Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 23 Februari 2017

TAJUK RENCANA: Tragedi Kemanusiaan pada Anak (Kompas)

Sebanyak 1,4 juta anak di negara-negara dengan konflik mengalami malnutrisi akut, apabila tidak ditolong dapat meninggal dalam enam bulan.

Kita sangat prihatin terhadap situasi anak-anak di empat negara di Afrika dan Timur Tengah, yaitu Nigeria, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) Selasa lalu menyebutkan, waktu telah habis bagi anak-anak tersebut.

Penyebab utama malnutrisi akut adalah tidak adanya akses pada pangan. Di Sudan Selatan, Yaman, dan Nigeria situasi konflik membuat produksi pangan terganggu, terutama karena jutaan orang mengungsi atau terusir dari tanah pertanian mereka. Kelaparan akibat konflik bersenjata bertahun-tahun menyebabkan malnutrisi akut.

Situasi konflik juga menyebabkan perekonomian secara umum terganggu. Sudan Selatan mengalami inflasi yang tinggi, hingga 800 persen, membuat pangan tidak terjangkau bagi sebagian besar rakyat.

Sementara di Somalia situasi konflik diperparah oleh kekeringan, menyebabkan pertanian gagal sehingga menutup akses masyarakat pada pangan. Negara itu pada tahun 2011 juga didera kekeringan parah, menyebabkan puluhan ribu orang meninggal karena kelaparan.

Afrika, di mana terletak Nigeria, Sudan Selatan, dan Somalia, menjadi benua dengan sejumlah paradoks. Sementara sejumlah ahli menyebutkan Afrika adalah tempat asal-usul manusia yang kemudian menyebar ke seluruh dunia dan ekonominya mulai tumbuh, pada sisi lain juga dilanda konflik bersaudara, kekeringan, serangan hama belalang yang merusak tanaman pangan, hingga penyakit mematikan seperti HIV/AIDS dan ebola.

Ketika konflik bersenjata terjadi di antara kelompok atau negara yang memperebutkan kekuasaan dan pengaruh, rakyat selalu menjadi korban. Di dalam situasi itu, perempuan dan anak mengalami kerentanan berlapis karena jender dan usianya.

Unicef dan organisasi kemanusiaan internasional berusaha menyelamatkan anak-anak tersebut, tetapi tidak selalu berhasil. Daerah yang terpencil dan berkonflik tidak memungkinkan pengiriman bantuan pangan dan kesehatan secara teratur.

Kekurangan nutrisi akut akibat kelaparan pada 1,4 juta anak tersebut menjadi tragedi kemanusiaan karena bukan disebabkan bencana alam, melainkan disebabkan oleh manusia, hal yang sangat bisa dihindari.

Anak-anak tersebut membutuhkan bantuan pangan dan kesehatan segera. Bantuan teknologi pertanian juga menolong untuk meningkatkan produksi pangan negara-negara tersebut. Namun, akar persoalan, yaitu konflik bersenjata, harus dihentikan. Untuk ini diperlukan kepedulian masyarakat internasional dan kita berharap Indonesia dapat ikut berperan aktif menciptakan perdamaian di negara-negara yang tengah bertikai tersebut.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Februari 2017, di halaman 6 dengan judul "Tragedi Kemanusiaan pada Anak".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger