Komando Strategis Amerika Serikat dalam laporannya menyebutkan, kedua rudal itu diluncurkan dari Provinsi Hwanghae Selatan, Korut, pukul 07.50 waktu setempat. Satu rudal langsung meledak sesaat setelah diluncurkan, sementara satu rudal lagi meluncur sejauh 1.000 kilometer dan mendarat di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Jepang. Tepatnya, rudal itu mendarat 250 kilometer dari garis pantai Jepang. Hingga saat ini, rudal tersebut adalah rudal Korut pertama yang tercatat dapat meluncur sejauh itu.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berang. Ia mengatakan, "Ini ancaman serius terhadap keamanan di negeri kami. Ini sudah keterlaluan. Sudah tidak dapat kami toleransi lagi."
Pada hari yang sama, PM Abe juga mengganti Menteri Pertahanan Jepang. Penunjukan Tomomi Inada sebagai menteri pertahanan yang baru menunjukkan Jepang akan bersikap lebih tegas terhadap Korut dan Tiongkok. Inada (57) yang dikenal sebagai politisi ultrakonservatif adalah perempuan kedua yang menduduki jabatan menteri pertahanan setelah Yuriko Koike, yang kini menjabat sebagai Gubernur Tokyo.
Ada dugaan uji coba dua rudal jarak menengah itu dilakukan untuk menunjukkan ketidaksukaan Korut terhadap kesepakatan yang dicapai Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk memasang sistem pertahanan udara terkini, terminal high altitude area defense (THAAD), di sejumlah lokasi di Korsel akhir tahun depan.
Kita sangat mengkhawatirkan sikap Korut dan sikap Tiongkok di Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan, yang berpotensi mendorong Jepang kembali membangun kemampuan militernya untuk melindungi keamanan wilayah dan warga negaranya. Akhir-akhir ini, baik Korut maupun Tiongkok sepertinya terus menekan Jepang hingga ke batas akhir kesabarannya. Korut dan Tiongkok seperti sudah melupakan betapa mengerikannya militerisme Jepang, 71 tahun lalu.
Itu pula sebabnya, tidak berlebih jika dikatakan, "Korut Kembali Bermain Api." Korut perlu memperhatikan kemarahan Jepang, yang dicerminkan oleh kata-kata PM Abe, bahwa Jepang sudah tidak dapat menoleransi tindakan Korut, yang melepaskan rudal jarak menengah hingga memasuki wilayah Jepang.
Kita sangat berharap Korut dan Tiongkok tidak memberi peluang berulangnya kembali sejarah. Kita sungguh tidak ingin pepatah, l'histoire se repete, atau sejarah akan berulang benar-benar akan terjadi. Jepang selama ini telah berusaha keras untuk tidak mengulang kembali sejarah kelamnya pada masa lalu. Itu sebabnya, Korut dan Tiongkok harus diingatkan dengan keras untuk tidak terus-menerus menekan Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar