Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 05 Mei 2017

Pendidikan Nalar dan Nurani (PREMANA W PREMADI)

Setiap peradaban menunjukkan tingkat ilmu pengetahuan melalui cara hidup, teknologi keseharian, dan aspirasi mereka tentang kehidupan dan alam.

Kemampuan memprediksi adalah tulang punggung kemajuan peradaban. Kemampuan ini adalah hasil dipahaminya hubungan sebab akibat dalam proses investigasi saintifik.

Sains adalah badan usaha raksasa, suatuenterprise, yang dilaksanakan oleh manusia dari generasi ke generasi dengan produk berupa ilmu pengetahuan, tentang dirinya, tentang alam, dan hubungan keduanya. Sains memaksa pekerjanya secara rasional menganalisis bukti ilmiah serta mengonstruksi dan menguji pemikiran obyektif tentangnya.

Manusia mengaspirasi masa depan untuk skala waktu yang jauh lebih panjang daripada penghuni Bumi lainnya yang hanya dapat menyiapkan kebutuhan hidup untuk esok atau musim berikutnya. Manusia ingin maju dan berkembang, tidak sekadar bertahan hidup.

Selain kemampuan memprediksi dan menanggulangi masalah, sains yang tumbuh semakin kokoh menawarkan inovasi kreatif. Semua teknologi pendukung kehidupan modern sekarang berfondasikan sains. Kemajuan dalamscience, technology, engineering, mathematics (STEM) dipacu terus untuk memenuhi ambisi yang sebagian memang didorong kebutuhan. Ada rangkaian kerja teramat panjang antara produk teknologi yang dimanfaatkan konsumen dan sains yang mendasarinya.

Namun, kesenjangan pengetahuan menimbulkan ketidakpedulian akut. Peningkatan daya beli membuat masyarakat tidak ketat memilih konsumsi. Tidak ada upaya berhemat demi kelangsungan hidup Bumi beserta segala penghuninya.

Dalam berbagai konteks manusia semakin terhubung satu sama lain dan semakin terekspos pada lingkungan alamnya. Namun, ironisnya keterhubungan tidak menutup kesenjangan pemahaman hubungan kausal ini.

Manusia tidak lagi mengerem nafsunya memperluas aset melebihi keperluan wajar. Selain tidak bertanggung jawab secara ekonomi, tindakan ini juga merupakan perwujudan ketidakpekaan terhadap tatanan hidup bersama suatu bangsa. Harga tanah pun  melonjak tak lagi terjangkau rakyat banyak dan sawah sumber pangan berubah menjadi pemakaman mewah.

Peningkatan kebutuhan

Yang juga tidak banyak disadari adalah peningkatan jumlah konsumen dimungkinkan oleh penurunan biaya produksi akibat otomatisasi pada sektor industri sehingga harga produk menjadi lebih murah.

Prediksi pekerjaan untuk dekade mendatang mengindikasikan peningkatan 16-60 persen kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kompetensi tinggi dalam STEM. Konsekuensinya sangat berat jika kita tidak menyegerakan peningkatan hasil pendidikan STEM.

Komponen STEM telah lama mewujud dalam kurikulum pendidikan kita, mulai dari tingkat dasar hingga tertier. Namun, efikasinya masih rendah. Ini terlihat pada jauh dari optimalnya berbagai fungsi kehidupan. Bisa jadi ini menjelaskan landainya kurva kenaikan PDB terhadap jumlah waktu pendidikan.

Untuk dapat menikmati bonus demografi 2010-2030, sangat penting efikasi pendidikan STEM ditingkatkan, terutama sejak tingkat sekolah menengah, di seluruh pelosok Indonesia tidak hanya di kota-kota besar.

Mereka yang harus bisa mengangkat ekonomi Indonesia dalam selang waktu sangat sempit itu dan memastikan gradien positif kuat untuk menjamin ekonomi Indonesia tidak merosot akibat bertambahnya penduduk.

Peran sentral perguruan tinggi adalah ke atas menggali, membangun ilmu pengetahuan, dan menciptakan sumber daya manusia andal; ke arah lateral menjadi anchor institution bagi kemajuan kota yang menjadi lokasi perguruan tinggi. Dalam menciptakan sumber daya manusia, lingkungan akademia perlu menghidupkan semangat berbakti kepada bangsa melalui pelayanan terhadap kepentingan masyarakat banyak.

Kerja sama sinergis antara perguruan tinggi, pemerintah, dan korporasi diperlukan agar ketimpangan tidak berkelanjutan, agar investasi pendidikan kembali dalam bentuk pembangunan Indonesia yang lebih adil.

Korporasi harus menyiapkan diri untuk dapat menyerap tenaga-tenaga baru ini. Termasuk di dalam tanggung jawab korporasi adalah menciptakan sistem kerja yang kondusif untuk menyertakan perempuan dalam workforce (kekuatan kerjanya).

Generasi muda yang andal ini tidak akan hanya mengisi kebutuhan tenaga kerja, tetapi dengan memanfaatkan jejaring kerja dan sumber pengetahuan yang luas, mereka juga dapat menjadiemerging power yang memunculkan kreasi inovatif sebagai tawaran solusi terobosan bagi banyak tantangan kehidupan modern yang mengutamakan keberlangsungan (sustainability).

Generasi muda ini akan demikian terlibat dalam kemajuan yang jelas memerlukan kemampuan berpikir rasional. Harapannya, berpikir rasional menjadi pola berpikir masyarakat. Kita ingat,   kehidupan modern menjadikan keberlangsungan bersama sebagai tantangan utama. Oleh karena itu, pola pikir rasional modern akan menjadikan keberlangsungan bersama sebagai variabel penting terutama dalam perilaku yang lebih empatik terhadap kebutuhan lingkungan.

Rumah rujukan

Perguruan tinggi menjadi rumah rujukan bagi masyarakat untuk mengukur keabsahan ilmu pengetahuan. Seberapa baik sains dipercaya dan dihidupkan dalam perilaku masyarakat amat bergantung pada keberhasilan akademia menyajikan sains.

Dalam situasi terkini, ketika masyarakat belum siap menghadapi agresi berita palsu dan distorsi interpretasi saintifik atas bukti pengamatan, para akademisi harus proaktif memberdayakan nalar masyarakat dalam mencerna informasi.

Berita palsu dan narasi sains yang terdistorsi bukan hadir karena kenaifan, melainkan dengan agenda gelap yang tidak ingin kebenaran saintifik mengungkapnya. Misalnya, penolakan terhadap bukti bahwa kegiatan manusia adalah penyebab utama pemanasan global karena tidak mau meninggalkan keuntungan dari tradisi pemanfaatan bahan bakar fosil untuk listrik.

Kondisi sudah genting, tetapi masih terlalu banyak penduduk dunia yang tidak menyadari, atau lebih buruk lagi tidak mau tahu, bahwa dirinya adalah salah satu penyumbang masalah.

Dorongan utama March for Science baru-baru ini adalah untuk menjadikan sains sebagai masukan krusial dalam mengelola dunia ini untuk kepentingan jangka panjang, bukan keuntungan sesaat untuk pihak-pihak tertentu, dan untuk menyadarkan akan daya universal yang sains tawarkan kepada orang yang memahaminya.

 PREMANA W PREMADI

Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung; Pegiat Pendidikan STEAM Ganesha83

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Mei 2017, di halaman 7 dengan judul "Pendidikan Nalar dan Nurani".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger