Mencermati apa yang terjadi akhir-akhir ini, rasa miris menyelimuti hati. Hiruk-pikuk pilkada, isu penistaan agama, demonstrasi, dan pernyataan elite sambung-menyambung menjadi berita yang tidak habis-habisnya di media. Rangkaian peristiwa ini membangkitkan emosi dan mengalahkan akal sehat untuk menyelesaikannya.
Banyak pernyataan tokoh politik dan agama yang malah membelah masyarakat, mengaburkan substansi persoalan, bahkan memperkeruh suasana. Sangat disayangkan, kondisi keamanan yang sudah kondusif, untuk mendukung peningkatan ekonomi dan peringkat Indonesia sebagai tujuan investasi bagi investor asing, kembali ke titik nol.
Sebagai warga negara, saya mendambakan suasana sejuk dan damai, tanpa takut dalam menjalani aktivitas, termasuk menentukan pilihan saat pilkada serentak tahun 2017. Kalaupun ada persoalan hukum yang harus diselesaikan, itu adalah tugas aparat penegak hukum. Pengadilan melalui demo jelas bertentangan dengan hukum, apalagi dengan memaksakan kehendak. Provokator, penyebar fitnah, ataupun korban harus diperlakukan sama di muka hukum.
Bagi para calon pemimpin, menjadi tugas dan tanggung jawab mereka untuk menciptakan ketenangan, baik melalui komunikasi politik maupun dalam menawarkan program kerja kepada masyarakat. Hendaknya, para kandidat tidak terprovokasi melakukan kampanye hitam dengan memperalat isu suku, agama, ras, dan antargolongan.
Bangsa kita memang lambat mencermati perkembangan politik dunia modern. Sebagai contoh pertama, Sadiq Khan adalah Wali Kota London, Inggris, dan yang kedua adalah Ahmed Aboutaleb, Wali Kota Rotterdam, Belanda. Mereka memenangi hati warga London dan Rotterdam dengan cara yang cerdas dan program kerja yang memikat. Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap warga tanpa membedakan asal-usul atau hal lainnya.
Marilah, kita menyadari bahwa keberagaman di Tanah Air tercinta adalah anugerah Tuhan dan oleh karena itu harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. Setiap warga negara, apalagi sebagai bangsa yang agamais, wajib menjaga kesatuan, persatuan, kedamaian, dan perdamaian, dari Sabang sampai Merauke. Mengingkari keberagaman hanya akan menjerumuskan kita kembali ke dalam zaman penjajahan yang memorakporandakan NKRI dan membawa kita kembali ke zaman kegelapan.
MAJU HUTAJULU, JALAN MAYOR OKING JAYAATMADJA, PERUM PERUMAHAN CIRIUNG CEMERLANG, RT 002 RW 014, CIBINONG 16918, BOGOR
Tanggapan BRI
Terkait keluhan mengenai BRI berjudul "Penipuan Daring" yang disampaikan Sdr Agus Suprapto (Kompas, 15/10), pada kesempatan ini kami sampaikan penjelasan berikut.
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Dapat kami informasikan bahwa setelah menindaklanjuti rekening tujuan sesuai laporan saudara, dana yang saudara kirim telah diambil oleh pemilik rekening tujuan sehingga tidak dapat kami kembalikan. Terkait rekening yang dilaporkan, saat ini kami telah memblokir nomor tersebut sesuai ketentuan yang berlaku di BRI.
Apabila terdapat pertanyaan atau saran, saudara dapat menghubungi layanan pelanggan kami melalui layanan 24 jam CallBRI 14017/500017/021-57987400.
HARI SIAGA AMIJARSO, CORPORATE SECRETARY PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK
Tanggapan Telkom
Menanggapi surat Bapak John Winarto dan Bapak Simon Kurniawan (Kompas, 10/11), kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.
Dapat kami sampaikan bahwa gangguan telepon pada nomor 021350xxxx telah diperbaiki. Hal ini telah kami konfirmasikan melalui telepon yang diterima langsung oleh Bapak John Winarto.
Perihal gangguan telepon PT Subik Satu, dapat kami sampaikan bahwa gangguan telepon pada nomor 0213190xxxx juga telah kami perbaiki. Hal ini telah kami konfirmasikan melalui telepon dan diterima langsung oleh Bapak Simon Kurniawan.
Dengan demikian, kedua nomor telepon di atas sudah berfungsi kembali. Atas perhatian dan kepercayaan kepada Telkom kami ucapkan terima kasih.
RISNA MUTIAR, MANAGER SEKDIV AND PUBLIC RELATION JAKARTA, TELKOM INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar