Tidak ada yang heran jika penegasan itu keluar dari mulut Trump, yang dikenal kurang ramah terhadap para imigran. Namun, malam harinya, Trump, kandidat presiden AS dari Partai Republik itu, menyebutkan, di Arizona, Rabu mendatang, ia akan menyampaikan pidato penting tentang imigran ilegal.
Trump menyebutkan, ia mengoreksi janjinya yang semula akan memulangkan sekitar 11 juta imigran ilegal, atau orang-orang yang tinggal secara ilegal di AS, menjadi hanya akan memulangkan imigran kriminal saja.
Perubahan sikap Trump itu diduga dilatarbelakangi oleh keinginan memperlebar basis pendukungnya dengan merangkul warga kulit hitam AS, dan warga Hispanik, imigran asal Amerika Selatan.
Sebelumnya, Trump cenderung mengambil sikap keras terhadap imigran ilegal. Hal itu dapat dilihat dari janji akan membangun tembok di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko untuk mencegah imigran masuk secara ilegal ke AS dari Meksiko. Baik itu imigran asal Meksiko maupun imigran asal negara lain, yang masuk melalui perbatasan AS-Meksiko.
Bukan hanya itu, Donald Trump pun berjanji akan melakukan verifikasi elektronik di seluruh AS untuk menghentikan imigran ilegal memperoleh keuntungan di AS. Ia juga akan membangun sistem pengawasan keluar- masuk agar imigran ilegal bisa segera diusir.
Tampaknya Trump sadar jika ia terus bersikap keras terhadap imigran ilegal, ia akan kehilangan dukungan yang mungkin akan didapatkannya dari warga kulit hitam, warga imigran Hispanik, dan warga imigran lainnya. Itu sebabnya, akhir-akhir ini, sikapnya agak melunak terhadap para imigran ilegal. Trump tidak lagi sepenuhnya anti imigran ilegal, tetapi hanya pada imigran ilegal kriminal. Dan, seperti diduga, sikapnya yang melunak terhadap imigran ilegal itu membuat marah para pendukung utamanya, yakni kaum kulit putih yang anti imigran.
Dalam urusan imigran ilegal ini, Trump perlu lebih hati-hati karena masalah itu sungguh tidak sederhana. Pendekatannya tidak hitam-putih dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masalah imigran ilegal di AS sudah berlangsung sejak lama. Dalam batas-batas tertentu, AS pun mendapatkan keuntungan dari kehadiran imigran ilegal itu. Tak heran jika pada saat ini jumlahnya mencapai 11 juta orang. Dan, menurut Pusat Hispanik Pew, tidak semua imigran ilegal masuk melalui perbatasan AS-Meksiko. Separuh dari imigran ilegal masuk AS lewat bandar udara dengan paspor resmi.
Jika memang mau mendekati warga kulit hitam, warga Hispanik, dan imigran lainnya, Trump juga perlu memikirkan cara lain yang lebih efektif.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Agustus 2016, di halaman 6 dengan judul "Donald Trump Mengoreksi Janjinya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar