Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 31 Juli 2017

Urusan Perbankan, Oh Repotnya... (Surat Kepada Redaksi Kompas)


Urusan Perbankan, Oh Repotnya...

Saya adalah nasabah Bank Mayapada. Tanggal 14 Juni 2017 pukul 08.57 saya hendak mengambil uang dari rekening tabungan di Mayapada pada mesin ATM BCA cabang Dr Sutomo Surabaya dengan nomor mesin ATM Z51M.

Saat mengambil uang sejumlah Rp 1.250.000, dalam proses tiba-tiba mesin ATM berhenti dan muncul tanda "ATM is out of service" alias rusak seketika. Uang yang akan saya ambil tidak muncul.

Langsung saya menuju layanan pelanggan (CS) BCA. CS itu menjelaskan bahwa mesin ATM adalah vendor. Jika ada masalah uang yang tidak muncul, saya harus mengurus ke bank penerbit, yakni Mayapada. Dari ketentuan sesama bank, jika memang murni kesalahan ATM, uang akan kembali ke nasabah.

Pukul 10.00 saya melapor ke Mayapada Jalan Mayjen Sungkono, dengan CS Saudari Misda. Menurut penjelasan Saudari Misda, uang saya telah terdebit layaknya transaksi normal. Saya sangat terkejut karena saya tidak mengambil uang sepersen pun, karena uang tidak keluar. Pelaporan pun dibuat.

Selang tiga hari CS menelepon dan hasilnya uang saya memang terdebit. Saya sangat kecewa dengan hasil tersebut. CS mencoba proses ulang ke Mayapada untuk pelaporan berikutnya, saya diminta menunggu 14 hari kerja.

Sampai sekarang pun saya belum menerima penyelesaian yang terbaik dari pihak Bank Mayapada karena memang uang tidak saya terima. Saya mohon klarifikasinya.

Jalan Kutei 2, Surabaya

Saya nasabah BCA sejak 1993 dan pengguna GoPay sejak Maret 2017. Selama ini saya menggunakan online banking BCA untuk mengisi ulang GoPay tanpa masalah.

Pada 20 Juli 2017 pukul 20.50 sampai 21.10 saya melakukan transaksi pengisian ulang GoPay, tetapi gagal sampai lima kali dengan pesan "Sistem Tidak Tersedia".

Saat saya periksa catatan histori transaksi malam itu, kelima transaksi tersebut tercatat gagal. Namun, pada 21 Juli 2017 pagi, saya sadari bahwa ternyata BCA telah mendebit uang saya atas transaksi gagal tersebut. Sangat aneh, transaksi tercatat gagal, namun pendebitan tetap terjadi.

Saat saya lapor ke Halo BCA, diketahui bahwa online banking BCA bermasalah pada 20 Juli 2017 malam. Personel BCA menjanjikan uang tersebut akan segera ditransfer paling lambat 1 Agustus 2017. Saya merasa dirugikan karena kesalahan bukan pada saya dan tidak ada informasi tentang adanya gangguan internet banking.

Jingganagara, Kotabaru Parahyangan

Tanggal 8 Juni 2017 saya setor tunai di mesin setor tunai Bank BNI Pusat Kediri, Rp 1,1 juta. Setelah itu ada notifikasi bank offline dan saya disilakan menghubungi call center.

Keesokan harinya, ketika saya komplain, katanya tidak perlu khawatir. Uang akan cair dalam waktu 14 hari kerja. Akan tetapi, sampai detik ini saya belum menerima uang saya dari Bank BNI.

Ternyata, bapak saya juga mengalami nasib serupa. Ia menyetor Rp 10 juta di mesin setor tunai yang kemudianoffline/error dan sampai sekarang juga belum cair.

Tanggal 20 Juli 2017 malam saya menelepon call center BNI Jakarta. Petugas call center menanyakan, laporannya di call center atau di kantor? Saya infokan di kantor BNI. Namun, setelah dicek keterangannya, ternyata tidak ada koreksi dari Bank BNI Kediri.

Maka keesokan harinya saya disarankan ke Bank BNI lagi untuk membuat pelaporan. Lho, jadi apa gunanya laporan saya awal? Buat apa saya mendapat nomor pelaporan?

Rejomulyo Estate, Kediri

Saya pemilik kartu kredit BRI 55200201xxxxxxxx. Pada saat akan saya tutup, ternyata saya ada kelebihan bayar Rp 10.006.650. Pada hari itu juga, 29 Mei 2017, saya membuat permohonanrefund dengan nomor laporan 13719046. Saat itu petugas berjanji menyelesaikan dalam waktu 20 hari kerja.

Pada tanggal 13 Juli 2017 saya menelepon ke bagian kartu kredit, diterima oleh Adel. Ketika saya tanyakan mengapa pengembalian uang belum masuk ke rekening saya, petugas Adel beralasan bahwa fotokopi KTP yang saya kirimkan tidak jelas.

Sungguh mengherankan. Mengapa tidak ada konfirmasi ke nomor HP saya? Bukankah di database BRI ada nomor HP saya?

Jalan Borobudur Agung Barat, Malang

Tanggal 10 Juli 2017, ada iklan di Kompasdan Instagram BNI tentang kampanye diskon Rp 71.000 di McDonald's. Karena tergiur dengan promo tersebut, akhirnya saya rela jauh-jauh ke McDonald's STC Senayan. Saya mengajak teman-teman kantor.

Ternyata, saat transaksi dengan kartu kredit BNI, promo tidak berlaku. Nyatanya kartu kredit saya ditolak dengan alasan kartu berlogo Visa tidak ikut promo, padahal di iklan promo berlaku untuk kartu Visa maupun Master. Sila cek di kolom komentar Instagram BNI, ternyata banyak juga bernasib sama dengan saya.

Demikian pula halnya dengan Garuda Travel Fair. Dalam acara tersebut kartu BNI saya malah dikenai surcharge 3 persen. Dalam acara pameran Inacraft, malah kartu kredit saya tidak bisa digunakan, padahal di media gencar dibilang cashless alias tanpa uang tunai.

Seharusnya acara-acara besar seperti di atas bisa memanjakan nasabah, bukan malah bikin malu.

Jalan Palmerah Utara, Jakarta Barat

Saya mentransfer uang antarbank dalam negeri via Mandiri Online melalui websitepada tanggal 6 Juni 2017 pukul 15.54 dengan nominal Rp 4.900.000.

Saat memasukkan kode token setelah mendapat "sms challenge", saya menunggu 1-2 menit. Namun, setelah itu ternyata transaksi gagal. Saya ulangi lagi sampai tiga kali dan semuanya gagal. Lalu saya cek saldo, ternyata sudah berkurang. Saya cek saldo di bank penerima (CIMB Niaga), ternyata dana belum masuk.

Saya menelepon 14000 tidak mendapat solusi, hanya diminta menunggu 1 x 24 jam. Jika uang masih belum masuk, saya harus ke kantor cabang Bank Mandiri untuk memproses.

Jalan Mulyosari Prima Utara IV, Surabaya

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Juli 2017, di halaman 13 dengan judul "Urusan Perbankan, Oh Repotnya...".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger