Tiga posisi penting di militer Korea Utara mengalami perubahan. Posisi itu kini diisi orang yang dikenal sangat loyal terhadap Kim Jong Un.
Biro Politik Militer, organ angkatan bersenjata yang sangat berkuasa dan bisa saja mengambil sikap berbeda dengan sikap Pemimpin Korut Kim Jong Un, kini dipimpin oleh Kim Su Gil. Posisi strategis ini sebelumnya dijabat oleh Kim Jong Gak.
Kim Su Gil (68) merupakan jenderal bintang empat yang sangat dipercaya oleh Kim Jong Un. Saat menghadiri acara besar dan melakukan inspeksi militer, Pemimpin Korut tampak selalu ditemani oleh Kim Su Gil.
Ia juga salah satu dari tokoh yang terlibat dalam eksekusi paman Kim Jong Un, Jang Song Thaek, Desember 2013. Kim Su Gil kemudian juga dipercaya memimpin organ partai pada awal 2014 yang bertugas membersihkan struktur pemerintahan dari orang-orang kepercayaan Jang Song Thaek.
Posisi penting lain yang diisi orang kepercayaan Kim Jong Un adalah kepala staf umum militer yang kini ditempati oleh Ri Yong Gil. Sebelumnya, kepala staf umum militer dipegang oleh Ri Myong Su, sementara Ri Yong Gil merupakan wakilnya. Posisi penting ketiga yang berubah adalah menteri pertahanan yang sekarang dijabat oleh No Kwang Chol. Sebelumnya, posisi menhan ditempati oleh Pak Yong Sik. Informasi pergantian tiga pejabat tinggi militer Korut ini disampaikan media Korea Selatan berdasarkan keterangan intelijen Seoul.
Secara umum, menurut sejumlah kalangan, mereka yang diganti merupakan para pejabat tinggi militer yang sangat setia terhadap doktrin nuklir Korut. Dalam doktrin ini, nuklir ditetapkan sebagai sarana penting pertahanan negara tersebut.
Kim Jong Un tampaknya merasa perlu untuk mencopot mereka menjelang pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 12 Juni nanti di Singapura. Penyebabnya, perhelatan bersejarah itu diperkirakan akan menghasilkan peta jalan denuklirisasi. Pemimpin Korut, guna memastikan peta jalan terlaksana secara mulus, harus memastikan tidak ada perbedaan pendapat atau bahkan mungkin perlawanan dari kalangan petinggi militer terhadap hasil pertemuan Kim Jong Un dengan Trump.
Khusus penempatan Kim Su Gil sebagai Direktur Biro Politik Militer, hal itu dilihat sebagai langkah Kim Jong Un untuk menambah kuat cengkeraman partai terhadap angkatan bersenjata. Korut selama ini memang menempatkan militer dalam posisi yang cukup berpengaruh dalam politik, mengingat kondisi negara itu yang secara formal masih berstatus perang dengan AS dan Korsel. Maka, menjelang pertemuan dengan Trump, dapat dipahami jika Kim Jong Un betul-betul ingin memastikan tidak ada petinggi militer yang membangkang atau menolak peta jalan denuklirisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar