Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 19 Oktober 2016

TAJUK RENCANA: Memacu Penurunan Kemiskinan (Kompas)

Dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla mencatat kemajuan bidang infrastruktur, tetapi isu pemerataan perlu perhatian.

Perhatian pemerintah pada pembangunan infrastruktur tampak dari pengawasan langsung oleh Presiden pada sejumlah proyek infrastruktur. Terakhir adalah peresmian enam proyek infrastruktur listrik di Papua.

Sementara program infrastruktur menunjukkan kemajuan, hasil upaya pengurangan jumlah orang miskin dan ketimpangan kemakmuran belum menggembirakan.

Jumlah orang miskin per September 2015 bertambah 780.000 jiwa menjadi 28,51 juta jiwa. Pada Maret 2016, jumlah orang miskin berkurang 500.000 jiwa, menjadi 28,01 juta orang atau 10,86 persen dari total penduduk. Meski menurun, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan memburuk, terutama di perdesaan. Sementara rasio gini yang menggambarkan pemerataan kemakmuran sedikit membaik pada 2015, yaitu menjadi 0,40 dari 0,413 pada 2013.

Pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah orang miskin. Bentuknya, antara lain, subsidi beras, Program Keluarga Harapan berupa pemberian uang tunai dikaitkan dengan kewajiban memeriksakan diri ke layanan kesehatan bagi ibu hamil dan wajib bersekolah bagi anak, serta subsidi kesehatan dan pendidikan.

Membangun infrastruktur, terutama di daerah pinggiran, bertujuan menurunkan ketimpangan pembangunan Jawa dan luar Jawa dengan dampak jangka panjang turunnya tingkat kemiskinan.

Di tengah berbagai upaya itu, data BPS memperlihatkan penurunan jumlah pekerja pertanian dan petani gurem serta penurunan jumlah pekerja sektor industri. Pada sisi lain, jumlah yang bekerja di sektor perdagangan naik. Hal ini mengindikasikan mereka yang terlempar dari pertanian akibat mekanisasi atau terlalu gurem dan terkena pemutusan hubungan kerja di sektor industri, memasuki sektor perdagangan. Meskipun mereka bekerja, untuk entas dari kemiskinan harus tersedia pekerjaan berkualitas dan berkelanjutan yang menjamin kepastian.

Dalam konteks itu, pemerintah perlu sungguh-sungguh mendorong kembali industrialisasi untuk memacu penurunan kemiskinan. Selain mengompensasi penurunan pendapatan negara akibat lemahnya harga komoditas dan migas, industrialisasi menciptakan lapangan kerja berkualitas bagi angkatan kerja yang bertambah tiap tahun.

Kemiskinan terdalam dan terparah ada di perdesaan yang lekat dengan pertanian. Membangun infrastruktur desa, mengembangkan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi, dan memberi nilai tambah melalui kegiatan pasca panen dan industri pengolahan akan cepat menurunkan kemiskinan dan ketimpangan kemakmuran serta mengurangi tekanan pada kota akibat urbanisasi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Oktober 2016, di halaman 6 dengan judul "Memacu Penurunan Kemiskinan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger