Kunjungan Raja Salman ke Indonesia merupakan rangkaian tur ke Asia selama satu bulan. Kunjungan ke Asia meliputi Malaysia, Indonesia, Brunei, Jepang, China, dan Maladewa, serta terakhir Jordania, dimaksudkan untuk membangun hubungan dengan pengimpor minyak dari Arab Saudi, selain membuka peluang investasi, termasuk menjual saham perusahaan raksasa minyak, Aramco.
Pentingnya kunjungan itu bisa dilihat dari rombongan yang dibawa Raja Salman yang mencapai 1.500 orang. Rombongan menggunakan tujuh pesawat, yaitu dua Boeing 777 serta masing-masing satu Boeing 757, Boeing 747 SP, Boeing 747-400, Boeing 747-300, dan Hercules.
Menteri Energi Khalid al-Falih dan pejabat eksekutif Aramco termasuk di antara rombongan itu. Ini perjalanan pertama Raja Salman keluar dari Timur Tengah dan Afrika Utara setelah kunjungan ke Amerika Serikat pada 2015.
Pemerintah memanfaatkan kunjungan Raja Salman ini untuk menjalin kerja sama di bidang investasi. Mengutip Presiden Joko Widodo, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong memperkirakan Indonesia dapat menarik investasi 25 miliar dollar AS. Optimisme itu seolah sudah terasa ketika di Malaysia, Perdana Menteri Najib Razak mengungkapkan, Aramco berkomitmen melakukan investasi 7 miliar dollar AS.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan, ada 10 nota kesepahaman yang akan ditandatangani. Pemerintah memberikan penyambutan dengan standar tertinggi negara kepada Raja Salman saat kunjungan resmi, 1-3 Maret. Selain parade penyambutan, pemeriksaan jajaran kehormatan, dan jamuan kenegaraan, ada pula dentuman meriam 21 kali di Istana Bogor, tempat pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo dilakukan.
Perubahan geopolitik di Timur Tengah sejak Musim Semi Arab membuat Arab Saudi, yang ingin tampil dominan di kawasan, mengubah politik luar negerinya menjadi lebih ekspansif. Keterlibatan Arab Saudi dalam krisis politik di Yaman dan Suriah mencerminkan hal itu.
Sementara itu, soal terorisme dan Palestina, Indonesia dan Arab Saudi punya pandangan sama. Kesamaan ini perlu terus dipupuk agar muncul sikap saling percaya dan menghargai dalam beberapa hal yang sebagian rakyat Indonesia berbeda sikap dengan rakyat Arab Saudi.
Kunjungan Raja Salman menyiratkan pentingnya posisi Indonesia, khususnya dalam percaturan politik di Timur Tengah. Sikap moderat dalam keberislaman masyarakat Indonesia membuat tak ada satu pun negara kawasan yang punya kendala dengan Indonesia.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Maret 2017, di halaman 6 dengan judul "Selamat Datang Raja Salman".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar