Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 27 Januari 2017

Antre Paspor Dini Hari//Kehilangan di Tempat Parkir//Ponsel Rusak (Surat Pembaca Kompas)

Antre Paspor Dini Hari

Saya mengurus perpanjangan paspor di Kantor Imigrasi Malang. Pendaftaran saya lakukan secara daring. Saya datang sesuai jadwal yang saya pilih secara daring. Senin (16/1) saya datang pukul 06.30, nomor antrean sudah habis. Rabu (18/1) saya datang lagi pukul 04.30, ternyata nomor antrean juga sudah habis.

Kuota pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Malang dibatasi 175 orang per hari. Nomor antrean mulai dibagikan pukul 03.00 dini hari, pasti habis pukul 04.00. Kata petugas satpam, hal itu dilakukan untuk mencegah keributan apabila dibagikan pada pagi hari.

Banyak pemohon yang terpaksa datang sejak pukul 02.00 dini hari agar mendapatkan nomor antrean. Hal ini membuat kecewa ratusan pemohon yang datang setelah pukul 04.00, terutama yang berasal dari luar Malang, seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.

Saya menyarankan kepada Kantor Imigrasi Malang agar nomor antrean diberikan setiap hari kerja pada jam kerja. Caranya, pemohon yang datang diperiksa berkasnya, kemudian diberi nomor antrean. Jika nomor antrean hari itu habis, berilah nomor antrean untuk hari besok.

Jika nomor antrean hari besok habis, berilah nomor antrean untuk hari lusa, dan seterusnya. Dengan demikian, pemohon mendapat kepastian kapan permohonan paspornya dilayani sekaligus mencegah pemohon daring kehilangan uang pendaftarannya akibat sampai tujuh hari tidak mendapat nomor antrean.

Kepada Bapak Menteri Hukum dan HAM, Bapak Dirjen Imigrasi lakukan kunjungan dadakan ke kantor-kantor imigrasi di daerah untuk melihat kondisi di lapangan.

SUTAWI, KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, MALANG

Kehilangan di Tempat Parkir

Pada 29 Desember 2016, pukul 20.00, kami sekeluarga tiba di Mal Kelapa Gading. Suami parkir mobil di gedung parkir mal lantai P2A. Suami mengunci setir dan mengecek ulang kunci pintu sebelum meninggalkan mobil.

Kami balik ke mobil pukul 21.30. Jarak dari Mal Kelapa Gading (MKG) ke rumah hanya 10 menit. Saya baru sadar tas ransel kerja yang disimpan di jok belakang hilang. Sepintas tidak tampak kerusakan, alarm normal, jendela aman. Kami memutuskan balik ke MKG dan berharap tas tersebut terjatuh saat membuka pintu dan ada yang menemukan. Karena kantor customer service dan sekuriti sudah tutup, kami diminta kembali keesokan harinya.

Esoknya kami ke MKG, menemui pihakcustomer service dan sekuriti. Tidak ada laporan temuan tas. Dapat dipastikan tas ransel saya hilang. Namun, pihak sekuriti tidak mengizinkan kami melihat rekaman CCTV.

Kami lapor ke Polsek Kelapa Gading. Saat dicek pihak kepolisian ternyata lubang kunci mobil manual kami dirusak. Modus pencurian rupanya menggunakan senter laser untuk melihat isi mobil dan merusak lubang kunci tanpa alarm berbunyi.

Tas ransel saya berisi pompa ASI danflashdisk berisi dokumen serta foto-foto kenangan bersama almarhum kakak saya yang berharga sekarang hilang.

FELIOSA PUSPAWATI, KELAPA GADING, JAKARTA

Ponsel Rusak

Sudah lebih dari satu tahun saya membeli Sony Xperia M5. Namun, delapan bulan belakangan ini selalu bermasalah.

Sebelumnya pada Februari 2016 juga pernah bermasalah dan diperbaiki. Mesin diganti dan juga diberikan nomor IMEI baru.

Terakhir pada 12 Desember 2016, ponsel saya kembali masuk ke Sony Service Center (SSC) untuk kedua kalinya.

Pada 4 Januari 2017 dan 13 Januari 2017 saya menerima konfirmasi bahwa perbaikan telah selesai dan ponsel dapat segera diambil. Namun, ketika saya ke SSC di ITC Cempaka Mas Lantai 4 Nomor 11-14, ternyata saat dicek Xperia M5 saya masih mati sendiri dan kembali bermasalah. Padahal, petugas di sana baru saja memberi tahu bahwa ponsel tersebut kembali diganti mesinnya.

Hingga saat ini status ponsel saya masih dalam proses perbaikan dengan IMEI 352191073405020 dan Repair Order CM00047124.

Lalu bagaimana dengan pertanggungjawabannya? Kalau memang Xperia M5 tidak layak edar, seharusnya Sony Mobile Indonesia bertanggung jawab dan memberikan solusi dengan mengganti ponsel saya dengan unit baru yang lebih layak.

RENSI PRADIAS SARI, JALAN WARU, RT 002 RW 009 CAKUNG TIMUR, CAKUNG, JAKARTA TIMUR 13910

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Januari 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger