Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 29 Agustus 2016

Menarik Pulang Orang Pintar//Air Bermasalah//Gangguan Internet (Surat Pembaca Kompas)

Menarik Pulang Orang Pintar

Presiden Joko Widodo berencana menarik sejumlah orang pintar, termasuk para guru besar yang bekerja di luar negeri. Menurut informasi, ada 70-an guru besar dan delapan di antaranya sudah berkomunikasi dengan Presiden.

Presiden berharap mereka bisa berkontribusi lebih dengan mengabdikan ilmunya di Tanah Air. Para guru besar ini tersebar di sejumlah negara. Dalam hemat saya, Presiden Jokowi tidak perlu menarik pulang para guru besar itu. Pertama, jika mereka mengabdi di luar tentu alasannya kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Salah satunya tentu saja karena Indonesia tidak dapat menyediakan lapangan kerja yang layak baginya. Gaji guru besar di luar negeri dengan di dalam negeri senjang amat jauh. Alasan lain adalah soal lapangan kerja. Setelah ditarik pulang, mereka akan diberi pekerjaan apa?

Sementara para guru besar dan ilmuwan pintar di dalam negeri tidak kalah banyak. Mereka berpendidikan S-2 dan S-3, bekerja di perguruan tinggi, birokrasi pemerintah, dan LSM, tetapi dengan penghasilan yang pas-pasan.

Kedua, soal kesejahteraan. Saat ini di tengah kesulitan ekonomi di Tanah Air, mereka yang pulang akan digaji berapa? Dengan apa? Siapkah mereka mendapatkan gaji yang jauh lebih sedikit dari sebelumnya?

Kasus mantan Menteri ESDM Archandra Tahar yang ditarik dari luar negeri, diangkat jadi menteri, dan kemudian diberhentikan dengan hormat merupakan contoh yang baik. Di aspek ini status kewarganegaraan orang pintar yang akan ditarik juga harus diperhitungkan. Jangan sampai mereka yang sudah punya karier bagus di luar negeri justru menjadi "lontang-lantung" ketika balik ke Tanah Air.

Indonesia semestinya bangga punya banyak guru besar yang bisa mengajar di luar negeri. Mereka justru dapat menjadi agen atau penghubung. Masih banyak cara lain agar mereka bisa berkontribusi lebih banyak untuk Indonesia.

PAULUS MUJIRAN

Jalan Borobudur Utara, Manyaran, Semarang

Air Bermasalah

Saya berlangganan air Palyja atas nama Hilda Rifni dengan nomor rekening 000543259. Dari pertengahan tahun 2013 sampai Juni 2016, air Palyja di rumah saya keluarnya kecil.

Air hanya keluar di jam-jam tertentu, lalu mati pukul 05.00-pukul 10.00. Pukul 16.30-pukul 20.00, air mati lagi. Puncaknya Juli 2016. Sampai sekarang, air Palyja hanya keluar pukul 21.30-pukul 04.00. Itu pun hanya menetes.

Saya menghubungi call center Palyja pada 28 Juli 2016. Pihak call centermengatakan akan menghubungi tim terkait dengan proses penanganan paling lama lima hari untuk air kecil atau mati. Pihak call center juga meminta nomor telepon saya untuk up date informasi.

Pada 4 Agustus 2016, saya meneleponcall center Palyja lagi karena tidak ada tindak lanjut penanganan yang dijanjikan. Respons pihak call center sama persis seperti sebelumnya. Hanya mencoba menyampaikan ke tim terkait agar dicek ke lokasi.

Setelah menunggu lima hari, 11 Agustus 2016 saya menelepon call center Palyja untuk ketiga kalinya. Respons tetap sama, hanya membantu follow up ke petugas lapangan.

Akhirnya sampai saat ini tidak ada upaya apa pun untuk menangani masalah saya. Mana tanggung jawab Palyja?

FITRAH FAUZAN

Jelambar Baru, Jakarta Barat

Gangguan Internet

Saya bertahun-tahun berlangganan TV kabel dan internet First Media dengan nomor pelanggan 21874602. Setiap bulan terjadi gangguan, baik pada televisi maupun internet.

Saya sudah berkali-kali komplain via telepon dan katanya direkam untuk perbaikan pelayanan, tetapi kenyataannya masalah terus berlanjut.

Tanggal 10-13 Juni 2016 terjadi problem internet, saya komplain berkali-kali ke layanan pelanggan First Media via telepon, pelayanannya sangat lambat dan menjengkelkan. Setelah lelah berargumen, akhirnya internet bisa gratis untuk Juni 2016.

Ternyata, masalah internet terjadi lagi pada 23-27 Juli 2016. Saya komplain lagi berkali-kali via telepon. Saya juga minta agar bebas bayar seperti Juni 2016 karena kerusakan lebih lama. Namun, menurut layanan pelanggan, internet saya hanya rusak dua hari. Padahal, internet mulai bermasalah Sabtu (23/7) pukul 02.30 dan baru selesai setelah teknisi First Media mengecek modem dan mengganti kabel Rabu (27/7) pukul 11.45.

SYAMIADJIE

Jl H Ali, Kompleks Perdagangan, Bintaro, Jakarta 12330

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Agustus 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger