Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 13 Mei 2017

Transportasi Buruk di Bogor//Ambil Darah//Tanggapan Jasa Marga (Surat Pembaca Kompas)

Transportasi Buruk di Bogor

Saya prihatin terhadap kondisi transportasi umum di Kota Bogor dan sekitarnya karena ternyata Pemerintah Kota Bogor tidak mampu memenuhi kebutuhan ini untuk warganya.

Sudah dua bulan lebih bus transpakuan yang dikelola Pemerintah Kota Bogor tidak beroperasi karena salah urus. Tampaknya, ketidakpedulian dan korupsi berbagai pihak menyebabkan sarana transportasi ini berhenti berjalan.

Saya sebagai pengguna transpakuan dari Sentul City ke Bogor, beserta ribuan warga untuk jurusan lainnya, telantar dan harus berupaya sendiri untuk bepergian.

Imbauan pemerintah agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi umum untuk mengurangi kemacetan pada kenyataannya tidak diikuti penyediaan sarana transportasi memadai.

Padahal, maju tidaknya suatu daerah tecermin dari kemampuan pemerintah daerah menyediakan sarana umum, termasuk di antaranya transportasi publik. Saya berharap Pemerintah Kota Bogor bisa lebih profesional dalam mengelola daerahnya.

Semoga transpakuan bisa cepat beroperasi kembali dengan kualitas lebih baik dari sebelumnya.

ADE PRISTIE, TAMAN BESAKIH, SENTUL CITY, BOGOR 16810

Ambil Darah

Pada Jumat (7/4), saya memeriksakan kesehatan untuk paket pranikah di Klinik Brawijaya Oktroi.

Saat tes darah, petugas mengeluhkan pembuluh darah saya yang susah dicari. Baru kali ini ada yang mengeluh begitu, selama ini saya ambil darah dan tidak masalah.

Tusukan pertama di tangan kiri gagal. Tusukan kedua, petugas mencari di pergelangan tangan kiri, tetapi saat dia menusuk, saya berteriak kesakitan karena tangan saya berasa kesetrum sampai ujung jari.

Tusukan ketiga, petugas itu menusuk di pergelangan tangan kanan. Rasa kesetrum juga langsung terasa walaupun tidak sesakit tusukan kedua.

Bekas tusukan itu terasa sakit dan bengkak, mau menggerakkan tangan saja susah. Akhirnya, pada 10 April, saya meminta uang dikembalikan saja. Namun, pihak Brawijaya Oktroi tidak menjawab permintaan saya ini dan saya harus menelepon setiap hari untuk menanyakan perkembangannya. Namun, banyak sekali alasan yang diberikan.

Saya semakin kesal karena sakitnya terus-menerus, bisa tiba-tiba tangan saya ngilu sampai ke area siku. Bahkan, ibu jari menjadi kebas.

Pada Rabu (19/4), saya ke dokter di rumah sakit lain, mendapat obat untuk lima hari. Kalau masih sakit, saya diminta menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

STEFANIE, KALIBATA INDAH, JAKARTA SELATAN

Tanggapan Jasa Marga

Sehubungan dengan surat pembaca diKompas, Rabu (19/4), berjudul "Sistem Pembayaran Tol" yang dikirim Saudara Soetiono Untawidjaja di Alam Sutera, Tangerang Selatan, bersama ini kami ucapkan terima kasih atas masukan yang telah diberikan dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

Kami sangat mengapresiasi saran Saudara Soetiono terkait sistem pembayaran tol. Namun, perlu kami informasikan bahwa saat ini Jasa Marga sudah menyediakan fasilitas on board unit (OBU) dengan nama e-toll passsebanyak 141 gardu yang tersebar di sejumlah gerbang tol.

E-toll pass ini menggunakan lajur khusus di mana pengemudi tidak harus menghentikan kendaraan untuk bertransaksi, cukup menurunkan kecepatan dan transaksi akan secara otomatis dilakukan oleh mesin OBU yang terpasang di mobil, tanpa harus membuka kaca mobil dan menempelkan e-toll card. Namun, kami mengakui saat ini jumlah pengguna belum maksimal.

Ke depan, Jasa Marga juga akan mengembangkan gerbang tol dengan fasilitas gardu single lane free flowsehingga tidak lagi ada gerbang konvensional dan pembayaran tetap dapat dilakukan pada kecepatan tinggi.

Sampai Februari 2017, gerbang tol otomatis (GTO) berjumlah 466 atau 47 persen dari total keseluruhan 988 yang beroperasi di jalan tol, di mana penggunaan transaksi elektronik mencapai 28,23 persen dari seluruh transaksi.

Jasa Marga terus berupaya meningkatkan transaksi elektronik melalui sosialisasi dan peningkatan pelayanan. Saat ini GTO sudah bisa melayani transaksi menggunakan kartu multibank sehingga penggunaan transaksi elektronik akan terus meningkat. Jasa Marga akan terus mendukung program pemerintah berupa 100 persen pembayaran elektronik di jalan tol pada akhir 2017.

DWIMAWAN HERU S, AVP CORPORATE COMMUNICATION, PT JASA MARGA (PERSERO) TBK

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Mei 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger