Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 07 April 2017

TAJUK RENCANA: Memaknai Kunjungan Kenegaraan (Kompas)

Kunjungan sejumlah kepala negara dan pemerintahan ke Indonesia mempertegas posisi Indonesia di panggung perca- turan dunia internasional.

Pada akhir Februari hingga awal Maret silam, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi menjadi kepala negara dan pemerintahan pertama yang mengunjungi Indonesia pada tahun 2017. Ini merupakan kunjungan pertama Raja Arab Saudi dalam 47 tahun terakhir.

Beberapa hari kemudian, Presiden Indonesia Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena. Kunjungan tersebut—kunjungan pertama seorang Presiden Sri Lanka dalam 41 tahun terakhir—sekaligus menandai 65 tahun hubungan kedua negara.

Hampir pada waktu yang bersamaan, Presiden Jokowi juga menerima kunjungan kenegaraan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. Di pengujung Maret, Indonesia kedatangan tamu negara lagi: Presiden Perancis Francois Hollande. Kunjungan Hollande ini juga bersejarah, sama seperti kunjungan Raja Salman dan Presiden Sirisena. Hollande adalah presiden pertama Perancis yang mengunjungi Indonesia dalam 31 tahun terakhir.

Dan, terakhir, kemarin, Presiden Jokowi menerima kunjungan Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani. Lima tahun silam, 2012, Presiden Afganistan Hamid Karzai mengunjungi Indonesia. Afganistan adalah salah satu negara yang paling awal mengakui Republik Indonesia setelah revolusi berakhir pada 1949. Afganistan dan Indonesia secara resmi membuka hubungan diplomatik pada tahun 1954.

Secara sederhana, kunjungan-kunjungan tersebut bisa dibaca sebagai penghargaan dan pengakuan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi atas berbagai capaiannya. Kunjungan-kunjungan itu juga bisa dibaca sebagai pengakuan negara-negara tersebut—dunia internasional—terhadap posisi Indonesia yang semakin mantap di panggung percaturan politik internasional.

Dalam konteks pergeseran gravitasi ekonomi-politik dunia dari Barat dan Tengah ke Asia Timur, Indonesia dengan segala potensinya menempati posisi yang sangat penting. Kawasan Asia Timur akan menjadi mandala pertemuan berbagai kepentingan banyak negara dan menjadi kawasan yang paling dinamis. Dan, Indonesia berada di kawasan tersebut. Karena itu, adalah masuk akal dan logis bahwa negara-negara seperti Perancis, Arab Saudi, dan juga Afganistan dalam tingkatan yang berbeda perlu menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia dalam berbagai aspek, antara lain ekonomi.

Sebaliknya, berangkat dari realitas seperti itu, Indonesia harus memainkan peran lebih aktif untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas sejalan dengan kepentingan-kepentingan strategisnya di kawasan. Dengan demikian, posisi dan peran Indonesia pun akan semakin mantap.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 April 2017, di halaman 6 dengan judul "Memaknai Kunjungan Kenegaraan".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger