Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 25 April 2016

Suara Guru dari Kampung//Tanggapan Link Net//Kecewa Asuransi (Surat Pembaca Kompas)

Suara Guru dari Kampung

Senang bercampur gelisah menyesaki dada kami, guru-guru yang terdaftar pada Sertifikasi Guru melalui Program Pendidikan Guru 2016. Senang karena akan diakui sebagai guru profesional berikut tambahan penghasilan berupa tunjangan profesi. Gelisah karena bingung mencari uang yang biayanya melalui swadana peserta.

Sebagai guru yang telah mengabdi kepada negara selama 6, 7, 8, 9, dan bahkan 10 tahun, kami ternyata masih dianggap tidak pantas mendapat perlakuan spesial. Padahal, adik-adik angkatan kami yang mengabdi via program Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), biaya dan pondokannya dalam Pendidikan Profesi Guru, ditanggung pemerintah.

Rekan-rekan kami yang telah disertifikasi lewat program portofolio maupun Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, semua pembiayaan pendidikannya ditanggung pemerintah. Dengan durasi lebih singkat plus tambahan penghasilan. Padahal, beban dan kinerja kami relatif sama.

Apakah usaha kami bertahun-tahun sebagai pendidik dan menemani murid-murid menembus perguruan tinggi negeri favorit, belum sebanding dengan pengabdian adik-adik kami yang selama setahun mengabdi dalam program SM3T, sehingga kami harus membiayai sendiri biaya pendidikan lanjutan kami?

Penghasilan sebagian dari kami memang relatif cukup untuk membiayai kehidupan kami, tetapi tidak untuk menabung dalam jumlah besar. Belum lagi biaya ekstra yang harus kami keluarkan selama mengikuti lokakarya I yang kabarnya berlangsung 21 hari dan lokakarya II yang durasinya mungkin sama, karena kami harus menjalaninya jauh di ibu kota provinsi, Medan, sementara kampung halaman kami di Labuhan Batu.

Kami mohon Bapak Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menggratiskan biaya pendidikan lanjutan kami.

BAHSAN MARGOLANG

Guru Bahasa Inggris SMAN 3 Rantau Utara,Labuhan Batu, Sumatera Utara

Tanggapan Link Net

Menanggapi surat pembaca Bapak Ronni Ardhianto di Kompas, Rabu (30/3), ihwal kecepatan internet yang tidak sesuai paket, tim teknisi kami sudah datang dan mengganti modem lama dengan modem baru.

Saat ini, layanan internet Bapak Ronni sudah berfungsi kembali dengan normal. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

MICO F KALIKI

Division Head of Marketing Communication, PR & Branding

PT Link Net Tbk

Kecewa Asuransi

Saya peserta program PT Asuransi Multi Artha Guna (MAG) sejak Oktober 2012 untuk mobil Honda All New CRV AB-1432 CN dengan program all risk. Harapannya ada perlindungan terhadap barang yang saya asuransikan bila sewaktu-waktu terjadi musibah/risiko.

Pilihan saya jatuh pada PT Asuransi MAG karena melihat gedung kantornya di Jl Affandi Yogyakarta yang megah.

Pertengahan Februari 2013 mobil yang saya asuransikan hilang, saya melaporkan ke Polda DIY, dan hasil olah TKP adalah pencurian. Saya mengajukan klaim asuransi sesuai prosedur.

Namun, saya tidak mendapat respons yang baik dari pihak asuransi. Padahal, pencuri mobil itu sudah tertangkap dan pelaku sudah diadili dan dipidana berdasarkan Pasal 363 KUHP oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta.

Akhirnya, karena tidak ada tanggapan dari PT Asuransi MAG, saya menggugat ke Pengadilan Negeri Sleman dan saya memenangi gugatan tersebut. Pihak PT Asuransi MAG naik banding ke pengadilan tinggi, tetapi putusan pengadilan tinggi menguatkan putusan PN Sleman yang memenangi saya sebagai penggugat. Sampai dengan putusan hukum berkekuatan tetap (inkracht) di mana pihak PT Asuransi MAG harus membayar ganti rugi Rp 330 juta secara tunai kepada saya, tetapi PT Asuransi MAG tidak beritikad baik memenuhi kewajiban hukumnya. Sampai sekarang saya belum mendapatkan keadilan atas hak saya tersebut.

Jelas ini sangat menurunkan kepercayaan saya dan masyarakat terhadap perusahaan asuransi di Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak para pembaca untuk berhati-hati dalam memilih perusahaan asuransi. Jangan mudah percaya janji-janji.

ZAENUDDIN TAUCHID H

Krangkungan, Condong Catur, Depok, Sleman

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 April 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger