Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 04 Agustus 2016

Bantalan dan Rel di Sumbar//Tanggapan Bukalapak//Transmisi Otomatis (Surat Pembaca Kompas)

Bantalan dan Rel di Sumbar

Jika dihitung dari tahun 1990, saat kereta api tak lagi merayap di Sumatera Barat, berarti sudah lebih dari 25 tahun rel terbengkalai.

Sudah lima periode gubernur, juga para bupati yang silih berganti bertugas di daerah lintasan kereta api. Namun, tak ada yang peduli terhadap jalur kereta api ataupun relnya. Jalur itu dibiarkan ditumbuhi semak belukar. Relnya berkarat tertimbun tanah. Sebagian bahkan sudah ditempati warga untuk mendirikan bangunan liar permanen.

Sayang sekali, pejabat sekelas gubernur dan bupati tidak ada yang peduli terhadap harta karun peninggalan Belanda tersebut. Mereka tidak tahu bahwa besi-besi tersebut adalah aset negara. Jika dirawat, bisa dijadikan sebagai saksi sejarah. Jika dijual kiloan sebagai besi tua, hasilnya bisa ratusan juta rupiah. Apalagi kalau kereta bisa jalan lagi, syukur sekali.

Untunglah, sepanjang tahun 2015, jalur itu sudah mulai dibersihkan, dirawat, serta ada bantalan dan relnya yang diganti. Ditaburi lagi dengan kerikil putih sehingga jalur kereta tersebut enak dipandang mata. Saat ini, pembersihan sudah melewati Desa Ombilin. Hampir di perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Mudah-mudahan diteruskan sampai ke Sawahlunto.

Hanya perlu diingatkan, besi-besi bekas bantalan/rel yang diganti jangan dibiarkan menumpuk di pinggir jalan raya seperti sekarang. Tidak tahu, apakah besi tersebut akan didaur ulang atau dibiarkan raib satu per satu.

Yakinlah, walaupun itu limbah, besi tua tersebut masih punya nilai jual. Hasilnya bisa diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. Negara harus memberi contoh, limbah pun bisa menghasilkan uang.

PANDU SYAIFUL

Pekanbaru, Riau

Tanggapan Bukalapak

Terkait dengan dimuatnya surat Bapak Alrianto Djunaidi berjudul "Dompet E-Dagang" di harian Kompas (Minggu, 31/7) pada rubrik Surat Pembaca, izinkanlah kami memberikan tanggapan.

Kami telah menghubungi Bapak Alrianto Djunaidi untuk memberikan penjelasan dan solusi sebagai bentuk tanggung jawab kami. Bukalapak juga telah menginvestigasi histori akun yang bersangkutan dengan kronologi berikut:

Pada 28 Mei 2016, terdapat tiga transaksi dari akun Bapak Alrianto dengan total nominal Rp 223.000.

Semula kami tidak menemukan kejanggalan atau sistem paksa pada akun Bapak Alrianto. Namun, benar bahwa nomor telepon seluler pada transaksi tanggal 28 Mei 2016 tidak pernah digunakan akun yang bersangkutan.

Yang bersangkutan menyebutkan memang ada kesamaan passworddengan akun online shop lain yang dimilikinya. Maka kami pastikan, pembajakan akun (phishing) terjadi di luar sistem.

Kami menyadari kasus pembajakan dan peretas di dunia maya sedang marak. Untuk itu, kami telah meningkatkan sistem keamanan dengan fitur Two-Factor Authentication (TFA). Fitur ini untuk mencegah jika ada penggunaan buka dompet atau pengubahan data penting dari device yang tidak dikenali.

Kami juga telah menyarankan untuk mengubah password kepada Bapak Alrianto serta berharap para pelanggan kami lainnya juga bertindak mencegah kejahatan serupa dengan menggunakansecurity guide yang sudah disediakan Bukalapak (www.bukalapak.com/security_guide).

Menjaga keamanan akun dari pembajakan merupakan tanggung jawab kita bersama.

EVI ANDARINI

Public Relations Manager Bukalapak

Transmisi Otomatis

September 2005, saya membeli Honda Jazz matic tahun 2005 di dealer Honda Pondok Indah untuk anak saya.

Beberapa saat setelah itu, transmisi mundur bermasalah. Saat transmisi dipindahkan ke posisi R, terdengar suara sangat kasar dan mobil bergetar.

Mobil saya bawa ke bengkel Honda Pondok Indah, hasil tidak optimal. Saya bolak-balik ke bengkel, tetapi masalah tetap.

Karena pindah ke Yogyakarta, mobil dibawa anak saya ke Yogyakarta dan bunyi menyeramkan itu tak pernah hilang. Setiap kali mobil berjalan mundur terdengar suara mendengung. Apabila penumpang penuh, AC mobil menyala, dan jalan menanjak, mobil tidak mau mundur.

Saya cek ke bengkel Honda Anugerah di Yogyakarta. Solusinya, ganti transmisi seharga Rp 25 juta-Rp 30 juta, belum ongkos pasang, pajak, dan lainnya. Menurut montir, transmisi matic Honda keluaran sekitar tahun itu memang bermasalah.

HERAWAN

Jl Peninggaran Barat IV,

Tanah Kusir, Jakarta 12240

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Agustus 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger