Era yang sekarang terbentang di hadapan kita itu adalah diperhitungkannya Asia Tenggara sebagai wilayah dengan peluang yang memikat.

Kunjungan Moon ke Indonesia merupakan kunjungan pertamanya ke kawasan Asia Tenggara. Sebagaimana disampaikan pula oleh Duta Besar Korsel untuk RI Cho Tai-young, Moon hendak menunjukkan, ASEAN sangat berharga bagi Korsel, sementara negara paling penting di kawasan tersebut adalah Indonesia.

Moon, mantan pengacara hak asasi manusia, menjadi Presiden Korsel pada Mei lalu untuk menggantikan Park Geun-hye. Pendahulunya ini tak bisa merampungkan masa jabatannya karena tersandung kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Berbeda dengan Park, Moon memiliki pendekatan baru dalam berbagai hal. Dalam isu nuklir Korea Utara, ia cenderung mengutamakan pendekatan dialog. Moon condong pula ke arah reunifikasi. Ia juga berusaha berbaik-baik dengan China, yang ditunjukkannya dengan "mengerem" pemasangan pertahanan antirudal buatan AS, THAAD, di wilayah Korsel. THAAD dikecam China karena kemampuan radarnya menembus masuk ke wilayah negara itu.

Pendekatan baru dilakukan pula oleh Moon dalam merespons situasi global yang senantiasa berubah. Beberapa hari setelah menjadi orang nomor satu di Korsel, ia menunjuk Wali Kota Seoul Park Won-soon sebagai Utusan Khusus untuk ASEAN. Hal ini sebagai wujud dari janjinya untuk meningkatkan level hubungan Korsel-ASEAN menjadi setara dengan relasi negara itu terhadap empat kekuatan: AS, China, Rusia, dan Jepang. Memandang penting Asia Tenggara juga dilakukan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang menerapkan Kebijakan Selatan Baru (New Southbound Policy). Lewat kebijakan ini, Tsai hendak meningkatkan hubungan ekonomi berjangka panjang dengan negara-negara di Selatan, terutama anggota ASEAN.

Dengan total populasi kawasan lebih dari 600 juta orang dan jumlah warga kelas menengah yang terus bertambah, kawasan ASEAN jelas menarik minat negara-negara, termasuk Korsel. Peningkatan hubungan Korsel-Indonesia dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Khusus merupakan langkah nyata Seoul untuk tak melewatkan peluang emas di wilayah ASEAN, termasuk di Indonesia. Implementasi dari Kemitraan Strategis Khusus itu adalah akselerasi industrialisasi di negara kita.