Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 26 November 2016

TAJUK RENCANA: Ajakan Optimistis Memasuki 2017 (Kompas)

Presiden Joko Widodo mengajak dunia usaha agar optimistis memasuki tahun 2017 meski ada ketidakpastian global dan dinamika politik dalam negeri.

Dalam Kompas100 CEO Forum, yang merupakan forum dialog antara pimpinan bisnis dan pemerintah di Jakarta Kamis lalu, Presiden mengatakan, situasi di luar negeri yang tidak pasti dan menghangatnya suhu politik di dalam negeri justru harus disikapi dengan membangun optimisme.

Ajakan Presiden kepada para pemimpin bisnis swasta dan badan usaha milik negara tersebut tidak berlebihan. Pengusaha sejatinya harus berani menghadapi risiko, mencari peluang usaha, dan melakukan inovasi.

Apabila dibandingkan dengan banyak negara, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk baik karena masih di kisaran 5 persen meskipun masih di bawah target. Namun, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, pertumbuhan kita masih di bawah Vietnam dan Filipina.

Sementara apabila dilihat dari sisi potensi, Indonesia memiliki banyak prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Penduduk kita berjumlah 255 juta orang dan dalam periode bonus demografi. Indonesia juga memiliki sumber daya alam berlimpah di darat dan laut.

Semua peluang untuk pertumbuhan tinggi dan berkualitas tersebut hanya dapat mewujud sepanjang syarat yang dibutuhkan terpenuhi. Bagi pengusaha, besar atau kecil, mengembangkan bisnis adalah naluri. Mereka hanya meminta diberi kesempatan dalam bentuk penyederhanaan birokrasi, transparansi, konsistensi dan kepastian dalam peraturan, serta menjaga komitmen pada kontrak.

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis 2017 yang diterbitkan Bank Dunia, peringkat Indonesia naik dari 109 menjadi 91 pada tahun 2016. Beberapa indikator yang masih harus diperbaiki adalah kekuatan kontrak, memulai usaha, pendaftaran properti, dan pengurusan izin konstruksi yang peringkatnya masih di atas 100.

Presiden terus berusaha memperbaiki iklim investasi di dalam negeri. Peran sektor bisnis sangat besar dan penting karena keterbatasan anggaran pemerintah. Empat belas paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan sejak September 2015, misalnya, dimaksudkan mendorong investasi swasta dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pemerintah terus bekerja merampingkan birokrasi, memberantas korupsi, dan membangun infrastruktur.

Meski demikian, kita harus mengatakan, pemerintah masih harus bekerja keras dalam mengimplementasikan paket ekonomi tersebut. Ketika iklim usaha membaik, pengusaha melihat hal itu sebagai peluang. Maka, tanpa disuruh pun mereka akan berinvestasi. Hasilnya akan tecermin dalam pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 November 2016, di halaman 6 dengan judul "Ajakan Optimistis Memasuki 2017".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger