Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 11 Juli 2016

TAJUK RENCANA: Amerika Serikat Tidak Terbelah (Kompas)

Lima polisi tewas ditembak oleh penembak jitu tersembunyi dari atap sebuah gedung parkir di pusat kota Dallas, Amerika Serikat, Kamis (7/7) malam.

Kelima polisi itu tewas ditembak dalam unjuk rasa warga di Dallas yang menentang pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap dua pria berkulit hitam di Minnesota dan Louisiana, pekan lalu. Unjuk rasa serupa juga berlangsung di kota-kota lain di seluruh Amerika Serikat, tetapi semua berlangsung damai.

Yang membuat penembakan di Dallas itu dianggap serius adalah karena empat dari lima polisi yang tewas ditembak itu berkulit putih, dan satu polisi lainnya keturunan Amerika Latin. Penembaknya, yang kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas, adalah pemuda berkulit hitam. Pria itu pernah bertugas sebagai tentara pada tahun 2009-2015, termasuk diberangkatkan ke Afganistan. Sempat ada kekhawatiran bahwa jika tidak ditangani secara benar, penembakan lima polisi itu akan memicu pertentangan antara warga kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat.

Itu sebabnya, pujian harus diberikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang langsung mempersingkat kunjungan luar negerinya untuk meredam akibat buruk yang mungkin muncul dari pembunuhan lima polisi di Dallas itu. Dalam keterangannya, Obama menegaskan, Amerika Serikat tidak terbelah dua sebagaimana yang dikesankan banyak orang. Obama juga membantah jika dikatakan Amerika Serikat kembali kepada kehidupan pada tahun 1960-an, di mana warga kulit hitam dan kulit putih dipisahkan.

Obama juga mengingatkan bahwa semua warga yang turun ke jalan untuk memprotes pembunuhan dua pria kulit hitam oleh polisi itu terdiri dari berbagai ras dan berbagai latar belakang, dan mereka semua marah dengan pembunuhan lima polisi itu.

Sama dengan apa yang dikatakan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Obama pun menegaskan, seluruh rakyat Amerika Serikat memiliki tugas untuk maju ke depan dan memerangi ketidakadilan, dan pada saat yang sama juga harus mendukung polisi.

Rakyat Amerika Serikat yang mengakhiri kebijakan pemisahan kulit hitam dan kulit putih lebih dari 50 tahun lalu memang telah memilih Barack Obama sebagai presiden pertama Amerika Serikat yang berkulit hitam.

Namun, yang perlu untuk selalu diingat adalah satu kesatuan di antara rakyat Amerika Serikat tidak datang dengan sendirinya, dan akan terus ada. Satu kesatuan itu perlu terus dirawat. Bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga oleh seluruh rakyat. Dari waktu ke waktu, selalu ada orang atau kelompok yang ingin memecah belah, dan menjadi tugas pemerintah dan seluruh rakyat untuk melawan orang dan kelompok seperti itu.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Juli 2016, di halaman 6 dengan judul "Amerika Serikat Tidak Terbelah".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger