Kartu nomor pokok wajib pajak saya dikeluarkan Kantor Pelayanan Pajak Menteng II, Jakarta Pusat, sejak 2008. Karena nomor induk kependudukan di NPWP masih data lama, saat mengurus pajak di KPP Cut Meutiah, petugas menyarankan saya memperbarui data dengan KTP elektronik di kantor penerbit awal NPWP.
Agak mengherankan juga, mengapa harus dilakukan di tempat asal, bukankah sistem Direktorat Pajak sudah online? Apa boleh buat, pada 29 Februari saya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Menteng II. Mendapat nomor antrean 62, saya dilayani Bapak Sdj. Ia meminta fotokopi KTP dan NPWP. KTP saya kebetulan ada fotokopinya dan NPWP asli.
Ia katakan kepada saya, mesin fotokopi beberapa hari ini tintanya habis. Ketika saya tanya, apa solusinya, ia bertanya kantor saya di mana. Saya jawab jauh, di Senayan. Ia lalu bergumam, "Berarti saya harus ke atas yang ada mesin fotokopinya", sambil seolah akan ke atas, tetapi tak jadi dan akhirnya berkata, "Bapak fotokopi dulu, nanti ke saya."
Saya tanya, "Ke mana harus fotokopi, di luar hujan. Apa layanannya memang seperti ini?"
Spontan ia berdiri dan menghardik saya dengan suara keras sehingga semua yang antre kaget. Dengan nada tinggi, ia mengatakan yang bayar pajak bukan hanya Bapak, dan sambil terus marah-marah berkas saya ia banting.
Karena tidak mau ribut, saya ambil berkas itu dan pergi. Tidak seharusnya petugas KPP berperilaku demikian. Mengapa Dirjen Pajak tidak menempatkan orang-orang yang ramah dan humanis di bagian depan, yang berhadapan langsung dengan masyarakat?
Walaupun sikap dan pribadi seperti itu mungkin hanya oknum, hal ini dapat merusak citra instansi. Akhirnya penyesuaian NIK yang seharusnya mudah, sampai sekarang tidak saya laksanakan.
RAHMAN, JL CIKINI, JAKARTA PUSAT
Telepon Bermasalah
Saya sudah bolak-balik mengalami gangguan telepon, tetapi kali ini sudah keterlaluan. Pengaduan ke 147 (nomor laporan IN2231762, IN2311441, IN2455 069, dan IN2471969) juga ke Plasa Telkom (IN2696944) tidak pernah ditanggapi.
Tidak ada satu pun petugas Telkom yang datang, sejak tanggal 5/2/2016 hingga saya menulis surat ini (1/3/2016), telepon rumah (021-65025xx) mati total.
Jika urusan pembayaran tagihan terlambat, saya kena denda. Bagaimana dengan kewajiban Telkom pada pelanggan?
HARYANTO, JL BENTENGAN VIII JAKARTA UTARA
Pemanas Air Bermasalah
Bersama ini saya ingin menyampaikan kekecewaan terhadap pemanas air elektronik merek Electrolux. Pada 4 Maret 2015, saya membeli pemanas air Electrolux tipe EWE-241AX-SW di Toko Electronic City, CBD Bintaro Sektor 7.
Tanggal 6 Maret 2015, alat dipasang di rumah dan berfungsi dengan baik. Akan tetapi, baru dipakai tujuh bulan (Oktober 2015), pemanas air sudah tidak bisa mengalirkan air panas lagi.
Pada Oktober dan November 2015, sudah empat kali teknisi Electrolux cabang Pondok Aren datang ke rumah untuk melakukan perbaikan di tempat, tetapi tidak ada hasil. Akhirnya pada 19 Desember 2015 diputuskan alat pemanas air dilepas dan dibawa teknisi untuk diperbaiki di workshop Electrolux cabang Pondok Aren.
Tanggal 10 Januari 2016, alat pemanas air itu dipasang kembali di rumah saya, tetapi ternyata ada bagian yang tidak berfungsi seperti semula. Sebelumnya jika keran air dimatikan, power alat juga mati otomatis. Namun, saat ini, kalau ingin mematikan alat, harus memutar knob temperatur di posisi off, sungguh tak praktis. Menurut catatan teknisi dalam form perbaikan, hal ini terjadi karena switch on/off alat tidak berfungsi lagi disebabkan tekanan air di rumah saya tidak cukup kuat yang menyebabkanswitch on/off tidak bisa bertahan lama.
Yang saya heran adalah begitu singkatkah (hanya 7 bulan) umur switch on/off pada pemanas air Electrolux, padahal merek ini terkenal tahan lama. Saya sudah cek, tekanan air (debit air) di rumah saya juga masih jauh lebih besar daripada persyaratan dalam spesifikasi (2 liter per menit).
Mohon tanggapan pihak Electrolux pusat (jangan yang dari Pondok Aren) mengenai hal ini.
HERU PANDU TJAHJONO, JL KUCICA 3, BINTARO JAYA SEKTOR 9, TANGERANG SELATAN
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Maret 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar