Kejadian ini hanya berselang sekitar satu bulan dari tragedi penembakan di Las Vegas yang menewaskan 59 orang pada Oktober lalu. Namun, Presiden AS Donald J Trump bergeming soal penjualan senjata bebas.

Ada dua reaksi Trump dalam menanggapi kejadian ini yang menjadi sorotan publik. Pertama, ia buru-buru menyatakan, persoalannya bukanlah soal kepemilikan senjata, melainkan akibat pelaku memiliki gangguan mental.

Reaksi berikutnya, ia langsung menyatakan bahwa tindakan ini bukan terorisme, melainkan act of evil. Ini berbeda dengan insiden penabrakan di New York, awal November lalu, yang menewaskan delapan orang. Trump langsung menyatakan, itu adalah serangan teroris. Dia juga berjanji memperketat kebijakan penerimaan imigran.

Betul argumen Trump bahwa Devin Patrick Kelley (26) yang menembaki jemaat yang sedang beribadah di gereja di Sutherland Springs itu memang memiliki catatan kriminal dan kekerasan. Dia pernah dihukum 1 tahun penjara akibat memukuli pasangan dan anak tirinya.

Namun, bagaimana Trump bisa menjelaskan mengapa orang seperti Stephen Paddock (64) tega membantai puluhan orang di Las Vegas? Paddock dikenal sebagai warga normal, hidupnya berkecukupan, tak memiliki catatan kejahatan. Dia merancang penyerangan dari kamar hotelnya dengan cermat bak di film-film dengan puluhan senjata otomatis dan ribuan peluru. Hal serupa juga terjadi pada sejumlah insiden penembakan sebelumnya dengan para pelaku yang dikenal hidup wajar dan normal.

Pascatragedi di Texas, perdebatan mengenai kepemilikan senjata kembali memanas. Namun, percayalah, perdebatan itu hanya akan berhenti pada tahap wacana dan seterusnya terlupakan, sampai mungkin datang kembali tragedi serupa. Jika lingkaran setan ini akan diputus, tak ada cara lain kecuali rakyat AS bergerak untuk mengakhiri teror yang terus menghantui kehidupan mereka akibat akses pembelian senjata api yang sangat mudah.

Cara yang paling konkret dan demokratis adalah dengan memilih calon pemimpin, juga calon senator dan anggota Kongres, yang memiliki pandangan yang sejalan dengan keresahan warga. Tentu isu ini akan dipolitisasi, apalagi menjelang pemilu sela tahun depan yang akan memilih sebagian anggota Senat dan sebagian anggota Kongres.