, Cruz, Rubio, bahkan Jeb Bush sekalipun, jika disandingkan dalam pemilu nanti dengan Sanders, merasa lebih mudah untuk menang.

Persoalannya, apa penyebab kekalahan Hillary? Sebagai kandidat perempuan, mengapa para perempuan pemilih tidak mendukungnya? Sejumlah ahli menyebutkan, penekanan isu jender, khususnya fakta bahwa Hillary merupakan kandidat perempuan presiden pertama Amerika Serikat, justru membuat kaum perempuan di New Hampshire tidak mau memilihnya.

Menurut jajak pendapat NBC, Sanders unggul 11 poin dibandingkan Hillary di antara perempuan pemilih. Untuk perempuan muda pemilih, Sanders bahkan unggul 30 poin. Faktor lainnya, isu anti kemapanan. Bagi kaum muda, Hillary identik dengan kemapanan Washington. Soal bayaran 225.000 dollar AS dari Goldman Sachs sebagai pembicara, juga memengaruhi persepsi pemilih.

Namun, perjalanan masih panjang. Negara bagian berikutnya adalah South Carolina untuk Republik dan Nevada untuk Demokrat, yang secara rasial lebih heterogen dibandingkan dengan Iowa dan New Hampshire. Tiga presiden AS, yaitu Bill Clinton, George Bush, dan Barack Obama, ketika pemilihan awal di New Hampshire menempati urutan kedua, tetapi kemudian merebut kemenangan di negara bagian lainnya.

Semakin ke selatan, kandidat Republik diperkirakan lebih cepat terkristalisasi. Para kandidat ini harus mampu mengambil hati kalangan Evangelis. Peluang Ted Cruz ataupun Trump diperkirakan lebih besar.

Bagi Demokrat, Nevada akan menjadi pertarungan yang sangat ketat dan menentukan bagi Hillary dan Sanders.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Anti Kemapanan di New Hampshire".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger