Kawasan pengembangan Kalikuning tersebut meliputi kawasan hulu Kalikuning, mata air Umbul Lanang dan Umbul Wadon, serta dam Pluyon. Kawasan pengembangan Kaliadem meliputi area petilasan Mbah Marijan di Dusun Kinahrejo, jalur labuhan, bungker Kaliadem, dan hulu Kaligendol.
Selama ini, kawasan wisata alam Kalikuning sudah menjadi salah satu daerah wisata yang ramai pengunjung. Data tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung ke obyek wisata Kalikuning menduduki urutan kedua setelah Kaliurang dalam lingkup Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Bersama kawasan Kaliadem, Kalikuning yang berada di kawasan hutan lindung lereng Merapi dapat dijadikan tapak kawasan peruntukan wisata alam antara lain ruang budaya vulkanik. Produk wisata yang dapat dikembangkan berupa wisata ilmiah, wisata pendidikan, dan wisata anthro-vulkanik karena didukung interaksi masyarakat sekitar yang sangat tinggi.
Untuk mendukung pengembangan wisata di Kalikuning, pada tahun 2015 telah terbentuk kelompok pemberdayaan masyarakat dari wilayah Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, yang bergerak di bidang pariwisata dengan nama Kelompok Kalikuning Park atau Kalkun Park.
Ekosistem TNGM terdiri dari kombinasi sistem hayati, sistem lanskap dan sistem budaya yang unik, dan sebagai hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi, dengan jenis berbagai tumbuhan dan hewan asli Gunung Merapi.
Tapak TNGM mempunyai keunikan jenis-jenis tanaman, seperti anggrek Vanda tricolor. Namun, tumbuhan yang ditemukan tidak seluruhnya merupakan tumbuhan khas pegunungan. Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam di sana di antaranya adalah Pinus merkusii, Acacia decurrens, dan Erythrina lithospermaatau dadap yang dibudidayakan penduduk. TNGM juga menjadi habitat burung elang jawa. Jenis burung lain yang ada di antaranya burung bido, raja udang, tulung tumpuk, dan sesap madu.
Terhadap berbagai potensi pengembangan tapak Kalikuning-Kaliadem tersebut, dilakukan analisis atas sejumlah aspek yang terkait dengan potensi tapak Kalikuning-Kaliadem ini. Analisis yang dilakukan meliputi analisis desain tapak lanskap ekologi kepariwisataan alam, analisis desain tapak sarana dan prasarana, analisis desain tapak motif wisatawan untuk berwisata.
Berdasarkan analisis pengembangan tapak wisata, khususnya untuk jalur treking, maka bisa ditawarkan konsep wisata yang layak dikembangkan yaitu wisata alternatif. Wisata alternatif, menurut Lindberg, Kreg dkk (1993), adalah wisata yang menawarkan kegiatan wisata secara terpadu yang meliputi wisata alam, wisata agro, wisata sejarah, wisata petualangan, dan wisata pendidikan, baik dari lokasi maupun obyek yang diamati.
Wisata alternatif yang dapat dikembangkan di TNGM lebih diarahkan ke salah
satu obyek wisata yang ingin diamati oleh wisatawan misalnya wisata pendidikan bambu, anggrek dan tanaman tropis, bebatuan, satwa, dan lain-lain.
Kalikuning mempunyai beberapa obyek daya tarik wisata di antaranya suasana pemandangan alam pegunungan, pemandangan puncak merapi, pemandangan Kota Yogyakarta yang indah, bentang alam Kalikuning, lokasi kegiatan luar ruang (outbound) yang dapat juga dimanfaatkan untuk potensi bumi perkemahan.
Selain itu wisata minat khusus juga tersedia di sini, misalnya pengamatan burung, wisata jelajah atau treking (tracking), dan wisata geologi. Sumber mata air di sekitar area Kalikuning yang tidak akan habis sebagai sumber yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Dari hasil penilaian unsur lanskap pada tapak Kalikuning-Kaliadem, skor yang diperolehnya sangat baik dan memenuhi syarat peruntukan kepariwisataan alam dan didukung nilai daya tarik wisata pada derajat sangat baik.
Dari sisi motivasi wisatawan diketahui bahwa wisatawan yang berwisata ke Kalikuning-Kaliadem berorientasi pada kepentingan konservasi kawasan, memberikan pemahaman pendidikan konservasi kepada masyarakat, meningkatkan peran serta masyarakat, memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah pusat, dan ada nilai rekreasi wisatawan.
Wisatawan di zona Kalikuning dapat melakukan sejumlah kegiatan wisata di antaranya aktivitas luar ruang, perkemahan, apresiasi ekologi hutan, menikmati hawa sejuk pegunungan, pengamatan burung, dan fotografi. Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah treking, jelajah dasar sungai, jelajah wisata (hashing), dan bersepeda.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di zona Kaliadem di antaranya, apresiasi budaya Labuhan Merapi, apresiasi ekologi hutan dan perkebunan, treking, jelajah wisata, bersepeda, dan wisata gunung. Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah bersantai menikmati hawa sejuk pegunungan, aktivitas wisata luar ruangan, berkemah, dan fotografi.
Dengan hasil kajian ini tapak Kalikuning-Kaliadem dapat menjadi tujuan wisata yang layak bagi wisatawan nusantara dan mancanegara. Daya dukung untuk kepariwisataan alam sangat memenuhi syarat untuk pergerakan dan capaian kepuasan berwisata untuk wisatawan.
Muhamad,
Program Studi Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Sumber:
Jurnal Kawistara, Volume 7, Nomor 3, 22 Desember 2017, halaman 207-314:
Tapak Ekologi Kepariwisataan Alam pada Zona Pemanfaatan di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) – Konsep Pengembangan Kepariwisataan Alam Tematik Tapak Kawasan Kalikuning-Kaliadem Sebagai Kawasan Budaya Vulkanik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar