Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 13 Februari 2016

TAJUK RENCANA: Korut Usir Warga Korsel (Kompas)

Korea Utara mengusir semua warga Korea Selatan dari kawasan industri yang dikelola kedua negara di Kaesong, Korut, 10 kilometer dari perbatasan.

Pengusiran warga Korea Selatan (Korsel) itu dilakukan Pyongyang sebagai balasan atas kebijakan Seoul menghentikan dan menutup operasi Kaesong menyusul ketegangan pasca peluncuran satelit Korea Utara (Korut) yang diduga merupakan bagian dari uji coba rudal balistik Korut. Kaesong yang berada di wilayah Korut itu merupakan kawasan industri, yang dibuka pada 2005, untuk mendekatkan hubungan kedua negara yang terpecah pada tahun 1953 akibat Perang Dingin (1947-1991).

Saat ini, di Kaesong terdapat 124 perusahaan Korsel yang mempekerjakan sekitar 55.000 warga Korut. Setiap pekerja Korut menerima upah 160 dollar AS per bulan, dan dibayarkan kepada perusahaan manajemen Pemerintah Korut. Disebut-sebut, para pekerja Korut hanya memperoleh 20 persen dari upahnya.

Penutupan kawasan industri Kaesong ini bukan yang pertama kali terjadi. Peristiwa yang sama terjadi pada April 2013, juga menyusul ketegangan hubungan kedua negara akibat uji coba nuklir yang dilakukan Korut pada Februari 2013. Pada 2013 itu, kawasan industri Kaesong baru dibuka kembali lima bulan kemudian setelah ketegangan di antara kedua negara mereda. Pada 16 September 2013 pukul 08.00, sebanyak 800 pekerja Korsel melintasi perbatasan menuju Kaesong untuk bekerja kembali.

Kita berharap, seperti yang terjadi pada 2013, kawasan industri Kaesong tersebut dalam waktu tidak lama dibuka kembali. Sebab, Kaesong tidak hanya menguntungkan kedua negara secara finansial, tetapi juga merupakan proyek besar bersama menuju reunifikasi kedua Korea.

Memang ironis, satu negara yang terpecah menjadi dua karena Perang Dingin tetap terpecah walaupun Perang Dingin sudah lama berakhir. Berbeda dengan Jerman yang bersatu kembali tepat pada saat berakhirnya Perang Dingin. Penyatuan Jerman yang ditandai dirobohkannya tembok beton yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur, 3 Oktober 1990, menjadi tanda berakhirnya Perang Dingin.

Bersatunya Jerman 25 tahun lalu memang sempat memberikan harapan bahwa Korea juga akan mengikuti jejak Jerman. Namun, kenyataannya, kedua Korea itu masih sulit disatukan. Jangankan menyatukan, mendekatkannya saja sangat sulit.

Dan, persoalan Korea bukan hanya soal reunifikasi. Korut menjadi ancaman bukan hanya bagi kawasan, melainkan juga bagi dunia karena ambisi nuklirnya. Adalah tugas Indonesia, dan juga ASEAN, untuk mendekati Korut dan mengajaknya berdialog agar mau menahan diri untuk menjaga stabilitas kawasan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Korut Usir Warga Korsel".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger