Bank Sampah Sekolah Kami
SMP Ignatius Slamet Riyadi di Gang Kebon-Kangkung X, Kiaracondong, Bandung, adalah salah satu sekolah yang mencoba memulai mengelola sampah sejak Agustus 2015 dengan cara mengikuti program bank sampah.
Kami mengikuti Bank Sampah Bersinar (BSB), beralamat di Baleendah, Bandung, Jawa Barat. BSB datang ke sekolah kami saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, agenda rutin bagi siswa baru. Kepada siswa dikenalkan cara mengelola sampah agar bermanfaat, mulai dari jenis sampah hingga pemilahannya. Dengan menabung sampah, banyak manfaat ekonomi dan lingkungan yang kami peroleh.
Namun, perjalanan tidaklah mulus. Mengubah kebiasaan turun-temurun sangat sulit. Lagi pula, sampah selalu diidentikkan dengan kotor, jijik, dan bau. Biasanya siswa membuang sampah di tempat sampah—ini sudah benar. Yang belum benar adalah membuang sampah sesuai dengan jenisnya.
Awalnya sulit sekali menyadarkan siswa. Meski sudah tertulis jenis sampahnya, masih saja ada yang usil buang makanan (sampah basah) ke tempat sampah yang seharusnya untuk botol, kaleng, atau plastik. Dengan keyakinan dan usaha maksimal, kami dapat mengatasinya.
Sekarang BSB sekolah kami lebih baik. Selasa, Rabu, dan Kamis adalah hari pengumpulan sampah berturut-turut untuk kelas VII, VIII, dan IX. Kalau ada siswa yang tak bawa sampah, mereka harus bawa esok harinya atau mereka memilah sampah sepulang sekolah, membantu teman-teman yang kebetulan mendapat giliran tugas memilah sampah.
Sejauh ini, hasil sampah kami gunakan untuk berbagai kegiatan sekolah: perayaan Sumpah Pemuda, perkemahan Pramuka, HUT RI, dan open house sekolah. Kami pun bekerja sama dengan BSB mengadakan Bazar Sampah pada 27 Januari 2017. Kami menggandeng beberapa perusahaan dan lembaga.
Di samping itu, sumbangan sampah perseorangan pun banyak. Kami berterima kasih karenanya. Sampah ditukar dengan alat tulis dan bahan kebutuhan pokok berupa beras, minyak goreng, dan gula. Semoga di tahun 2018 kami dapat mengadakan kegiatan serupa.
Budi Pracayaningdyah (Terry)
Jalan Pajajaran, Gang Merdeka Lio 1, Bandung
Pesan Tiket Kereta Bandara
Pemesanan tiket bandara Railink Bandara Soekarno-Hatta secara daring ternyata hanya tersedia untuk keberangkatan lebih dari dua jam ke depan.
Dengan demikian, calon penumpang hanya bisa memesan tiket pada rentang waktu minimal dua jam sebelum jadwal keberangkatan kereta.
Kondisi tersebut menjadi tidak efektif, terutama bagi penumpang dari bandara, karena calon penumpang bisa jadi hanya berani memesan tiket setelah mereka mendarat. Berarti para penumpang itu harus menunggu lebih dari dua jam menjelang keberangkatan kereta.
Ada baiknya manajemen Railink membuka peluang kepada calon penumpang untuk memesan tiket dengan rentang waktu yang lebih pendek sehingga mengurangi masa menunggu di bandara.
Husni Jamal
Simpang Tiga Sipin, Jambi
Pelayanan Buruk Modem Bolt
Saya pengguna modem Bolt bernomor 9992321144. Sudah beberapa kali saya melaporkan, baik ke pusat panggilan maupun di gerai Bolt di Bogor, bahwa modem Bolt saya selalu tidak dapat digunakan.
Setiap melapor saya mendapat jawaban "sedang ada perbaikan di BTS jalan Tunjung Biru, Villa Duta Bogor".
Saya diminta menunggu selama 3 x 24 jam. Tujuh hari kemudian saya tak dapat solusi apa pun. Modem Bolt saya hanya bisa terkoneksi dengan BTS di Jalan Tunjung Biru.
Mintalja Effendi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar