Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 03 Oktober 2016

TAJUK RENCANA: Presiden Duterte Perlu Lebih Peka (Kompas)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte perlu lebih peka ketika membela kebijakan perang melawan narkoba yang tengah dijalankannya.

Jumat (30/9), Duterte menyamakan dirinya dengan pemimpin Nazi, Jerman, Adolf Hitler yang telah membunuh jutaan warga Yahudi di Eropa. Ia mengatakan, ada 3 juta pengguna dan pengedar narkoba di Filipina dan ia "akan gembira" membasmi mereka.

Sejak menduduki jabatan Presiden Filipina, 30 Juni lalu, Duterte menjalankan kebijakan yang sangat keras terhadap pengguna dan pengedar narkoba serta orang-orang yang melindungi dan mengambil keuntungan dari mereka. Yang disesali banyak orang, upaya membasmi pengguna dan pengedar narkoba di Filipina itu dilakukan di luar proses peradilan. Dalam waktu tiga bulan, lebih dari 3.100 orang terbunuh dalam operasi pengejaran polisi dan perang antargeng.

"Korban-korban yang jatuh adalah penjahat. Saya membasminya untuk mengakhiri persoalan yang dihadapi negara saya dan menyelamatkan generasi penerus dari kemusnahan," kata Duterte.

Kritik dunia internasional terhadap perang melawan narkoba yang diterapkannya dianggap Duterte sebagai angin lalu. Korban tewas terus berjatuhan di Filipina. Menurut Duterte, pengkritik menyebut dirinya sebagai sepupu Hitler.

Menjawab kritik itu, Presiden Duterte malah menyamakan dirinya dengan Hitler yang membasmi warga Yahudi di Eropa. Tentu saja pernyataan Presiden Duterte itu mengejutkan dan membuat berang kelompok-kelompok Yahudi di Amerika Serikat. Oleh karena, hal itu seperti menyamakan warga Yahudi yang dibunuh Hitler dengan penjahat narkoba yang perlu dibasmi.

Duterte gagal paham bahwa yang dilakukan Hitler itu adalah kejahatan atas kemanusiaan dan tidak boleh dibanggakan. Dengan bangga, ia mengatakan, "Jika Jerman memiliki Hitler, dan Filipina akan memiliki…." Ia menghentikan ucapannya sejenak dan menunjuk dirinya.

Perang melawan narkoba memang mutlak dilakukan karena akan menghancurkan bangsa. Akan tetapi, perang melawan narkoba itu harus dilakukan melalui proses peradilan dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Jika Duterte berkilah bahwa semua kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukannya saat ini adalah untuk menyelamatkan generasi penerus, kita bertanya-tanya, generasi penerus seperti apa yang ingin diciptakannya?

Duterte perlu diingatkan bahwa yang diperanginya adalah manusia, warga Filipina, dan bukan patung, ataupun benda mati. Itu sebabnya, cara memeranginya harus dilakukan secara manusiawi dan melalui proses peradilan. Bukan main bunuh seperti yang dilakukan Presiden Duterte pada saat ini.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Oktober 2016, di halaman 6 dengan judul "Presiden Duterte Perlu Lebih Peka".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger