Astaga! Itulah yang terucap tatkala membaca ambrolnya cetakan kepala tiang Jalan Tol Becakayu di Cawang, Jakarta Timur, karena baja pengikat dikurangi.
Kecelakaan di jalan tol yang menghubungkan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu itu bukan semata karena kelalaian. Kecelakaan yang menyebabkan tujuh pekerja luka-luka itu diduga antara lain akibat batang baja yang dipakai sebagai pengikat penyangga dikurangi, dari desain awal 12 batang menjadi 4 batang baja atau stress bar.
Lebih lanjut ditulis, 12 batang baja dalam desain dimaksud lahir dari perhitungan ilmu teknik sipil, yang dimaksudkan untuk mampu menopang beban hingga 326 ton. Kalau batang baja dikurangi, kemampuan menyangga beban pun pasti berkurang.
- English Version: Steel Bars and the Reputation of Construction Projects
Pengurangan baja penyangga ini juga diungkap PT Kresna Kusuma Dyandra Marga selaku pemilik proyek Tol Becakayu. Selain jumlahnya dikurangi, ukuran batang baja di bawah standar spesifikasi teknis, dari seharusnya 32 mm menjadi 19-25 mm. Sementara itu, pelaksana proyek, PT Waskita Karya, mengakui penyangga menggunakan 4 batang, tetapi berukuran 32 mm sesuai dengan desain.
Seperti dikemukakan Kepala Divisi III PT Waskita Karya Dono Parwoto, tidak mungkin pihaknya mengurangi baut dan batang baja mengingat itu tidak sebanding dengan risiko yang ditanggung. Sebaliknya ia cenderung menyebut pekerja yang mungkin teledor tidak memasang baut dengan kuat.
Lepas dari silang pendapat itu, berita pengurangan batang baja di Tol Becakayu mengejutkan dan bercorak skandal. Untung musibah terjadi ketika proyek belum tuntas dan belum dipergunakan. Sulit kita membayangkan betapa besar risiko yang bisa ditimbulkan oleh pengerjaan seperti itu.
Kita refleksikan apa yang terjadi ini dengan mendalam. Bukankah mendapat proyek sebenarnya lebih daripada sekadar mendapat penghasilan (dan laba)? Kita berpandangan, mendapat proyek adalah mendapatkan kepercayaan. Bisa juga dimaknai, mendapat proyek berarti juga mendapatkan amanah besar untuk membangun fasilitas umum yang akan dipakai banyak orang.
Pada sisi lain kita juga bisa memandang bahwa si penerima amanah adalah sosok yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Ia diakui keprofesionalannya. Ia tidak hanya akan mampu mengerjakan proyek tepat waktu, tetapi juga bermutu tinggi, sesuai dengan desain dan spesifikasi yang disepakati dan sesuai dengan perhitungan ilmu teknik.
Jadi, kalau benar terjadi dalam pembangunan Tol Becakayu ada pengurangan batang baja, itu jelas koruptif dan membahayakan, dan tidak bisa mengemban kepercayaan. Kita berharap kasus ini dapat diselidiki tuntas dan masyarakat diinformasikan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Minimal kita kecewa berat, mengapa justru ketika pemerintah gencar membangun infrastruktur, di kalangan yang menjadi pilar perwujudan program ini terjadi kejadian yang mengecewakan dan memalukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar