Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 27 Agustus 2016

TAJUk RENCANA: Suriah dan NIIS Tidak Manusiawi (Kompas)

Laporan PBB dan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia membuktikan bahwa perang memang benar-benar tidak manusiawi, apa pun alasannya.

Menurut laporan yang disebarkan PBB, Pemerintah Suriah serta Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) menggunakan senjata kimia dalam perang pada tahun 2014 dan 2015. Mekanisme Investigasi Bersama (JIM) PBB dan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia dalam investigasi mereka menemukan bahwa senjata kimia yang mereka gunakan antara lain klorin dan gas mustard, sarin, dan gas saraf VX.

JIM mengungkapkan bahwa pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad bertanggung jawab atas dua penyerangan dengan menggunakan klorin di Idlib, Talmenes, dan Sarmin. Gas beracun warna hijau ini jika terhirup untuk jangka waktu pendek bisa memengaruhi jalan pernapasan. Akibatnya, penghirup gas ini akan mengalami sakit dada, batuk-batuk, dan merusak paru-paru. Klorin juga bisa mengakibatkan iritasi kulit dan mata.

Pasukan Suriah juga menggunakan gas sarin saat menyerang Ghouta (2013), pinggiran Damaskus. Gas sarin ditemukan pada tahun 1938 di Wuppertal-Elberfeld, Jerman, oleh para ilmuwan di IG Farben yang mencoba menciptakan pestisida lebih kuat. Senyawa ini paling beracun dari empat agen saraf G-Series yang dibuat Jerman. Senyawa ini dinamai dengan mengambil huruf dari empat penemunya, yaitu Schrader, Ambros, Gerhard Ritter, dan Van der Linde.

Senyawa ini digunakan sebagai senjata kimia karena berpotensi ekstrem menyerang saraf. Sarin diklasifikasikan sebagai senjata pemusnah massal dalam Resolusi PBB Nomor 687. Karena itu, produksi dan penimbunan sarin dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia tahun 1993.

Laporan setebal 45 halaman tersebut juga mengungkapkan tentang kekejaman yang dilakukan oleh NIIS. Mereka menyiksa orang-orang tertangkap, termasuk anak-anak. Ada yang disalib, dipenggal kepalanya di hadapan umum, diamputasi kakinya, dan dicambuk. Anak-anak pun dipenggal kepalanya.

Agustus 2013, PBB sudah mengumumkan hal yang sama. Namun, hingga kini belum ada tindakan yang pasti dan tegas terhadap para pengguna. Kini, setelah ada hasil resmi, tentu masyarakat dunia berharap bahwa PBB bertindak tegas terhadap Pemerintah Suriah dan NIIS (hampir 1.500 orang tewas karena senjata kimia). Masyarakat internasional juga harus bersama-sama menghentikan tindakan tak manusiawi lainnya yang dilakukan NIIS.

Inilah kesia-siaan perang. Perang hanya menghasilkan kebencian, dendam, perang, dan kematian sia-sia. Perang hanya menghasilkan jutaan pengungsi. Untuk memenangi perang segala cara dilakukan, termasuk cara-cara yang sangat tidak manusiawi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Agustus 2016, di halaman 6 dengan judul "Suriah dan NIIS Tidak Manusiawi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger