Bapak Jokowi, presiden kami yang baik hati, dengan ini kami memberanikan diri untuk mengusulkan beberapa hal tentang berbagai masalah di daerah yang barangkali dapat menjadi bahan pertimbangan Bapak sebagai Presiden Republik Indonesia.
Pertama-tama, saya ingin mengusulkan relokasi jalan di Desa Cijambe Km 9,1, yaitu Jalan Subang-Jalan Cagak. Di Km 9,1 tersebut, terakhir ada dua truk berisi air mineral kemasan yang tergelincir sampai terbalik karena belokan jalan itu terlalu tajam. Kejadiannya belum sampai sebulan, yaitu pada 18 dan 19 September 2016.
Kami mengusulkan dilakukan relokasi ke arah barat disertai pelebaran jalan. Dengan demikian, di lokasi tersebut dapat dibuat dua lajur yang dibatasi median sejauh lebih kurang 100 meter. Selain itu, juga ada beberapa tiang listrik/PJU yang sudah lama rusak, tetapi tidak diperbaiki di lokasi tersebut sehingga gelap pada malam hari.
Saya juga prihatin dengan program penyediaan air bersih di perdesaan, yang tersebar di beberapa desa. Yang saya amati dalam pelaksanaan di lapangan banyak yang airnya asal mengalir, tetapi sebenarnya kurang memenuhi persyaratan teknik plumbing. Adakah pengendalian/pengawasan dari pemerintah dalam pelaksanaannya?
Hal lain yang juga ingin saya sampaikan kepada Bapak Presiden, sehubungan dengan kurang disiplinnya masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Menurut saya, sudah waktunya diadakan Gerakan Kebersihan Nasional (GKN) yang diselenggarakan secara massal, antara lain oleh instansi pemerintah, TNI, polisi, perusahaan swasta, dan seluruh lapisan masyarakat.
Acara bisa diselenggarakan setiap Jumat pukul 07.00-09.00 di seluruh Indonesia. Termasuk di dalamnya mengelola kebersihan jalan, sungai, dan kebun. Hal itu diperlukan karena sampah banyak berserakan di mana-mana, bahkan sampah sudah biasa dibuang ke sungai. GKN ini diselenggarakan sepanjang tahun, dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan terkoordinasi.
Dengan berfungsinya Jalan Tol Cipali, sudah saatnya jalan raya antara Subang dan Bandung diperlebar, terutama bahu jalan dan saluran pinggirnya perlu disempurnakan. Hal ini untuk memperlancar perjalanan karena volume kendaraan semakin padat sekarang.
Demikian usulan ini kami sampaikan. Terima kasih atas segala perhatian Bapak Jokowi, presiden kami.
IR SOEDJANA WIRAKOESUMAH
KP Pintu RT 021 RW 001 Desa Cijambe, Kabupaten Subang
Terima Kasih Transjakarta
Saya adalah pengguna kendaraan umum, angkot, ataupun bus. Kehadiran transjakarta melegakan karena ber-AC, teratur, dan punya jalur khusus.
Memang ada beberapa kekurangan, seperti penumpang menumpuk di halte pada jam sibuk dan bus penuh sesak. Namun, dalam 2-3 tahun terakhir, ternyata rute dan jumlah bus makin banyak. Ada kepastian penumpang akan terangkut.
Hal lain yang menarik, ternyata bus transjakarta berhasil mengedukasi masyarakat untuk tertib. Berhenti hanya di halte, keluar masuk bus lebih teratur, dan mendahulukan penumpang yang turun.
Pernah suatu hari, saya mendengar seorang penumpang minta turun di luar halte karena cukup lama berhenti akibat antre di lintasan rel KA. Namun, pengemudi bus tegas menolak.
Penumpang juga belajar memberikan kursi kepada wanita hamil, penumpang dengan anak kecil, penyandang disabilitas, dan para lanjut usia. Saya yang sudah berumur pun selalu dipersilakan duduk.
NANI SUKASEDIATI
Rambutan RT 001 RW 003, Utankayu Utara, Jakarta Timur
Kurang Layak
Tempat tinggal saya di sekitar Sekolah Dasar Negeri 11 Pagi Pondok Bambu, Jakarta Timur. Kondisi sekolah ini memprihatinkan karena banyak meja dan kursi yang rusak, pintu yang lepas, dan langit-langit kelas yang harus ditopang kayu agar tidak roboh.
Hal ini membuat orangtua siswa khawatir akan keselamatan putra-putrinya. Oleh karena itu, saya mohon perhatian Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta turun tangan memperbaiki.
BELLA AZZAHRA
Pondok Bambu, Jakarta Timur 13430
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Oktober 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar