Selama bulan puasa, kebanyakan dari kita mengupayakan berbagai perilaku yang lebih positif dari sebelumnya. Namun, setelah Lebaran sebagian orang acap kali lupa dan kembali pada perilaku semula yang kurang baik. Hal ini tentunya bukan sesuatu yang diharapkan.

Kita semua justru ingin agar dengan bertambahnya hari dan usia, kita tetap dapat berbuat positif, bukan? Menurut hemat saya, salah satu sikap atau nilai hidup yang perlu kita kembangkan untuk memelihara perilaku positif yang sudah kita upayakan sebelumnya adalah sikap antusias.

Gambaran tentang antusiasme

Menurut Linda Popov (1997), antusiasme adalah tampilan yang membawa keceriaan dan kebahagiaan. Orang yang antusias melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, dengan semangat dan penuh gairah. Antusiasme memberikan perhatian seratus persen dan yang terbaik pada apa pun yang sedang dilakukan dan kita menantikannya.

Jika dilihat dari asal katanya, enthusiasm, menurut Marc Cenedella (2012), 'en' berarti di dalam, 'thus' berasal dari bahasa Yunani 'theos' yang berarti Tuhan. "Enthusiasm" berarti spirit Tuhan di dalamnya. Tampaknya hal ini memang benar. Ketika kita menunjukkan antusiasme, kita menunjukkan apresiasi yang tepat bagi dunia yang indah di mana kita tinggal.

Antusiasme dipenuhi semangat positif. Popov menjelaskan, antusiasme bukanlah sesuatu yang Anda lakukan, melainkan cara Anda melakukannya. Anda bisa antusias mengajar, membersihkan rumah, atau bersedekah. Antusiasme bahkan membuat pekerjaan yang membosankan menjadi menyenangkan.

Tanpa antusiasme, segala sesuatu berjalan lambat dan tidak menyenangkan. Tidak ada kegembiraan, tidak ada gairah. Orang yang kurang antusias biasanya pasif, mereka menahan diri, melakukan hal-hal secara enggan, dan tidak memberi sepenuh hati.

Jika kurang antusias, Anda tidak akan menyelesaikan banyak hal. Semuanya menjadi membosankan baginya dan seseorang tanpa antusiasme menjadi membosankan juga bagi lingkungannya.

Tal Ben-Shahar (2012) menambahkan bahwa orang yang pesimistis menepis optimisme ataupun antusiasme sebagai tidak beralasan dan tidak realistis. Meskipun benar bahwa orang yang optimistis memiliki harapan yang tinggi dan mimpi yang luhur, berbagai harapan dan impian ini dapat menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, seiring waktu bisa menjadi kenyataan.

Pandangan yang pesimistis akan membuat masa depan menjadi suram; sedangkan kecenderungan yang penuh harapan akan membawa kesuksesan dan kesejahteraan. Jika optimisme dan antusiasme itu ada dasarnya, justru dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial, membawa kesuksesan di tempat kerja, membantu kita mengatasi kesulitan, dan memberikan landasan penting untuk mewujudkan impian kita.

Bagaimana melatihnya?

Antusiasme adalah sebuah sikap yang berasal dari dalam diri. Anda membiarkan diri merasa bergairah dengan apa pun yang Anda lakukan dan telah rencanakan. Anda menjadi antusias dengan memikirkan betapa menyenangkannya sesuatu akan berlangsung atau memikirkan berbagai cara untuk membuatnya menyenangkan.

Memang, Anda tidak dapat membuat diri Anda bersemangat tentang semua hal, tetapi Anda dapat membantu dengan menggunakan berbagai kemampuan yang Anda miliki di dalam diri. Anda dapat menggunakan imajinasi Anda untuk menemukan kegairahan pada hal-hal yang Anda lakukan. Anda dapat memikirkan cara-cara baru dan orisinal untuk melakukannya.

Cara lain adalah membayangkan hasil dari apa yang Anda lakukan sebelum terjadi. Bayangkan, misalnya betapa senangnya anggota keluarga ketika melihat kondisi rumah yang rapi dan bersih karena Anda telah berhasil membereskannya.

Gunakan waktu untuk menikmati kesenangan yang sederhana, seperti memandangi bunga sepatu yang mekar di taman. Anda juga dapat menunjukkan antusiasme Anda terhadap orang lain, dengan merayakan bersama mereka ketika sesuatu yang luar biasa terjadi. Anda menunjukkan antusiasme dalam senyuman Anda, kegembiraan di wajah Anda, mengatakan hal-hal seperti, "Wow, keren!" "Ini hebat!". Jika Anda menunjukkan perasaan antusiasme, akan memberi dorongan juga kepada orang lain untuk bersikap sama.

Beberapa saran

Nicolas Cole (2016) menyampaikan bahwa kunci membangunkan antusiasme adalah menyadari bahwa Anda mengendalikan hidup Anda sendiri dan kegairahan itu harus dimulai di dalam diri Anda. Beberapa tips yang diajukan adalah:

1. Tetapkan tujuan pada malam sebelumnya.

Upayakan selalu ada sesuatu yang diucapkan untuk menjelaskan tujuan Anda esok hari sebelum tidur. Perencanaan semacam ini tidak hanya menyiapkan diri, tetapi dapat menanamkan tujuan Anda secara kuat di alam bawah sadar untuk dipertimbangkan sepanjang malam. Keesokan paginya, Anda akan kagum terhadap betapa cepatnya Anda berpikir tentang apa yang telah Anda katakan ingin Anda selesaikan. Setelah itu yang ada hanyalah masalah disiplin, bukan lagi keraguan.

2. Pasang jam weker di ruang sebelah.

Jika Anda memiliki jam weker tepat di samping tempat tidur, Anda membuat kesalahan besar. Letakkan jam untuk membangunkan tidur Anda di kamar sebelah sehingga Anda dipaksa untuk bangun dari tempat tidur untuk mematikannya. Dengan begitu, Anda menghilangkan kesempatan bagi diri Anda yang lelah untuk mengulurkan tangan, mematikan, dan segera tertidur lagi. Sebaliknya, jika Anda lalu berdiri, berjalan melintasi ruangan, mematikan weker, dan kemudian berjalan kembali ke tempat tidur, kantuk Anda biasanya sudah pergi dan Anda siap memulai kegiatan.

3. Hal pertama harus menyenangkan.

Cari dan pikirkan hal yang membuatmu tetap bisa berkegiatan, tidak peduli seberapa lelahnya Anda. Apakah suka dengan suatu acara di radio atau televisi? Bagaimana dengan membaca atau mendengarkan musik? Apa pun kegiatan yang membuat Anda terbangun, dapat digunakan sebagai motivasi luar biasa untuk menghadapi hari selanjutnya. Melakukan sesuatu yang Anda senangi selama kira-kira 30 menit sejak bangun tidur akan membangun landasan yang bagus untuk berbagai kegiatan di hari tersebut. Anda dapat melakukan hal-hal rutin yang membosankan, seperti mandi atau sarapan, tepat setelahnya.

4. Konsisten

Bagian tersulit dalam memantapkan rutinitas pagi yang efektif dan positif adalah dibutuhkan konsistensi. Anda harus melakukan sesuatu untuk waktu yang sangat lama agar menjadi sifat kedua Anda. Jika sejak bangun dan setiap hari ingin merangkul antusiasme dalam hidup, Anda perlu berkomitmen untuk berlatih dalam jangka waktu yang lama. Pada akhirnya, hal itu tidak akan lagi menjadi sesuatu yang harus "dipikirkan" setiap pagi. Antusias untuk terus berperilaku positif akan menjadi bagian dari siapa Anda, tidak perlu harus menunggu bulan puasa berikutnya.