Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 11 Juli 2016

Tas Plastik Berbayar//Terima Kasih Petugas Bandara//Prosedur Tilang// Menunggu Hadiah (Surat Pembaca Kompas)

Tas Plastik Berbayar

Saya prihatin dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup, yang mengharuskan pembeli di toko swalayan membayar tas plastik tempat barangnya.

Bila ingin membuat terobosan, jangan memilih cara yang gampang. Sampah plastik (keresek) dari kemasan belanjaan, hanya sebagian kecil dari sampah plastik secara khusus dan sampah lain pada umumnya. Pokok persoalan bukan di lini tengah, tetapi di hulu dan hilir. Di hilir, pemerintah tidak bisa mengelola sampah sementara kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan juga masih rendah.

Kenyataannya tas keresek juga masih terus digunakan. Di pasar tradisional, di tukang sayur, tukang roti, tukang buah, semua mengemas barang yang dibeli dengan tas keresek. Artinya, dampak kebijakan di atas jadi tidak signifikan.

Sebaliknya, di hulu, pemerintah juga harus bisa menciptakan kemasan ramah lingkungan. Tentunya KLH bisa berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membuat kemasan yang mudah terurai, murah, dan bisa diproduksi skala besar, sehingga kemudian bisa mewajibkan penggunaannya. Ini yang kemudian harus diawasi dan ditindak bila terjadi pelanggaran di hilir.

Kami sangat mendukung gerakan kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup, tetapi jangan buat peraturan yang instan dan parsial: hanya di hilir dan toko swalayan.

Bila KLH ingin membuat terobosan, tirulah Singapura yang total menegakkan peraturan, dengan berkoordinasi antardepartemen terkait, pemda, ormas, Polri, dan lain-lain. Sekalian tidak hanya menegakkan pelestarian lingkungan, tetapi juga menertibkan pelanggar lalu lintas, kriminalitas, pedagang liar, dan sebagainya.

M FATONY

Kelurahan Gedangan, Kecamatan Welahan, Jepara

Terima Kasih Petugas Bandara

Saya dari Bandara Adisutjipto Yogyakarta terbang ke Surabaya dengan Sriwijaya Air SJ-234, pada 12 Juni 2016 malam. Saya berterima kasih kepada PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara dan PT Sriwijaya Air, yang telah mengembalikan telepon genggam saya yang tercecer di area ruang tunggu Terminal B.

Begitu sadar kehilangan, saya melapor ke Avsec Bandara pukul 20.10. Pukul 20.25 saya mendapat informasi bahwa HP saya sudah berhasil dilacak. Pukul 23.45 setiba saya di Surabaya, Avsec Bandara Adisutjipto mengabarkan HP sudah ditemukan.

AFREZA ROZAK

Jl Riau Baranangsiang, Bogor

Prosedur Tilang

Pada 23 Juni 2016 saya terjaring razia di Tegal Rotan oleh anggota polisi dari Polres Tangerang Selatan (Tangsel), karena tidak memakai helm.

Saya didakwa dengan Pasal 291 UU Nomor 22 Tahun 2009. STNK disita dan saya diwajibkan menghadiri sidang di PN Tangerang Kota, 12 Juli 2016.

Tanpa penjelasan, penyidik menyuruh saya menandatangani surat pernyataan terdakwa pada lembar Tilang Nomor Register B 5741704. Isinya, antara lain, "Dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan hadir dalam persidangan dan saya bersedia menyetorkan uang titipan denda sebesar denda maksimal yang diancamkan UU LLAJ melalui bank paling lama tiga hari sebelum tanggal sidang terhitung mulai tanggal diterimanya tilang ini".

Dengan berat hati saya menolak menandatangani pernyataan itu karena saya belum paham Pasal 291, selain nama bank dan nominal denda maksimal yang tidak jelas. Demikian juga dengan tanggal pelaksanaan sidang yang masih dalam suasana Lebaran dan saya masih di kampung halaman.

Memang saya salah dan surat tilang itu merupakan wewenang penyidik. Namun, mendengar penyidik mengatakan bahwa saya akan dipersulit jika tidak tanda tangan, saya menjadi prihatin. Benarkan saya akan dipersulit?

ZUL KARYANTO

Jalan Manggar, Tangerang

Menunggu Hadiah

Saya adalah salah satu pemenang program Bakmi Mewah pada fanpageresmi Bakmi Mewah, sesuai pengumuman pada 16 Februari 2016. Menurut informasi hadiah akan diproses paling lambat tiga minggu.

Namun, setelah tiga minggu setiap saya tanyakan jawabannya diminta menunggu terus dan lama kelamaan tidak ada tanggapan. Hingga kini, sudah empat bulan berlalu. Mengapa menyelenggarakan kuis kalau hadiah tidak dikirim? Beberapa pemenang yang saya coba hubungi juga belum menerima hadiah.

WARATARUNI PRATIWI

Jalan Industri Gg XIV, Genuk, Semarang

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Juli 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger