Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 01 Juli 2016

Masalah Sepanjang ”By-pass”//Gaji Ditahan//Membeli Jalan (Surat Pembaca Kompas)

Masalah Sepanjang "By-pass"

Setiap melintasi by-pass dari arah Plumpang ke Cempaka Putih, ada saja hal-hal yang mengganggu benak. Mulai dari Pasar Ular yang berlokasi bukan di fasilitas umum/sosial hingga separator baru di sekitar Plumpang yang membuat perjalanan warga Koja bertambah panjang.

Ada juga penyempitan jalan di depan depo Pertamina, mubazirnya lintasan di ujung jembatan Plumpang karena ditutup dan dipakai parkir polisi, serta tidak dimanfaatkannya jalur lambat Plumpang untuk kendaraan umum.

Calon penumpang bebas berdiri menunggu bus yang berhenti sekenanya di jalur cepat, dan saat hujan mereka berkerumun di bawah jembatan layang karena tak ada tempat berteduh. Metromini dan angkot berhenti berimpitan di tikungan, padahal jalur lambat kosong.

Di depan depo Pertamina, jalan inspeksi dibiarkan rusak. Padahal, bila diperbaiki, jalan ini bisa menjadi alternatif ke dan dari Kelapa Gading. Jalan itu naik, turun, sempit, dan tidak mulus, serta gelap di malam hari.

Bantaran Kali Sunter hampir tiap tahun diperindah oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta, tetapi sepanjang tahun selalu ada proyek lain yang mengacak-acak. Terhitung sejak Gubernur Fauzi Bowo taman itu sudah 5-8 kali dibongkar pasang. Sampai sekarang taman tidak sempat indah.

Semenjak air melimpas di jalan, juga dibangun saluran memanjang utara selatan menuju rumah pompa dekat Halte Transjakarta, Kelapa Gading. Guludan tanah antara sungai dan saluran ditanami rumput dan pohon pelindung. Namun, sebagian besar taman dan saluran selalu rusak berulang karena terlindas alat berat.

Terakhir, bak penampung di sebelah rumah pompa telah miring, terdapat dasar saluran yang lebih tinggi dari muka jalan di jalur lambat Plumpang, taman telantar sisa proyek tanggul, serta proyek PDAM dan serat optik yang mengacak-acak kawasan untuk kali yang kesekian.

Mengherankan juga, pohon pelindung yang ditanam adalah jenis tanaman bertajuk lebar, yaitu bungur dan flamboyan yang telah berumur 1 tahun. Tajuk bungur muda umumnya mencapai 5 meter dan dewasa bisa 15 meter, demikian juga flamboyan. Namun, bungur dan flamboyan ini ditanam dengan jarak tanam 2,5-3 meter.

Tak lama lagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal panen pohon tumbang karena berimpitan. Mengapa tidak mencontoh taman jalan menuju Bandara Halim Perdanakusuma yang sederhana, tetapi asri?

IR KRISNO PUDJONGGO

Jl Kelapa Muda, Kompleks Setneg Tugu Utara, Jakarta 14260

Gaji Ditahan

Saya bekerja di Froggy Edutography sebagai guru selama 1 tahun 3 bulan, sejak 2 Februari 2015. Tanggal 2 Mei 2015 saya menjadi karyawan kontrak dengan syarat menyerahkan ijazah terakhir. Kontrak kerja saya berakhir tanggal 2 Mei 2016.

Bulan Maret saya mendapat informasi dari Bapak Mcl, bagian HRD, bahwa saya memiliki 14 hari dan 4 jam hari libur sebagai pengganti lembur dan hak cuti. Jadi hari terakhir saya bekerja adalah 13 April 2016.

Kurang lebih 1 bulan sebelum kontrak habis, saya sudah mengirim surat pemberitahuan kepada manajemen bahwa saya akan berhenti. Dalam surat itu saya juga menanyakan prosedur pengambilan ijazah dan pembayaran kekurangan gaji saya.

Tanggal 13 April 2016, saya menghadappersonal assistant CEO Froggy Edutography untuk meminta ijazah dan gaji. Ijazah saya langsung diberikan saat itu, sedangkan gaji akan dibayarkan Juni 2016. Gaji yang belum dibayarkan adalah 75% gaji Maret 2016 dan 100% gaji April 2016.

Namun, hingga saat ini gaji saya belum dibayarkan. Saya sudah berusaha menghubungi via SMS, WA, BBM, telepon, bahkan bertemu langsung, tetapi tidak ada jawaban.

METHA ANJAR VIRATRI

Griya Suradita Indah (Korpri) Cisauk, Tangerang, 15343

Membeli Jalan

Sungguh luar biasa orang di Jakarta, bahkan jalan raya pun bisa dibeli. Di KS Tubun Raya, ada putaran (u-turn) yang dikuasai lembaga atau perusahaan. Paling tidak ada dua contoh putaran di situ.

Malam-malam di bulan Mei 2016, ada perusahaan yang membongkar trotoar pemisah jalan hanya untuk putaran mobil-mobil ekspedisi mereka.

HADI

Warga di KS Tubun Raya, Petamburan, Jakarta Pusat

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Juli 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger