Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 08 September 2016

Toba Tujuan Wisata Dunia//Respons Buruk//Wanprestasi (Surat Pembaca Kompas)

Toba Tujuan Wisata Dunia

Pada Juli 2013 dioperasikan jalan tol di atas laut di Bali: Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sepanjang 12,7 kilometer. Dengan biaya pembangunan Rp 2,48 triliun, jalan tol dibangun untuk penyelenggaraan konferensi forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik, Oktober 2013.

Pemerintah kolonial Belanda, melihat keindahan Danau Toba, membangun Bandara Sibisa di Parapat. Setelah 75 tahun tidak berfungsi, bandara kini direnovasi agar dapat didarati pesawat berbadan besar.

Di zaman Belanda, popularitas Danau Toba dan Bali setara. Pangeran Bernhard dari Belanda, suami Ratu Juliana, mengunjungi danau ini 40 tahun lalu. Ia begitu kagum akan keindahannya sehingga Danau Toba ia juluki Taman Eden. Melihat potensi Danau Toba, Presiden Joko Widodo ingin menjadikannya tujuan wisata kelas dunia.

Sejak Maret 2016, Garuda membuka penerbangan langsung Jakarta-Silangit-Jakarta. Terobosan dilakukan pemerintah untuk menggerakkan perekonomian daerah ini. Juga direncanakan pembangunan kawasan pariwisata dekat Dolok Sanggul—menghadap Pulau Samosir—di perbukitan dengan areal seluas 400 hektar.

Dengan dibangunnya Jalan Tol Trans-Sumatra dan Tol Kualanamu-Parapat, perekonomian akan tumbuh cepat di Sumatera Utara. Presiden Joko Widodo dan rombongan hadir di perayaan 17 Agustus 2016 di Parapat. Ia juga mengunjungi Pulau Samosir. Selama 71 tahun RI merdeka, baru satu presiden peduli dan membangun wilayah ini.

Pencemaran Danau Toba dan kegiatan merusak lingkungan harus dihentikan agar Danau Toba kembali memesona. Upaya mengejar status Taman Bumi Global UNESCO untuk Danau Toba dan rencana Badan Otoritas Danau Toba agar menjadi tujuan wisata kelas dunia harus dipadukan, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus merawat warisan budaya leluhur.

ARIFIN PASARIBU, KOMPLEKS PT HII, KELAPA GADING TIMUR, JAKARTA UTARA

Respons Buruk

Kartu BCA saya terblokir pada 10 Agustus 2016. Sebelumnya, pada 5 Agustus 2016, saya menghubungi Call Center BCA untuk menyelesaikan utang piutang saya. Petugas mengatakan, laporan sudah dibuat dan saya akan dihubungi secepatnya.

Tak kunjung dihubungi, saya menelepon bagian kartu kredit BCA, mencari Pak Leo yang menangani masalah saya. Dua kali menelepon, Pak Leo tak bisa dihubungi. Petugas lain menyarankan agar saya meninggalkan nomor telepon dan akan dihubungi segera. Saya belum dihubungi.

Pada 16 Agustus 2016 saya telepon Call Center BCA lagi. Petugas mengatakan akan dibuatkan laporan lagi dan saya akan dihubungi petugas BCA. Saya menyesalkan bertele-telenya urusan ini karena ada penagih utang yang terus mengancam. Namun, itikad baik menyelesaikan malah dipersulit.

HAERUL SANTOSA, JALAN A YANI GANG KARET, TANAH SAREAL, BOGOR

Wanprestasi

Juli 2014 kami memesan rumah di Grand Depok City, Depok, dikelola PT Dinamika Alam Sejahtera (DAS) Property. Keputusan itu kami ambil karena melihat pengembang mengelola kawasan perumahan yang luas dan tampak meyakinkan. Iklan dan promosi mereka cukup bombastis dengan tawaran wisata ke Hongkong dan hadiah mobil.

Namun, setelah menandatangani jual beli dan menyetorkan uang pemesanan, uang muka dan cicilan secara autodebit melalui Bank Mandiri, timbul gelagat tidak baik dari manajemen. Waktu setahun yang dijanjikan untuk serah terima rumah tidak terlaksana. Rumah belum siap huni, tetapi mereka gencar meminta pelunasan kepada konsumen, padahal kewajiban belum diselesaikan. Denda keterlambatan pembangunan yang harus dibayarkan kepada konsumen sesuai peraturan Perjanjian Pengikatan Jual Beli mereka, hanya sekitar Rp 1 juta untuk keterlambatan pembangunan lebih dari 6 bulan.

Pembangunan rumah saya terkatung-katung selama 2 tahun lebih. Janji wisata ke Hongkong tak pernah terealisasi, bahkan mereka menyegel, menggembok, dan menghentikan penyelesaian rumah. Padahal, harga rumah sudah kami bayar 95 persen.

Persoalan telah kami sampaikan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Saya janda usia 74 tahun, dan masih kena penipuan terselubung.

SRI HARTATI SOERIPTO HADIWIYONO, JALAN TERONG, DEPOK UTARA, DEPOK

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 September 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger