Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 28 Juni 2016

Membumikan Pancasila//Penjelasan JNE//Obat Kosong (Surat Pembaca Kompas)

Membumikan Pancasila

Harian Kompas (Kamis, 2/6)memberitakan, Presiden Jokowi telah manandatangani keputusan bahwa tanggal 1 Juni adalah Hari Kelahiran Pancasila dan jadi hari libur nasional.

Sayangnya, nilai-nilai Pancasila sudah semakin memudar. Mahir sekali bibir menyebut "Pancasila", namun tindakannya sangat tidak mencerminkan keluhuran nilai-nilai yang tercantum di dalamnya.

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama. Dengan demikian, penyelenggaraan empat sila berikutnya tidak boleh melenceng keluar dari koridor hakikat hidup berketuhanan. Maknanya, sebelum menetapkan kebijakan, sebelum mengucapkan ujaran, sebelum bertindak, tanyalah dulu hati nurani, Tuhan/Allah akan ridho atau tidak. Kalau nurani berbisik "Allah tidak ridho", segeralah cari alternatif lain, atau batalkan sama sekali.

Besar kemungkinan, timbulnya berbagai skandal korupsi yang menggetarkan adalah karena pelakunya: eksekutif, legislatif, yudikatif, tidak mengindahkan lagi hakikat hidup berketuhanan. Dengan demikian, membumikan kembali Pancasila secara benar mutlak dilakukan agar penyelenggaraan NKRI selanjutnya dalam ridho-Nya.

Membumikan kembali Pancasila artinya melakukan terobosan nyata, Ilahiyah, agar "sang-hati" mampu menyerap kembali berbagai kemuliaan. Tidak mempan dirayu setan, sekalipun peluang terbentang luas.

Salah satu terobosan adalah mengubah tata cara pengucapan sumpah pejabat, saksi, ilmuwan, dan sebagainya. Pertama, kitab suci untuk menyumpah harus disediakan masing-masing pengucap sumpah. Kedua, ketika mengucap sumpah, kitab suci diletakkan di atas kepala, dipegang satu tangan. Pengucapan sumpah cara ini akan mampu menggetarkan jiwa, meningkatkan iman, dan menghidupkan kembali "Ruh Pengawasan dan Pengendalian".

Terbentuklah sistem "pencegahan", preventif, berbasis pada hati-nurani sendiri, bukan paksaan dari pihak lain. Hanyalah mereka yang benar-benar sudah membatu hatinya, berani melanggar sumpah yang baru diucapkan.

Pengawasan melekat, atau pengawasan atasan, yang mandul selama ini, akan efektif kembali. Pemerintahan yang baik dan bersih, yang kita rindukan, akan terwujud setelah Pancasila kita bumikan secara benar. Berbagai infrastruktur yang dibangun akan meningkatkan kesejahteraan jika dikelola oleh mereka yang paham hidup berketuhanan.

ZAKIR B YAZID

Pensiunan PNS, Jl Karbela Timur RT 001 RW 004 Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan

Penjelasan JNE

Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Ibu Amelia dalam surat pembaca berjudul "Paket Wanprestasi", yang dimuat di Kompas (9/6).

Kami telah menanggapi permasalahan ini dengan mengunjungi Ibu Amelia untuk menjernihkan duduk permasalahan. Perlu diinformasikan bahwa permasalahan telah diselesaikan dengan saling pengertian yang baik antar-kedua belah pihak.

Untuk memberikan saran dan kritik, pelanggan dapat menghubungi petugas layanan pelanggan lewat telepon (021) 29278888 atau e-mailcustomercare@jne.co.id

HENDRIANIDA PRIMANTI

Head Of Media Relations Dept. www.jne.co.id

Obat Kosong

Menanggapi surat di Kompas (10/6) "BPJS Individu" yang disampaikan Bapak Rijanto Wiriowijoto, dengan ini kami mengucapkan terima kasih atas informasi terkait pelayanan obat di rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Setelah kasus Bapak Rijanto kami investigasi, sesuai dengan surat klarifikasi dari RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, betul memang terjadi kekosongan ketersediaan obat phenytoin periode April sampai dengan Mei 2016. Namun, dipastikan ketersediaan obat dimaksud pada bulan Juni 2016 dapat dipenuhi oleh RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.

BPJS Kesehatan terus berkoordinasi dengan RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, untuk terus mengoptimalkan ketersediaan obat agar tidak terjadi kejadian serupa. BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Timur telah memberikan penjelasan kepada Bapak Rijanto pada hari Selasa, 14 Juni 2016.

IKHSAN

Kepala Grup Komunikasi Publik dan HAL BPJS Kesehatan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Juni 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger