Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 20 Mei 2017

Pohon Ditebang Habis//TV Kabel//Ke Mana Airku? (Surat Pembaca Kompas)

Pohon Ditebang Habis

Harian Kompas, Sabtu (29/4), memberitakan suatu peristiwa bencana alam: jalan raya ambles sepanjang 10 meter, lebar 1,5 meter, dan dengan kedalaman 50-100 sentimeter di Desa Cinangsi, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Akibat bencana tersebut, lalu lintas kendaraan di jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Karangpucung-Kecamatan Sidareja dengan obyek pariwisata Pengandaran dan Jawa Barat itu terhambat. Rute kendaraan besar terpaksa dialihkan melalui jalan-jalan alternatif yang kelasnya lebih rendah sehingga jalan menjadi lebih cepat rusak dan perjalanan menjadi lebih lama.

Sekitar 30 tahun lalu saya sudah mendapat informasi dari Direktorat Geologi di Bandung, bahwa kawasan luas yang membentang dari perbatasan Jabar/Jateng sampai ke wilayah Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, di sebelah timur, struktur tanahnya memang kurang padat sehingga mudah ambles atau longsor.

Dalam tiga tahun terakhir sering terjadi tanah longsor di Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, Gandrungmangu, dan Kecamatan Lumbir (Kabupaten Banyumas).

Namun, menurut pengamatan saya, jalan raya yang ambles di Cinangsi itu tidak semata-mata akibat struktur tanah dan curah hujan tinggi. Ada faktor lain yang ikut memperparah, yakni penebangan semua pohon pelindung di kiri-kanan jalan raya karena bernilai komersial cukup tinggi. Di antaranya ada kayu jati, mahoni, dan sonokeling. Pohon-pohon itu dibabat habis tanpa disertai penanaman pohon-pohon baru.

Dalam foto yang melengkapi beritaKompas di atas, tampak jelas di kiri-kanan jalan raya yang ambles itu tidak ada pohon pelindung yang tersisa. Suasana tampak sangat gersang dan panas.

Tonggak pohon yang telah ditebang dibiarkan terpendam dalam tanah. Makin lama tentu semakin lapuk dan dimakan rayap sehingga bekasnya pun berubah menjadi lubang-lubang tidak kasatmata. Jika sering dilalui kendaraan, jalan itu tentu mudah ambles atau longsor ke pinggir.

Kini di ruas jalan raya yang ditengarai rawan longsor—di jalan provinsi sepanjang 14 kilometer, Kabupaten Cilacap—akan segera dibangun dinding penahan dengan biaya tidak sedikit. Namun, tanpa pohon-pohon pelindung, tidak ada jaminan bencana tanah longsor itu tidak berulang.

RATIMAN SUTARJO, PETUKANGAN UTARA, PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN

TV Kabel

Sebelum pindah ke First Media, saya berlangganan TV kabel lain selama 8 tahun. Hujan, badai, dan petir, program tetap menyala dan baik-baik saja.

Dalam promosinya, pegawai First Media mengatakan, televisi kabel ini tahan cuaca dan di-bundling dengan internet pada harga yang cukup kompetitif. Karena kelebihan itu, pada April 2016, saya berlangganan First Media.

Dalam setahun, sampai April 2017, sudah tiga kali dekoder tersambar petir. Teknisinya menginformasikan, bila terkena petir hanya dekoder yang mati, tidak mungkin mengenai perangkat lain yang tersambung dekoder. Nyatanya, pada sambaran petir ketiga, televisi danhome theatre saya ikut mati.

Saya komplain ke First Media dan meminta pertanggungjawaban. Tak ada penggantian. Mereka mengatakan iniforce majeure.

BUDI IRIANTO, LENTENG AGUNG, JAGAKARSA, JAKARTA 12610

Ke Mana Airku?

Saya mengeluhkan masalah air di akun Twitter saya @windianingrum, pada 24 April 2015. Keluhan ini bisa dicek langsung ke DM @Water4life_ID milik Palyja Lyonnaise.

Namun, tidak ada perubahan. Air mati dan menyala sesuka hati. Kadang pukul 05.00 sudah mati, baru menyala pukul 10.00 bahkan kadang 11.00. Lalu air mati lagi di sore hari sampai pukul 19.00.

Teknisi selalu mengatakan tekanan air rendah, lalu apa? Tidak ada tindakan. Datang lagi teknisi lain, ia menyarankan memasang mesin air untuk membantu menaikkan tekanan air.

Saya pasang mesin air melalui Palyja Lyonnaise. Kalau semua pelanggan pasang mesin air, apa tidak terjadi tarik-menarik air antarpelanggan?

WINDIANINGRUM, JL KEDOYA SELATAN, JAKARTA BARAT 11520

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Mei 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger