Bulan lalu saya mempunyai pengalaman yang mendebarkan. Sejak ibu meninggal setahun yang lalu, ayah saya yang berumur 76 tahun tinggal di rumah saya. Kami di rumah mempunyai dua anak yang sudah kuliah. Istri saya dan saya bekerja sehingga ayah saya pada waktu kami bekerja hanya tinggal dengan asisten rumah tangga. Asisten rumah tangga kami perempuan berumur 45 tahun. Meski dia hanya sekolah sampai SMP, dia cukup cerdas.

Sewaktu saya bekerja, asisten rumah tangga mengabarkan bahwa ayah saya tak mau makan dan hanya tiduran di kamar. Saya mempercepat pulang dari tempat kerja. Saya dapati ayah dalam keadaan lemah, sedikit sesak, malas bicara, dan sejak pagi tak mau makan atau minum.

Saya segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Setelah pemeriksaan fisik, foto rontgen, dan rekaman jantung, ayah dinyatakan terserang pneumonia dan harus segera dirawat. Semula saya protes pada dokter karena ayah tak tampak sakit berat. Demamnya tidak tinggi, hanya memang tampak sesak.

Dokter menjelaskan bahwa gejala penyakit pada orang usia lanjut berbeda dengan orang dewasa muda. Orang yang berusia lanjut mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga gejala penyakit bahkan juga pemeriksaan laboratorium berbeda responsnya dengan orang dewasa muda yang kekebalan tubuhnya baik. Dokter menjelaskan bahwa keadaan ayah saya cukup serius, jika keadaannya memburuk, bukan tidak mungkin ayah harus dirawat di ruang perawatan intensif.

Saya tak jadi membawa ayah pulang dan ayah dirawat. Hari kedua perawatan keadaannya menurun. Sesaknya lebih jelas dan kesadarannya mulai menurun. Saya jadi amat khawatir. Untunglah pengobatan memberi hasil. Keadaan ayah kemudian menunjukkan perbaikan. Setelah perawatan 10 hari ayah sudah dapat berjalan sendiri ke kamar mandi. Saya merasa lega karena ayah dapat selamat dari ancaman maut. Menurut dokter, angka kematian pada perawatan pasien usia lanjut dengan pneumonia sekitar 30 persen.

Pada perawatan di rumah, saya menyewa tenaga penjaga orang sakit untuk membantu ayah sampai beliau mampu mandiri penuh. Saya amat khawatir dengan asupan gizinya. Jika tidak disuapi, dia masih malas makan. Pertanyaan saya adalah apakah risiko terserang pneumonia pada orang usia lanjut cukup besar? Bagaimana cara mencegah agar orang usia lanjut tidak tertular pneumonia? Terima kasih atas penjelasan dokter.

Bulan lalu saya mempunyai pengalaman yang mendebarkan. Sejak ibu meninggal setahun yang lalu, ayah saya yang berumur 76 tahun tinggal di rumah saya. Kami di rumah mempunyai dua anak yang sudah kuliah. Istri saya dan saya bekerja sehingga ayah saya pada waktu kami bekerja hanya tinggal dengan asisten rumah tangga. Asisten rumah tangga kami perempuan berumur 45 tahun. Meski dia hanya sekolah sampai SMP, dia cukup cerdas.

Sewaktu saya bekerja, asisten rumah tangga mengabarkan bahwa ayah saya tak mau makan dan hanya tiduran di kamar. Saya mempercepat pulang dari tempat kerja. Saya dapati ayah dalam keadaan lemah, sedikit sesak, malas bicara, dan sejak pagi tak mau makan atau minum.

Saya segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Setelah pemeriksaan fisik, foto rontgen, dan rekaman jantung, ayah dinyatakan terserang pneumonia dan harus segera dirawat. Semula saya protes pada dokter karena ayah tak tampak sakit berat. Demamnya tidak tinggi, hanya memang tampak sesak.

Dokter menjelaskan bahwa gejala penyakit pada orang usia lanjut berbeda dengan orang dewasa muda. Orang yang berusia lanjut mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga gejala penyakit bahkan juga pemeriksaan laboratorium berbeda responsnya dengan orang dewasa muda yang kekebalan tubuhnya baik. Dokter menjelaskan bahwa keadaan ayah saya cukup serius, jika keadaannya memburuk, bukan tidak mungkin ayah harus dirawat di ruang perawatan intensif.

Saya tak jadi membawa ayah pulang dan ayah dirawat. Hari kedua perawatan keadaannya menurun. Sesaknya lebih jelas dan kesadarannya mulai menurun. Saya jadi amat khawatir. Untunglah pengobatan memberi hasil. Keadaan ayah kemudian menunjukkan perbaikan. Setelah perawatan 10 hari ayah sudah dapat berjalan sendiri ke kamar mandi. Saya merasa lega karena ayah dapat selamat dari ancaman maut. Menurut dokter, angka kematian pada perawatan pasien usia lanjut dengan pneumonia sekitar 30 persen.

Pada perawatan di rumah, saya menyewa tenaga penjaga orang sakit untuk membantu ayah sampai beliau mampu mandiri penuh. Saya amat khawatir dengan asupan gizinya. Jika tidak disuapi, dia masih malas makan. Pertanyaan saya adalah apakah risiko terserang pneumonia pada orang usia lanjut cukup besar? Bagaimana cara mencegah agar orang usia lanjut tidak tertular pneumonia? Terima kasih atas penjelasan dokter.

Z di J

Pneumonia memang merupakan salah satu penyebab kematian yang sering pada orang berusia lanjut. Pneumonia disebabkan oleh berbagai kuman salah satunya adalah kuman Streptococcus pneumoniae. Pada pemeriksaan apusan tenggorok anak sekitar 20 persen anak mempunyai kuman ini di tenggorokannya sehingga berpotensi menularkan kepada orang sekitar termasuk orang berusia lanjut. Anak-anak terutama yang berumur di bawah 5 tahun juga sering terserang pneumonia dan jika terkena pneumonia juga dapat berkembang menjadi sakit berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Jika ditelusuri pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit yang terbanyak adalah pasien anak berumur di bawah 5 tahun, kemudian adalah orangtua yang umurnya 60 tahun atau lebih. Sebenarnya mereka yang masih muda, tetapi menderita penyakit kronik, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, penyakit gagal ginjal, sirosis hati juga rentan tertular pneumonia. Karena itu, kelompok ini juga dianjurkan untuk mendapat imunisasi pencegahan pneumonia dengan vaksin pneumokok.

Selain imunisasi, pencegahan pneumonia adalah dengan mengamalkan gaya hidup sehat, gizi yang baik, berolahraga, tidur cukup, serta hidup bersih. Imunisasi merupakan upaya penting untuk mencegah pneumonia. Di beberapa negara, imunisasi pneumokok telah menjadi program imunisasi, artinya pemberian imunisasi ini dibiayai oleh pemerintah. Di Amerika Serikat dan Australia telah lama orang berusia lanjut mendapat imunisasi pneumokok. Cakupan imunisasi pneumokok di kedua negara tersebut telah mencapai 70 persen. Di Indonesia dewasa ini terdapat sekitar 25 juta orang yang berusia lanjut. Untuk mencegah penularan pneumonia di kalangan usia lanjut ini seharusnya kita juga berupaya serupa. Namun, sampai sekarang imunisasi pneumokok pada usia lanjut masih merupakan imunisasi pilihan yang masih dibiayai sendiri oleh masyarakat.

Pneumonia pada usia lanjut memang merupakan masalah yang serius. Angka kematian pada perawatan pneumonia di rumah sakit dapat mencapai 30-40 persen. Pada umumnya orang berusia lanjut jika terserang pneumonia, penyakitnya cepat menjadi parah. Tak jarang diperlukan perawatan intensif di ICU. Pasien kadang-kadang harus dibantu dengan mesin bantuan napas. Antibiotik yang digunakan juga harus cukup kuat serta harganya mahal. Meski telah dilakukan upaya maksimal, tak sedikit penderita pneumonia yang berusia lanjut tak dapat diselamatkan.

Vaksin pneumokok telah lama tersedia di Indonesia, bahkan sekarang juga sudah tersedia dalam bentuk konjugat yang mampu membentuk antibodi dalam jangka waktu lama sehingga cukup imunisasi sekali seumur hidup. Pemberian vaksin pneumokok dianjurkan pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Selain itu, vaksin ini dianjurkan untuk diberikan pada anak. Orang dewasa muda yang mengalami penurunan kekebalan tubuh karena penyakit kronik juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin ini. Begitu pula mereka yang mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat HIV, kanker, dan lain-lain. Sebaiknya juga mendapat vaksinasi pneumokok.

Pemeliharaan kesehatan pada orang usia lanjut harus menjadi kepedulian kita semua. Jumlah orang yang berusia lanjut di negeri kita semakin meningkat. Kita tentu menginginkan mereka hidup sehat, mampu produktif, dan mandiri. Di lingkungan keluarga biasanya mereka yang berusia lanjut dijadikan tempat bertanya karena pengalaman hidup serta kebijakan mereka. Sedapat mungkin orang yang berusia lanjut yang dapat hidup mandiri diberi kesempatan untuk menikmati kehidupannya. Mereka dapat mengajar, menulis, atau membentuk kelompok yang dapat menyumbang pembangunan bangsa. Di beberapa pemukiman terdapat senam untuk usia lanjut, juga ada klub usia lanjut. Semua ini untuk menjadikan kelompok usia lanjut menjadi kelompok yang aktif dan menikmati kualitas hidup yang baik.

Sehat di usia lanjut tentulah menjadi idaman semua orang. Untuk dapat mencapai keadaan sehat di usia lanjut harus diupayakan sejak muda bahkan sejak masih dalam kandungan. Ibu hamil harus mendapat gizi yang baik, sehat, dan dipersiapkan untuk persalinan yang aman. Anak yang dilahirkan dijaga agar tumbuh kembang dengan baik dan mendapat perlindungan penularan penyakit melalui imunisasi.

Masa remaja dijaga agar anak tumbuh dengan ceria dan sehat. Jauh dari kebiasaan merokok, menggunakan narkoba dan alkohol, serta tidak melakukan perbuatan yang berisiko menularkan penyakit menular seksual. Upaya untuk mencegah penyakit degeneratif pada usia yang lebih tua juga harus dilakukan. Mereka yang mempunyai keluarga berpenyakit diabetes melitus perlu menjalani penapisan. Melalui gaya hidup sehat serta pemeriksaan kesehatan berkala diharapkan mereka yang memasuki masa usia lanjut tetap sehat dan produktif. Semoga ayah Anda sekarang sudah dapat bercengkerama lagi dengan cucu beliau. Jangan lupa memberikan imunisasi pneumokok untuk ayah Anda.

Pneumonia memang merupakan salah satu penyebab kematian yang sering pada orang berusia lanjut. Pneumonia disebabkan oleh berbagai kuman salah satunya adalah kuman Streptococcus pneumoniae. Pada pemeriksaan apusan tenggorok anak sekitar 20 persen anak mempunyai kuman ini di tenggorokannya sehingga berpotensi menularkan kepada orang sekitar termasuk orang berusia lanjut. Anak-anak terutama yang berumur di bawah 5 tahun juga sering terserang pneumonia dan jika terkena pneumonia juga dapat berkembang menjadi sakit berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Jika ditelusuri pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit yang terbanyak adalah pasien anak berumur di bawah 5 tahun, kemudian adalah orangtua yang umurnya 60 tahun atau lebih. Sebenarnya mereka yang masih muda, tetapi menderita penyakit kronik, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, penyakit gagal ginjal, sirosis hati juga rentan tertular pneumonia. Karena itu, kelompok ini juga dianjurkan untuk mendapat imunisasi pencegahan pneumonia dengan vaksin pneumokok.

Selain imunisasi, pencegahan pneumonia adalah dengan mengamalkan gaya hidup sehat, gizi yang baik, berolahraga, tidur cukup, serta hidup bersih. Imunisasi merupakan upaya penting untuk mencegah pneumonia. Di beberapa negara, imunisasi pneumokok telah menjadi program imunisasi, artinya pemberian imunisasi ini dibiayai oleh pemerintah. Di Amerika Serikat dan Australia telah lama orang berusia lanjut mendapat imunisasi pneumokok. Cakupan imunisasi pneumokok di kedua negara tersebut telah mencapai 70 persen. Di Indonesia dewasa ini terdapat sekitar 25 juta orang yang berusia lanjut. Untuk mencegah penularan pneumonia di kalangan usia lanjut ini seharusnya kita juga berupaya serupa. Namun, sampai sekarang imunisasi pneumokok pada usia lanjut masih merupakan imunisasi pilihan yang masih dibiayai sendiri oleh masyarakat.

Pneumonia pada usia lanjut memang merupakan masalah yang serius. Angka kematian pada perawatan pneumonia di rumah sakit dapat mencapai 30-40 persen. Pada umumnya orang berusia lanjut jika terserang pneumonia, penyakitnya cepat menjadi parah. Tak jarang diperlukan perawatan intensif di ICU. Pasien kadang-kadang harus dibantu dengan mesin bantuan napas. Antibiotik yang digunakan juga harus cukup kuat serta harganya mahal. Meski telah dilakukan upaya maksimal, tak sedikit penderita pneumonia yang berusia lanjut tak dapat diselamatkan.

Vaksin pneumokok telah lama tersedia di Indonesia, bahkan sekarang juga sudah tersedia dalam bentuk konjugat yang mampu membentuk antibodi dalam jangka waktu lama sehingga cukup imunisasi sekali seumur hidup. Pemberian vaksin pneumokok dianjurkan pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Selain itu, vaksin ini dianjurkan untuk diberikan pada anak. Orang dewasa muda yang mengalami penurunan kekebalan tubuh karena penyakit kronik juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin ini. Begitu pula mereka yang mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat HIV, kanker, dan lain-lain. Sebaiknya juga mendapat vaksinasi pneumokok.

Pemeliharaan kesehatan pada orang usia lanjut harus menjadi kepedulian kita semua. Jumlah orang yang berusia lanjut di negeri kita semakin meningkat. Kita tentu menginginkan mereka hidup sehat, mampu produktif, dan mandiri. Di lingkungan keluarga biasanya mereka yang berusia lanjut dijadikan tempat bertanya karena pengalaman hidup serta kebijakan mereka. Sedapat mungkin orang yang berusia lanjut yang dapat hidup mandiri diberi kesempatan untuk menikmati kehidupannya. Mereka dapat mengajar, menulis, atau membentuk kelompok yang dapat menyumbang pembangunan bangsa. Di beberapa pemukiman terdapat senam untuk usia lanjut, juga ada klub usia lanjut. Semua ini untuk menjadikan kelompok usia lanjut menjadi kelompok yang aktif dan menikmati kualitas hidup yang baik.

Sehat di usia lanjut tentulah menjadi idaman semua orang. Untuk dapat mencapai keadaan sehat di usia lanjut harus diupayakan sejak muda bahkan sejak masih dalam kandungan. Ibu hamil harus mendapat gizi yang baik, sehat, dan dipersiapkan untuk persalinan yang aman. Anak yang dilahirkan dijaga agar tumbuh kembang dengan baik dan mendapat perlindungan penularan penyakit melalui imunisasi.