Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas

Sejak tahun lalu publik dikejutkan berbagai aksi koprorasi yang dilakukan oleh Amazon, sebuah perusahaan ritel berbasis digital dari Amerika Serikat. Kemarin mereka kembali melakukan uji coba melalui Whole Foods, sebuah perusahaan ritel konvensional yang diakuisisi Amazon senilai 13,4 miliar dollar AS pada tahun lalu, yang membuat publik ingin mengetahui, apa yang hendak dilakukan oleh mereka?

Sebelumnya Amazon melakukan beberapa aksi korporasi. Pada tahun lalu mereka mengakuisisi Whole Foods. Waktu itu publik dikejutkan dengan langkah ini karena di tengah tren ritel digital, mereka malah membeli perusahaan ritel konvensional.

Amazon juga membuka ritel fisik tanpa penjaga dan kasir dengan nama Amazon Go sehingga pembeli cukup mengambil barang dan keluar melalui gerbang yang langsung akan melakukan pemindaian langsung melalui aplikasi yang ada di telepon cerdas pembeli tanpa perlu membayar ke kasir.

GETTY IMAGES/AFP/STEPHEN BRASHEAR

Dalam foto yang diambil pada 22 Januari 2018 di Seattle, Washington, Amerika Serikat, terlihat sejumlah pembeli meninggalkan gerai Amazon Go. Setelah lebih dari setahun dalam versi beta, gerai Amazon Go akhirnya dibuka untuk publik.

Perusahaan ini juga melakukan kerja sama dengan perusahaan finansial JP Morgan dan perusahaan investasi milik Warren Buffet yang bernama Berkshire Hathaway pada tahun ini. Awalnya belum jelas tujuan perkongsian ini. Mereka hanya menyebutkan kalau mereka hendak melayani kebutuhan jasa kesehatan karyawan mereka secara lebih baik meski publik mengendus kemungkinan mereka akan membangun bisnis baru.

Apalagi belum lama ini, mereka membeli sebuah perusahaan farmasi yang memiliki jaringan luas di Amerika Serikat. Akan tetapi, setelah penunjukan Atul Gawande sebagai CEO of Health Initiative, maka makin jelas maksud dari aksi korporasi tiga perusahaan itu yaitu memasuki bisnis jasa kesehatan di negara itu secara menyeluruh karena jasa itu berbiaya tinggi dan membuat publik merasa frustrasi.

Kembali ke uji coba yang dilakukan oleh Whole Foods di New York City kemarin. Konsumen yang menjadi anggota Amazon Prime melalui program Prime Now bisa memesan sejumlah produk melalui telepon cerdas dan diantar langsung kurang dari dua jam secara gratis dengan nilai pesanan minimal 35 dollar AS sementara bila waktu pengantaran kurang dari satu jam berbiaya 7,99 dollar AS.

HO/MIKE BROWN/SPACE FLORIDA

Pendiri Amazon dan Blue Origin Jeff Bezos menjawab pertanyaan media setelah pembukaan rencana membangun pabrik pembuatan roket, di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral Florida, Amerika Serikat pada 15 September 2015.

Produk yang ditawarkan adalah produk segar dan mudah rusak seperti daging, ikan, sayur, makanan matang, dan minuman. Layanan ini dimulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 10.00 malam. Program yang mirip pernah dilakukan beberapa waktu sebelumnya dengan produk yang sangat umum dan berbiaya.

Apakah yang hendak dituju oleh Amazon dengan uji coba itu? Salah satu dugaannya adalah mereka hendak menguji keandalan pengiriman produk segar.

Akuisisi Whole Foods sendiri sejak awal diduga dilakukan karena Amazon ingin memasuki bisnis produk makanan segar dan mudah rusak. Dengan sentuhan teknologi digital, pembeli bisa menentukan seperti tingkat kematangan buah dan sayur melalui telepon cerdas. Informasi ini muncul karena Amazon mengembangkan perangkat atau sensor yang bisa memberikan informasi tingkat kematangan produk tanpa melibatkan petugas.

Akuisisi Whole Foods sendiri sejak awal diduga dilakukan karena Amazon ingin memasuki bisnis produk makanan segar dan mudah rusak.

Mereka membutuhkan informasi mengenai waktu pengiriman secara akurat untuk setiap produk karena waktu pengiriman merupakan salah satu faktor kritis dalam pengelolaan makanan segar dan mudah rusak. Setidaknya dengan pembedaan waktu antara yang dua jam dan kurang dari satu jam, Amazon mendapat informasi produk-produk yang harus tiba lebih cepat dan produk-produk yang bisa tiba menyusul. Dengan informasi ini maka mereka bisa memastikan lebih tepat ketersediaan, waktu pengemasan, dan lain-lain di gudang mereka.

REUTERS/BOBBY YIP

Seorang pekerja India bekerja dalam fasilitas di pusat gudang terbesar Amazon di pinggiran Hyderabad, India, pada 7 September 2017.

Secara keseluruhan, Amazon memang terus melakukan inovasi dalam pengiriman barang. Mereka tidak terlena dengan keadaan sekarang. Kenyataannya, biaya pengepakan dan pengiriman terus melonjak.

Berdasarkan data mereka, biaya pengiriman pada tahun 2015 mencapai 11,5 miliar dollar AS sementara pada tahun lalu telah melonjak menjadi 21,7 miliar dollar AS secara global.

Apalagi belakangan mereka juga berkonflik dengan pemerintah AS karena Presiden Donald Trump menuduh selama ini mereka telah merugikan US Postal Service. Dengan keadaan ini maka Amazon perlu mengembangkan jasa layanan pengiriman tersendiri.

Bulan lalu mereka mengembangkan inisiatif untuk membangun sejumlah wirausaha mandiri di dalam bidang jasa kurir setempat dengan ukuran kecil. Tujuan dari inisiatif ini adalah, mereka yang tergabung di dalam Delivery Service Partners menjadi kepanjangan tangan dari 75 stasiun pengantaran produk yang tersebar di berbagai tempat di Amerika Serikat. Partner ini cukup berinvestasi dengan nilai 10.000 dollar AS dengan memiliki mobil pengantaran sekitar 40 buah.