Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 29 Agustus 2016

Tetap Jaga Ibu Kota (Kompas)


Tetap Jaga Ibu Kota

Ikon komentar 0 komentar

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta akan berlangsung pada 15 Februari 2017. Namun, tahapan pilkada mulai menghangat.

Yang pasti, Pilkada Jakarta akan digelar tanpa calon dari jalur perseorangan. Isu jalur perseorangan sempat menghangatkan suhu politik Ibu Kota menyusul langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berniat maju melalui jalur perseorangan. Pengumpulan kartu tanda penduduk dilakukan sukarelawan yang menamakan diri Teman Ahok. Kabarnya, KTP yang dikumpulkan diklaim sudah lebih dari 1 juta.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Basuki batal menggunakan jalur perseorangan setelah mendapatkan dukungan dari Partai Nasdem, Golkar, dan Hanura. Dengan dukungan tiga partai politik itu, Basuki memenuhi syarat untuk bisa maju menjadi calon gubernur Jakarta.

Namun, politik tetaplah dinamis. Dalam politik tiada lawan dan kawan abadi, selain kepentingan itu sendiri. Sebelum ketiga partai itu menyerahkan dukungannya secara resmi ke KPU Jakarta, semuanya bisa berubah. Begitu juga dengan posisi PDI Perjuangan yang belum resmi akan mendukung siapa. Dinamika dalam tubuh PDI-P itu begitu tinggi, tetapi akan sangat bergantung pada keputusan politik Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. PDI-P adalah satu-satunya parpol yang bisa mengusung sendiri calonnya.

Selain Basuki, nama lain yang disebut-sebut akan maju adalah pengusaha Sandiaga Uno yang akan diusung Partai Gerindra. Yang juga didorong-dorong untuk maju adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Juga pernah disebut nama mantan Panglima Kodam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin yang dimunculkan Gerindra, tetapi kemudian redup. Begitu juga dengan nama Yusril Ihza Mahendra yang belum diketahui dari parpol mana pendukungnya.

Jakarta adalah barometer politik Indonesia. Sebagai partai pemenang Pemilu 2014, kita bisa mengerti kehati-hatian PDI-P dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam menentukan pilihan. Suara PDI-P akan sangat menentukan konstelasi politik ke depan.

Biarlah proses politik pilkada berjalan sesuai dengan tahapan yang ada. Tahapan pencalonan gubernur baru dari parpol dilangsungkan minggu kedua September. Sebelum ada keputusan parpol, sah-sah saja manuver politik dilakukan para calon. Namun, kita tetap berharap semua pihak tetap bisa menjaga situasi politik Jakarta tetap kondusif.

Pemilih Jakarta yang relatif sudah dewasa dan rasional diyakini akan tetap bisa menjaga situasi Jakarta menjelang pilkada Februari 2017 dan setelahnya. Kita pun berharap elite punya komitmen yang sama.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Agustus 2016, di halaman 6 dengan judul "Tetap Jaga Ibu Kota".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger