Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 18 Mei 2017

TAJUK RENCANA: Berharap Terobosan di Suriah (Kompas)

Nyaris tak ada yang bisa diharap dari perundingan antara oposisi dan Pemerintah Suriah. Hanya karena faktor kemanusiaan yang membuat PBB melakukannya.

Sudah lima kali perundingan antara kelompok oposisi dan Pemerintah Suriah digelar dan tidak satu pun yang menghasilkan sesuatu yang konkret. Susahnya, dalam perundingan di Geneva (Swiss) ini, kelompok oposisi tetap bertahan dengan tuntutannya agar Presiden Bashar al-Assad turun jabatan.

Assad pun menyatakan, proses perundingan damai di Geneva tidak bermakna apa pun. Perundingan Geneva tak akan membahas dan menghasilkan sesuatu yang substansial. Sejak awal kelompok oposisi dibantu beberapa negara di kawasan seperti Arab Saudi menginginkan Assad turun jabatan. Sementara Assad dibantu Iran dan Rusia terus berusaha mempertahankan posisinya.

Pada perundingan di Geneva kali ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menawarkan proposal baru, termasuk pembuatan konstitusi baru bagi Suriah. Utusan Khusus PBB Staffan de Mistura yang memimpin pembicaraan damai ini mengatakan, ada empat topik pembicaraan yang dibahas, yaitu transisi politik, konstitusi baru, pemilu, dan terorisme.

Dari empat topik pembicaraan itu, PBB berharap pembicaraan soal konstitusi baru mendapat perhatian dari kedua belah pihak. Dua kali Mistura bertemu dengan kelompok oposisi dan Pemerintah Suriah.

Kelompok oposisi maupun Pemerintah Suriah mengaku terkejut menerima rancangan konstitusi baru itu. Kelompok oposisi menyampaikan beberapa keberatan. Sebaliknya, Pemerintah Suriah belum mau berkomentar soal rancangan konstitusi tersebut.

Belum ada harapan apa pun dari pembicaraan damai keenam yang digagas PBB ini. Sudah lebih dari 320.000 orang tewas akibat konflik di Suriah dan jutaan warga telah meninggalkan negeri mereka.

Tidak hanya PBB yang menggagas upaya damai di Suriah. Rusia bersama Turki dan Iran pun terus mencari solusi konflik di Suriah. Sebab, krisis kemanusiaan di Suriah tak hanya memunculkan masalah di dalam negeri, tetapi Eropa dan Indonesia pun terkena imbasnya.

Sayangnya, sebelum perundingan di Geneva dimulai, Amerika Serikat melontarkan tuduhan, pemerintahan Assad memakai krematorium untuk menutupi eksekusi terhadap puluhan tahanan setiap hari. Meski tuduhan ini dibantah langsung oleh Pemerintah Suriah, oposisi memanfaatkan tuduhan itu dengan minta AS bertindak untuk menyelamatkan ribuan orang yang ditahan pemerintah.

Kita mendukung upaya damai oleh siapa pun. Bahkan, kelompok oposisi dan Pemerintah Suriah harus mengupayakan "jeda untuk kemanusiaan" untuk menghindarkan semakin buruknya krisis kemanusiaan di Suriah.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Mei 2017, di halaman 6 dengan judul "Berharap Terobosan di Suriah".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger