KOMPAS/ADI SUCIPTO

Pengolah tambak garam di kawasan Manyar, Kabipaten Gresik, Jawa Timur Selasa (11/9/2018) mengangkuti garam yang sudah diwadahi karung plastik menuju gudang penyimpanan. Harga garam di tingkat petambak saat ini berkisar Rp 1300-1500 per kilogram, turun.dibanding Juli dan Agustus lalu yang mencapai Rp 1600-2000 per kg.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan kemakmuran penduduk perdesaan yang tertinggal dari kota, tetapi sejumlah tantangan harus diselesaikan.

Badan Pusat Statistik mencatat, secara nasional jumlah penduduk perdesaan terus menurun dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Tahun 2015 sebanyak 53,3 persen penduduk tinggal di kota dan akan menjadi 56,7 persen pada tahun 2020.

Secara nasional pula jumlah penduduk miskin turun dari waktu ke waktu. Namun, data BPS memperlihatkan jumlah orang miskin di perdesaan lebih besar daripada di perkotaan. Indeks kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan penduduk desa per Maret 2018 lebih besar dibandingkan dengan penduduk perkotaan meskipun secara umum menurun. Indeks kedalaman kemiskinan menggambarkan rata-rata selisih pengeluaran tiap penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Adapun indeks keparahan kemiskinan menggambarkan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Data BPS tersebut mengajak kita melihat desa tetap memerlukan perhatian khusus, hal yang membuat Kompas menurunkan laporan tentang desa pada awal pekan ini. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kemakmuran penduduk perdesaan, antara lain, dengan bantuan dana desa yang dikucurkan langsung ke desa. Hasilnya sudah terlihat dari menurunnya jumlah orang miskin perdesaan secara absolut, begitu juga tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan.

Angka-angka statistik yang menunjukkan membaiknya kemakmuran desa selayaknya menjadi pemacu terus meningkatnya kemakmuran penduduk perdesaan. Hal itu sangat penting sebab desa merupakan benteng pertahanan kita. Produksi pangan sangat tergantung dari masyarakat di perdesaan.

Jika petani mendapat harga baik melebihi biaya produksi dan kebutuhan dasar hidup dan terjamin kesejahteraannya, mereka akan sukarela melakukan inovasi untuk meningkatkan produksi. Produksi pangan yang tinggi akan menguatkan ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk itu, petani yang menjadi pekerjaan mayoritas warga desa harus diikutkan dalam produksi pascapanen sebab pada proses tersebut terbentuk nilai tambah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan di lahan pertanian.

Selain menguatkan infrastruktur fisik desa, seperti jalan desa, fasilitas sanitasi, air bersih, dan listrik desa, untuk memajukan desa yang tidak boleh dilupakan adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial desa.

Membangun infrastruktur ekonomi di desa sudah dilakukan dengan mendirikan badan usaha milik desa. Agar seluruh masyarakat desa terlibat dan bersama-sama mendapatkan manfaat ekonomi, koperasi desa perlu ditumbuhkan dan diperkuat. Iklim yang mendukung tumbuhnya kredit perdesaan melalui perbankan atau lembaga keuangan nonbank akan memudahkan petani mendapatkan modal untuk memperbesar skala usaha.

Membangun infrastruktur sosial dengan memastikan ketersediaan pendidikan yang sesuai dengan potensi daerah serta layanan kesehatan berkualitas. Warga desa yang makmur dan bahagia akan lebih mudah diajak berpartisipasi dalam pembangunan.

Kompas, 14 September 2018