Kekesalan China terhadap Australia tampaknya terus bertambah. Sikap Canberra yang selama ini dinilai menyudutkan Beijing dianggap sudah keterlaluan.
Dalam edisi Rabu lalu, media Global Times, China, mengatakan, Pemerintah China harus mengurangi dulu intensitas hubungannya dengan Australia. Maka, menurut media itu, rencana kunjungan PM Australia Malcolm Turnbull pada tahun ini ke Beijing seharusnya ditunda.
Sebelumnya, politisi Australia Andrew Hastie, ketua sebuah komite di parlemen, menuduh seorang donor politik China Australia yang kaya raya telah membiayai penyuapan terhadap pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pernyataan itu dibuat Hastie di parlemen. Dengan demikian, ia tidak akan dikenai langkah hukum apa pun meskipun mengeluarkan pernyataan yang berpotensi mencemarkan nama baik.
Bagi China, apa yang disampaikan Hastie tak ubahnya provokasi dan menjadi bagian dari sikap anti-negara itu yang terasa kian kuat di Australia beberapa waktu belakangan. Pernyataan yang menenangkan dari sejumlah pejabat tinggi Australia beberapa waktu sebelumnya tidak mampu meredam kekesalan Beijing.
Sebelumnya, Pemerintah Australia juga mengumumkan usulan undang-undang yang melarang donasi politik dari pihak asing. Lewat usulan ini, semua sumbangan politik asing dilarang, sedangkan upaya aktor asing untuk memengaruhi pemerintah akan dikriminalisasi. Usulan ini muncul di tengah kabar mengenai pengaruh China terhadap politisi Canberra dalam isu kehadiran Beijing di Laut China Selatan. Rancangan undang-undang ini belum disahkan karena beberapa bagiannya sedang ditinjau oleh komite parlemen.
Beberapa waktu lalu, ada pula kabar di Australia bahwa China hendak membangun pangkalan di Vanuatu, sebuah negara di Pasifik. Australia terkejut dengan kabar itu yang akhirnya dibantah oleh China dan Vanuatu.
Situasi hubungan Australia dengan China yang beberapa waktu terakhir kurang begitu menggembirakan menunjukkan tengah terjadi perubahan yang perlu diantisipasi oleh kedua belah pihak. China, mitra dagang terbesar Australia, kini adalah salah satu kekuatan utama yang harus diakui memiliki kepentingan kian besar di berbagai wilayah dunia, termasuk di Pasifik. Seperti diketahui banyak pihak, China antara lain tengah mewujudkan rencana ambisius ikut membangun infrastruktur di sejumlah wilayah, termasuk Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar