Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 09 Desember 2017

Surat Kepada Redaksi: Sistem Tanggal Sama//Bukan Andong//Tanggapan Bukalapak (Kompas)

Sistem Tanggal Sama

Sistem ganjil genap diusulkan Kasubdit Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto untuk dievaluasi. Sejak penerapan sistem itu pada 30 Agustus 2016, seperti dikutip detikcom pada 1 Desember lalu, sudah 10.326 pelanggar ditilang. Volume kendaraan menurun, kecepatan meningkat, dan waktu tempuh lebih singkat.

Tidak jelas apakah Tim Independen punya data statistik berapa jumlah rata-rata per hari kendaraan bernomor ganjil genap melewati jalan yang telah ditentukan/dibatasi pada pukul 07.00-10.00 dan pukul 16.00-20.00.

Daftar lengkap dan akurat jumlah mobil bernomor ganjil dan genap di DKI Jakarta ada di Kantor Polda Metro Jaya. Apabila jumlah kendaraan dibuat lebih rinci untuk setiap nomor yang berakhir dari nol sampai sembilan, dapat diperoleh sepuluh kelompok jumlah kendaraan yang berakhir nomor nol sampai dengan sembilan.

Kalau sekarang volume kendaraan menurun karena dibatasi dengan sistem ganjil genap, dapat diperkirakan volume kendaraan akan jauh lebih berkurang kalau diadakan pembatasan berdasarkan nomor akhir kendaraan yang sesuai dengan tanggal setiap hari, kecuali Sabtu, Minggu, dan hari raya.

Kalau diasumsi jumlah nomor akhir kendaraan (nol sampai sembilan) seimbang, pemberlakuan sistem nomor akhir kendaraan yang sama dengan tanggal pada setiap hari menyebabkan volume kendaraan dapat berkurang menjadi 90 persen dari jumlah nomor ganjil atau nomor genap yang melintas sejak 30 Agustus 2016.

Akan tetapi, probabilitas kejadian berdasarkan asumsi di atas tidak bisa berlaku 100 persen karena sistem penomoran STNK mobil tidak diprogram sedemikian rupa sehingga jumlah kendaraan bernomor akhir nol sampai sembilan selalu seimbang atau mendekati keseimbangan.

Sekiranya sistem tanggal sama diberlakukan, batasan jumlah jam kiranya bisa dikurangi.

Wim K Liyono, Surya Barat, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

 

Bukan Andong

Merujuk pada gambar yang dimuat di Kompas edisi 17 November lalu di halaman 15: di Solo dan beberapa tempat lain, nama kendaraan yang tercantum dalam gambar bukan andong, melainkan dokar atau delman.

Andong beroda empat, tetapi andong yang digunakan para petinggi kerajaan bermodel karoseri mewah dan kusir di luar karoseri. Namanya kereta kencana.

Namun, aneh bin ajaib, kata keretadigunakan untuk menamai sepur, yaitu kereta api, karena dulu berjalan berkat api dari kayu, kemudian batubara. Walaupun energi yang digunakan sekarang minyak diesel bahkan listrik, kendaraan itu tetap bernama kereta api. Pengelolanya PT Kereta Api Indonesia.

Sayang, meskipun beberapa kali ke Candi Borobudur, saya tidak memperhatikan apakah kendaraan semacam dalam gambar tersebut bernama andong. Jika, ya, apakah di kawasan Borobudur tidak ada kendaraan seperti itu yang beroda empat? Kalau ada, namanya apa?

Sayoso, KP Patangpuluhan, Gajahan, Solo, Jawa Tengah

 

Tanggapan Bukalapak

Sehubungan dengan pemuatan surat pembaca di Kompas (26/11) oleh Ibu Richa DP perihal masalah di Bukalapak, "Memakai Nama Autodrez", izinkan kami membantu memberi penjelasan.

Kami sudah menginformasikan secara langsung kepada Ibu Richa, dan kepada Autodrez, kami sudah sampaikan bahwa pelapak yang melakukan duplikasi terhadap lapak Autodrez dalam proses penghapusan barang-barang yang terindikasi merupakan duplikasi.

Kami juga sudah melakukan konfirmasi melalui surat elektronik (surel) agar Autodrez dapat mengirimkan surel kepada tim kami jika masih menemukan lapak yang terindikasi melakukan duplikasi terhadap lapak Autodrez.

Bukalapak akan selalu bekerja sama dengan para pelapak dan pembeli kami demi kenyamanan mereka selama bertransaksi berjualan dan juga berbelanja.

Kami percaya bahwa transparansi penting untuk memastikan kepercayaan konsumen kami di Bukalapak.

Demikian surat tanggapan ini kami buat dan kami mohon kerja sama yang baik untuk dapat dimuat sebagai tanggapan resmi.

Terima kasih.

Evi Andarini, Manajer Hubungan Masyarakat Bukalapak

Kompas, 9 Desember 2017 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger